Sejumlah warga mengeluhkan harga minyak goreng yang tinggi. Pemkab Banyumas dan Purbalingga berupaya memastikan stok minyak goreng aman pada bulan Ramadhan. Satgas minyak goreng pun dibentuk.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·2 menit baca
PURWOKERTO, KOMPAS — Pemerintah Kabupaten Banyumas membentuk satuan tugas atau satgas untuk memantau distribusi minyak goreng. Meski mudah didapatkan, sejumlah warga di Purwokerto mengaku keberatan dengan harga minyak goreng kemasan yang berkisar Rp 24.000 hingga Rp 26.000 per liter.
”Biasanya dalam sehari saya memakai 3 liter minyak goreng dan bisa dibeli dengan harga Rp 45.000, tetapi sekarang harga minyaknya sampai Rp 72.000,” kata Giovani (25) pemilik warung makan di Grendeng, Purwokerto Utara, Banyumas, Jawa Tengah, Kamis (31/3/2022).
Menurut Giovani yang menjual makanan seperti ayam goreng, nasi goreng, dan mi goreng untuk kalangan mahasiswa di kos-kosan itu, pihaknya tidak bisa menaikkan harga jual makanan karena awal tahun 2022 baru saja menaikkan harga. ”Saya paling menaikkan harga setahun dua kali, di awal tahun dan pertengahan tahun. Kemarin harga sudah naik, masak mau dinaikkan lagi,” tuturnya.
Oleh karena itu, dirinya harus merogoh kocek lebih dalam dengan menambah Rp 27.000 untuk biaya minyak goreng.
Hal serupa juga disampaikan Ani Lestari (43), ibu rumah tangga di Purwokerto Selatan. Ia harus menghemat belanja untuk bisa mendapatkan minyak goreng di warung dengan harga mencapai Rp 26.000 per liter. ”Saya lumayan awet kalau pakai minyak goreng, seliter bisa lebih dari seminggu. Barangnya ada di warung, tapi ya itu mahal,” ujar Ani.
Bupati Banyumas Achmad Husein menyampaikan, pihaknya membentuk satgas minyak goreng yang terdiri dari jajaran organisasi perangkat daerah dan TNI/Polri untuk memantau penjualan minyak goreng dari grosir hingga pembeli dan memastikan ketersediaan minyak goreng. ”Data pembeli dari grosir harus tercatat dengan jelas dan dalam satu minggu harus terus dipantau agar alurnya kelihatan,” tutur Husein.
Dari Purbalingga, Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi dalam sidak ke pasar dan gudang distributor minyak goreng menyampaikan, saat ini minyak goreng curah memang langka. Diperkirakan pasokan dari pusat baru akan datang pada 9 April mendatang. ”Stok bahan pokok terpantau aman. Minyak goreng juga nanti akan aman menunggu pasokan dari pusat 9 April,” kata Pratiwi seperti dikutip dari siaran pers.
Kepala Kepolisian Resor Purbalingga Ajun Komisaris Besar Era Jhoni Kurniawan yang juga mendampingi Pratiwi menyebutkan, hingga saat ini pihaknya tidak menemukan indikasi penimbunan bahan pokok termasuk minyak goreng. ”Kami akan ikut memantau ketersediaan bahan pangan di wilayah Purbalingga. Sampai kini tidak kami temukan adanya penimbunan,” tuturnya.