Perbaikan Jembatan Ambles di Lamongan Ditargetkan Rampung Sebelum Mudik
Perbaikan Jembatan Ngaglik 1, Kabupaten Lamongan, yang ambles pada Selasa (29/3/2022) terus dilakukan secara cepat dan terukur. Pekerjaan ditargetkan rampung paling lambat 10 hari sebelum Lebaran.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·4 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Pemerintah Provinsi Jawa Timur memastikan penanganan Jembatan Ngaglik 1, Kabupaten Lamongan, yang ambles pada Selasa (29/3/2022) terus dilakukan secara cepat dan terukur. Pekerjaan ditargetkan rampung selambatnya 10 hari sebelum Lebaran untuk menunjang arus mudik dan kegiatan ekonomi masyarakat yang mulai menggeliat.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengatakan, pihaknya telah meminta Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Jatim beserta pihak-pihak terkait lainnya berkoordinasi dengan Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jawa Timur-Bali. Ini untuk mempercepat penanganan jembatan yang ambles dan segera membangun kembali akses jalan agar aktivitas transportasi serta ekonomi bisa terus bergulir.
Percepatan perbaikan jembatan sangat vital dilakukan mengingat Jembatan Ngaglik 1 berada di jalan poros nasional Lamongan. Jembatan ini juga menjadi bagian dari konektivitas destinasi superprioritas Bromo-Tengger-Semeru (BTS). Dengan demikian, amblesnya Jembatan Ngaglik 1 ini bisa berpengaruh pada perputaran perekonomian masyarakat.
”Oleh karena itulah perbaikan ini menjadi prioritas Pemprov Jatim. Alhamdulillah saat kejadian tidak ada korban jiwa,” ujar Khofifah di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Rabu (30/3/2022) malam.
Seperti diberitakan sebelumnya, jembatan di Jalan Jaksa Agung Suprapto itu ambles pada Selasa (29/3/2022) siang sekitar pukul 14.00. Bagian yang ambles ada di tengah, sedangkan tepi kanan dan kiri jembatan masih normal. Prasarana itu dibangun pada 1993 dan enam tahun kemudian dilebarkan menjadi 18 meter. Bagian yang tidak ambles merupakan bagian yang dilebarkan pada 1999.
Jembatan membentang 25 meter di atas sungai menuju Desa Balun (Kampung Wisata Pancasila), Kecamatan Turi. Letak jembatan antara Hotel Boegenvile dan Rumah Sakit Muhammadiyah atau Kilometer 46-47 dari Surabaya.
Khofifah mengatakan, pelebaran bentang jembatan dilakukan untuk menunjang perkembangan aktivitas transportasi darat yang sangat dinamis. Meski demikian, desain jembatan yang dibangun 29 tahun lalu itu belum memperhitungkan beban kendaraan yang berkembang pesat seperti sekarang ini.
”Sehingga ke depan, seluruh jembatan perlu dievaluasi untuk mengukur kekuatan jembatan saat dilalui oleh kendaraan yang beragam,” kata mantan Menteri Sosial ini.
Beberapa jam setelah ambles, Jembatan Ngaglik 1 langsung diperbaiki. Pemprov Jatim mendatangkan alat berat ekskavator sebanyak dua unit untuk membongkar dan membersihkan material jembatan yang runtuh. Pengerjaan tersebut membutuhkan waktu empat hari.
Setelah itu, balok atau girder jembatan yang putus akan diganti dengan balok baru. Balok baru ini diprediksi sampai di lokasi dalam kurun waktu 10 hari. Sementara itu, untuk pemasangan balok, dibutuhkan waktu empat hari. Selanjutnya, dipasang pelat pada lantai dan dilakukan pengaspalan pada permukaan jembatan.
”Apabila seluruh pekerjaan berjalan lancar sesuai dengan prediksi, Insya Allah, H-10 Lebaran atau sekitar 22 April 2022, Jembatan Ngaglik akan bisa beroperasi lagi,” kata Khofifah.
Selama proses perbaikan jembatan berlangsung, arus lalu lintas untuk kendaraan berat diarahkan ke Jalan Daendels dan Jalan Tol Gresik. Adapun arus kendaraan kecil dialihkan ke jalan-jalan di dalam kota ataupun perkampungan di Lamongan. Kendaraan kecil juga memanfaatkan sisa jembatan yang masih utuh.
Khofifah meminta masyarakat bersabar dan bersikap kooperatif dalam mengakses jalan selama masa perbaikan Jembatan Ngaglik 1. Dia berjanji akan berusaha maksimal agar aktivitas masyarakat selama ibadah puasa tidak terganggu dan bisa segera menggunakan kembali jembatan yang sangat vital tersebut sebelum Lebaran.
Sementara itu, Kepala BBPJN Jawa Timur-Bali Achmad Subki mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan berbagai pihak, terutama perusahaan konstruksi, untuk mendapatkan balok beton yang diperlukan pada pembangunan konstruksi jembatan.
”Pembangunan kembali konstruksi jembatan bisa lebih cepat apabila ada stok balok beton yang sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan. Pembuatan balok beton bisa memakan waktu dua bulan,” kata Subki.
Saat ini, BBPJN Jatim-Bali telah memiliki stok balok beton yang sesuai dengan kebutuhan untuk pembangunan kembali Jembatan Ngaglik 1 sehingga proses perbaikan bisa lebih cepat. Dia memprediksi, pekerjaan memerlukan waktu selama 25 hari kerja.
Selama pekerjaan pembangunan jembatan berlangsung, aparat Polres Lamongan, Polres Gresik, dan Polres Tuban bekerja bahu-membahu mengatur arus lalu lintas kendaraan. Kepala Unit Turjawali Satlantas Polres Lamongan Inspektur Dua Endro menambahkan, jembatan yang ambles berada pada titik tengah sehingga tersisa bagian di sebelah kanan dan kiri.
Dari dua lajur di kanan dan kiri yang tidak ambles, cuma satu yang bisa digunakan untuk lalu lalang kendaraan, yakni dari arah barat (Tuban) menuju timur (Gresik–Surabaya). Satu lajur lainnya yang tidak ambles terlalu sempit untuk lintasan kendaraan, bahkan tidak bisa untuk pergerakan sepeda motor.