KKB Gunakan Senjata Rampasan Saat Tewaskan Dua Prajurit TNI di Nduga
Jumlah anggota marinir yang gugur akibat serangan kelompok Egianus Kogoya di Kabupaten Nduga bertambah menjadi dua orang. Seluruh korban telah dievakuasi ke Timika pada Minggu pagi.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·2 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Seorang anggota TNI kembali gugur pasca-serangan kelompok kriminal bersenjata pimpinan Egianus Kogoya di Pos Marinir Perikanan Quari Bawah, Distrik Kenyam, Kabupaten Nduga. Senjata yang digunakan kelompok itu adalah hasil rampasan dari aparat keamanan tahun 2020.
Kelompok kriminal bersenjata (KKB) menyerang pos itu pada Sabtu (26/3/2022), pukul 17.50 WIT. Insiden itu berakibat fatal. Setelah Letnan Dua Mohamad Iqbal, komandan pleton pos, gugur, nyawa prajurit Satu Wilson Here juga tidak bisa diselamatkan beberapa jam kemudian. Dia menderita luka tembak di bagian perut.
”Kedua korban gugur dan delapan prajurit korban luka telah dievakuasi dari Kenyam ke Timika dengan helikopter pada Minggu pagi. Kelompok Egianus menyerang prajurit dengan menggunakan senjata laras panjang dan senjata pelontar granat,” kata Komandan Distrik Militer 1715/Yahukimo Letnan Kolonel Yohanis Viktorianus Tethool, Minggu (27/3/2022).
Yohanis menyebutkan, kini aktivitas warga telah berjalan normal seperti biasa. Namun, dia menginstruksikan seluruh jajarannya waspada menghadapi serangan kelompok Egianus.
Kelompok Egianus Kogoya sudah berulang kali berulah. Mereka menyerang 28 pekerja PT Istaka Karya pada 2 Desember 2018 di Bukit Kabo, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga. Sebanyak 17 orang meninggal dan 7 orang selamat. Sedikitnya empat pekerja belum ditemukan hingga saat ini.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Papua Komisaris Besar Faizal Ramadhani mengungkapkan, kali ini kelompok Egianus menyerang anggota TNI menggunakan senjata hasil rampasan dari aparat keamanan tahun 2020.
Faizal, juga Wakil Kepala Operasi Satgas Damai Cartenz, menyatakan, sebanyak 85 personel anggota Satgas Damai Cartenz di Distrik Kenyam saat ini bersiaga menghadapi serangan kelompok Egianus.
Tahun ini tercatat KKB delapan kali menyerang aparat keamanan di Papua dan Papua Barat. Sementara serangan KKB ke warga sipil dilakukan empat kali.
Akibatnya, lima anggota TNI dan sembilan warga di Papua meninggal. Selain itu, satu anggota TNI di Papua Barat meninggal dunia. Adapun 14 anggota TNI dan dua personel polisi dan dua warga mengalami luka-luka.
Juru bicara Tentara Pembebasan Nasional (TPN-OPM) Organisasi Papua Merdeka, Sebby Sambon, menegaskan bertanggung jawab atas serangan anggota marinir di Distrik Kenyam pada Sabtu sore. Serangan ini dipimpin langsung oleh Egianus Kogoya.
Ia menegaskan, OPM menolak dialog damai dengan pemerintah Indonesia dan hanya menerima perundingan dengan opsi pengakuan atas kemerdekaan Papua di tempat yang netral. Apabila perundingan belum terealisasi, OPM akan terus menempuh upaya perang gerilya menghadapi pemerintah.
”Selama tidak ada perundingan, konflik di Papua tidak akan berhenti. Kami akan terus berjuang dengan berperang menghadapi TNI Polri,” ujar Sebby.