Fasilitas Pendidikan Jadi Sasaran, KKB Bakar Dua Sekolah di Intan Jaya
Kelompok kriminal bersenjata kembali membakar fasilitas pendidikan di Provinsi Papua. Kelompok ini membakar satu sekolah dasar dan satu sekolah menengah pertama di Kabupaten Intan Jaya.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·3 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Kelompok kriminal bersenjata kembali membakar fasilitas pendidikan di Papua. Kelompok di bawah pimpinan Undius Kogoya membakar gedung dua sekolah di Distrik Hitadipa, Kabupaten Intan Jaya, Rabu kemarin.
Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Papua, Komisaris Besar Ahmad Mustofa Kamal di Jayapura pada Kamis (31/3/2022) membenarkan informasi tersebut. Kedua sekolah yang dibakar adalah SD Yayasan Pendidikan Persekutuan Gereja-geraja Indonesia (YPPGI) dan SMP Negeri 2 Hitadipa.
Ahmad memaparkan, aksi kelompok kriminal bersenjata (KKB) pimpinan Undius Kogoya membakar dua sekolah berdasarkan keterangan warga setempat terjadi pada pukul 16.30 WIT. Terdapat sembilan ruangan kelas di dua sekolah ini.
”Mereka tidak hanya membakar gedung sekolah, tetapi juga menganiaya dua warga sipil. Salah satu korban adalah guru di sekolah yang mereka bakar,” kata Ahmad.
Aparat telah menyekat jalur KKB untuk masuk ke Distrik Sugapa, ibu kota Intan Jaya, dan mengamankan area sekitar obyek vital
Ahmad menuturkan, diduga puluhan anggota KKB yang membakar dua sekolah dari informasi sejumlah saksi yang melihat insiden tersebut. Para pelaku langsung melarikan diri dari Hitadipa setelah membakar dua sekolah itu.
”Anggota TNI Polri di Intan Jaya berupaya mencegah pembakaran fasilitas publik. Aparat telah menyekat jalur KKB untuk masuk ke Distrik Sugapa, ibu kota Intan Jaya, dan mengamankan area sekitar obyek vital,” katanya.
Kepala Perwakilan Komnas HAM Papua, Frits Ramandey saat dihubungi mengungkapkan, diduga pembakaran dua sekolah di Intan Jaya sebagai aksi balas dendam setelah salah satu pemimpin KKB, Toni Tabuni, ditembak mati aparat keamanan di Nabire pada Selasa (29/3/2022).
”Toni adalah salah satu pimpinan kelompok bersenjata yang sering melakukan aksi di Intan Jaya. Dia juga merupakan salah satu wakil dari Undius Kogoya. Aksi ini berdampak anak-anak kehilangan haknya untuk mendapatkan layanan pendidikan,” ungkap Frits.
Diketahui Satgas Penegakan Hukum Damai Cartenz menembak mati Toni Tabuni yang melawan saat akan ditangkap di Kelurahan Siriwini. Aparat juga menangkap salah satu rekan Toni bernama Kais Tabuni.
Toni terlibat dalam sembilan kasus kekerasan terhadap aparat keamanan dan warga sipil di tiga daerah, yakni Kabupaten Intan Jaya, Kabupaten Paniai, dan Kabupaten Puncak.
Kasus yang menonjol adalah pencurian dengan kekerasan terhadap personel Pos Polisi 99 Ndeotadi pada tanggal 15 Mei 2020. Insiden ini mengakibatkan Briptu Cristian Palling mengalami luka bacok di kepala dan tubuh. Para pelaku juga merampas tiga pucuk senjata api di pos.
Kasus lainnya pada tahun 2020 adalah penembakan tiga warga, yakni dua tenaga kesehatan di Intan Jaya bernama Alemalik Bagau dan Heniko Somau serta seorang warga bernama Yunus Sani.
Toni juga terlibat aksi penembakan yang menyebabkan Kepala Badan Intelijen Negara Papua Mayor Jenderal Anumerta I Gusti Putu Dani Nugraha meninggal di Distrik Beoga Kabupaten Puncak pada 25 April 2021.