Tantangan Menghutankan IKN: Dari Restorasi Hutan Industri sampai Rehabilitasi Lubang Tambang
Mengubah hutan produksi menjadi hutan alam sangat mungkin dilakukan. Hanya, butuh metode yang tak biasa.

Sejumlah pohon eukaliptus berjejer di hutan tanaman industri milik PT ITCI Hutani Manunggal di Sepaku, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Selasa (22/3/2022). Di wilayah ini akan dibangun ibu kota negara baru.
Selain merestorasi hutan tanaman industri, pemerintah memiliki tantangan untuk memulihkan lubang tambang di kawasan perluasan Ibu Kota Negara Nusantara di Kalimantan Timur. Para pakar menilai, hal itu sangat mungkin dilakukan dengan sejumlah catatan. Akademisi juga mewanti-wanti supaya pemerintah awas terhadap pontensi dampak ekologis dari pembangunan IKN.
Pada Selasa (22/3/2022), sejumlah pakar dari Forum Pimpinan Lembaga Pendidikan Tinggi Kehutanan Indonesia atau Foretika mengunjungi Persemaian Mentawir, tempat yang disiapkan untuk memproduksi bibit guna menghutankan IKN Nusantara.
Bersama perwakilan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), mereka juga melihat titik nol IKN dan sejumlah lahan yang bakal menjadi Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) IKN di Kecamatan Sepaku, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.
Kompas turut dalam lawatan tersebut. Lahan yang akan dijadikan kawasan inti IKN berada di lahan konsesi PT ITCI Hutani Manunggal. Kawasan itu merupakan hutan tanaman industri. Sejauh mata memandang, terlihat ratusan ribu pohon homogen. Sebagian besar berupa eukaliptus. Di beberapa titik terdapat sedikit pohon akasia.
Karena homogen, tak terlihat burung atau satwa lain di pepohonan. Meskipun ditanami pohon, tanaman itu tak bisa untuk berteduh. Sebab, eukaliptus memiliki sedikit daun. Tegakan pohon pun ditata dengan jarak sekitar 2 meter.
Sejumlah truk yang mengangkut batang kayu pun masih lalu lalang di jalan hauling. Lahan di sana berbukit dengan tinggi mencapai 80 meter di atas permukaan laut. Jalan yang tersedia hanya jalan hauling berupa jalur tanah berbatu.
Beberapa pohon industri di sana memiliki tinggi mencapai 7 meter. Di sisi lain, sebagian pohon baru ditanam dengan tinggi sekitar 1 meter. Bahkan, beberapa lahan terlihat gundul lantaran baru dipanen sebagai bahan baku kertas.
Sementara Persemaian Mentawir berada sekitar 30 kilometer dari titik nol IKN. Untuk menuju persemaian itu harus melalui jalan tanah berbatu sepanjang 10 kilometer. Sejumlah mobil terjebak dalam kubangan lumpur lantaran baru saja diguyur hujan.
Kondisi Persemaian Mentawir saat ini masih dalam pembangunan. Di dalamnya baru terdapat ratusan bibit pohon yang dijejer di area sekitar 20 meter x 6 meter di bawah instalasi baja ringan. Bibit itu dinaungi paranet hitam untuk mereduksi sinar matahari.
Di antara bibit-bibit, tersemat informasi, seperti bibit meranti, belarengan, kapur, gaharu, dan jambu-jambuan. Bakal pohon itu disemai di polybag dengan diameter sekitar 10 sentimeter. Beberapa daun bibit itu bahkan terlihat kering.
Setelah meninjau lokasi, para pakar kehutanan tersebut selanjutnya berdiskusi dengan Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar di Kota Balikpapan, Kaltim, Rabu (23/3/2022). Dialog itu bertajuk ”Mengembalikan Kalimantan’s Tropical Rain Forest”.
Forum dihadiri Kepala Badan Restorasi Gambut dan Mangrove Hartono, Sekretaris Jenderal KLHK Bambang Hendroyono, dan Wakil Ketua Komisi IV DPR Budisatrio Djiwandono.
Baca juga : Menjaring Investor Berpotensi untuk Pembiayaan IKN

Suasana dialog bertajuk Mengembalikan Kalimantans Tropical Rain Forest di Kota Balikpapan, Kaltim, Rabu (23/3/2022). Diskusi yang diselenggarakan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) itu juga membahas tantangan menghutankan IKN Nusantara.
Dalam diskusi, Guru Besar Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Muhammad Naim menyatakan bahwa mengubah hutan produksi menjadi hutan alam untuk IKN sangat mungkin dilakukan. Hanya, menurut dia, dibutuhkan metode yang tak biasa.
Ia menyatakan, bibit pohon tak bisa serta-merta ditanam di lahan yang sudah dibuka luas. Tanaman industri yang ada di calon lokasi IKN bisa dimanfaatkan sebagai naungan sementara bagi bibit pohon yang baru ditanam.
”Intinya memang memanipulasi space, lingkungan, dan juga cahaya,” kata Naim.
Baca juga : Untuk Menghijaukan IKN, Persemaian Mentawir Butuh Banyak Pengembangan

Warga berfoto bersama di titik nol IKN Nusantara di kawasan PT ITCI Hutani Manunggal, Kecamatan Sepaku, Penajam Paser Utara, Kaltim, Selasa (22/3/2022). Pemerintah akan menanam sejumlah tanaman khas di tempat ini guna mewujudkan kota hutan (forest city).
Ia juga memberi catatan mengenai Persemaian Mentawir yang bakal memproduksi bibit untuk menghutankan IKN. Menurut dia, kondisi persemaian itu saat ini belum ideal. Dibutuhkan banyak pengembangan agar bibit yang dihasilkan berkualitas dan mampu tumbuh dengan baik.
Intinya memang memanipulasi space, lingkungan, dan juga cahaya.
Misalnya, saat ini ukuran polybag yang digunakan untuk menyemai bibit pohon terlalu kecil. Polybag yang ideal untuk bibit pohon di Mentawir, katanya, setidaknya harus berdiameter 15 sentimeter dengan panjang 17 sentimeter. Ia menyarankan, persemaian untuk IKN Nusantara perlu serius disiapkan agar menghasilkan bibit unggul.
”Terkait persemaian, yang harus diperhatikan menyangkut kualitas bibit. Sebab, tanaman itu akan berhasil tumbuh tergantung dari kualitas bibit. Selanjutnya, persiapan lahan tanam, waktu tanam, pemeliharaan, dan pemupukan,” katanya.
Baca juga : Ruang Hijau Bakal Mendominasi Ibu Kota Nusantara

Pekerja sedang menata bibit di Persemaian Mentawir yang akan dikembangkan menjadi persemaian modern di Kecamatan Sepaku, Penajam Paser Utara, Kaltim, Selasa (22/3/2022). Dalam waktu dekat, persemaian ini ditargetkan mampu memproduksi 20 juta bibit per tahun untuk rehabilitasi lahan IKN Nusantara.
Nantinya, pemerintah juga diminta tak hanya berfokus membangun hutan hujan tropis di IKN. Hutan tersebut diharapkan mampu memberi manfaat ekonomi bagi masyarakat di sekitarnya.
”Dalam konteks ini, hutan yang dibangun seharusnya tidak hanya sebagai fungsi konservasi, tetapi juga fungsi ekonomi yang memberikan jaminan kesejahteraan masyarakat,” ujar Dekan Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman, Samarinda, Rudianto Amirta.
Rehabilitasi lubang tambang
Sesuai undang-undang, total luas daratan IKN adalah 256.142 hektar. Di dalamnya terdapat kawasan IKN seluas 56.180 hektar yang tidak terdapat aktivitas pertambangan.
Akan tetapi, terdapat banyak lahan rusak akibat pertambangan ilegal dan tambang berizin di kawasan pengembangan IKN seluas 199.962 hektar. KLHK mencatat, setidaknya terdapat 1.751,7 hektar bukaan tambang di kawasan pengembangan itu.
Area itu tersebar di Kecamatan Samboja, Kutai Kartanegara. Beberapa teridentifikasi di tutupan hutan yang berfungsi sebagai koridor satwa. Sejumlah lubang tambang juga terdapat di zona penyangga Taman Hutan Raya Bukit Soeharto, kawasan konservasi dan pendidikan.
Kadar pH air di lubang tambang itu berkisar 2,1-5,8. Menurut Environmental Protection Agency (EPA) di Amerika Serikat, tingkat pH air minum yang aman dikonsumsi oleh manusia ada di kisaran pH 6,5 hingga pH 8,5.

Petugas Waduk Samboja di Kecamatan Samboja, Kutai Kartanegara, Kaltim, melihat lubang bekas tambang batubara ilegal yang memasuki kawasan hijau waduk, Senin (21/10/2019).
Pengajar Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB University, Irdika Mansur, mengatakan, kadar pH air di lubang tambang itu tidak layak konsumsi sehingga sulit dimanfaatkan. Menurut dia, air itu perlu dinetralkan dengan sejumlah pendekatan. Salah satunya, air di lubang tambang bisa dinetralkan terlebih dahulu dengan eceng gondok berkali-kali sampai mencapai kadar pH normal.
Ada juga metode cepat dengan menaburkan kapur ke dalam air genangan tambang. Namun, hal itu membutuhkan biaya besar, yakni Rp 1 miliar per lubang tambang. Ada juga cara hemat, tetapi membutuhkan waktu yang lebih lama, misalnya dengan membuat hutan terapung. Jadi, tanaman dan bahan organik diapungkan dengan bambu, pipa, atau keramba jaring apung di genangan air lubang tambang.
”Sehingga (tanaman) nanti akan menyebarkan asam-asam lemah yang bisa bereaksi dengan sulfatnya tadi sehingga airnya bisa netral,” ujar Irdika.

Pengajar Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB University, Irdika Mansur, saat diwawancarai di Kota Balikpapan, Kaltim, Rabu (23/3/2022).
Akan tetapi, menurut dia, pemerintah perlu membuat peraturan yang baru. Peraturan itu sebagai acuan untuk pemanfaatan hasil rehabilitasi lubang tambang. Selama ini regulasi yang ada hanya mengatur pemulihan lubang tambang.
Irdika berpendapat, dibutuhkan peraturan baru sebagai acuan siapa yang bisa mengelola hasil dari rehabilitasi lubang tambang. Selain itu, siapa saja pihak-pihak yang bisa memanfaatkan segala sesuatu yang dihasilkan dari rehabilitasi lubang tambang.
Dampak ekologis
Megaproyek IKN Nusantara juga diharapkan tidak menimbulkan dampak lingkungan bagi kawasan di sekitarnya. Untuk itu, pemerintah diminta melakukan kajian yang komprehensif sebelum benar-benar membangun IKN. Dekan Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin, Makassar, MujetahidIa mewanti-wanti pemerintah agar jangan sampai pembangunan IKN dituduh menjadi penyebab sejumlah bencana di kemudian hari.
”Kajian dampak yang ditimbulkan harus detail,” ujarnya.
Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar menyatakan akan menampung seluruh masukan para akademisi. Pihaknya akan melibatkan pakar dan kampus dalam menyiapkan segala konsep dalam menghutankan IKN Nusantara. Hal itu terutama terkait masalah sosial ekonomi dari hutan yang akan dibangun di ibu kota baru.
”Bagaimana IKN ini dibangun dan lingkungannya malah lebih baik. Itu yang diminta Bapak Presiden,” pungkas Siti.

Peserta menyematkan tanda tangan dalam rangkaian dialog bertajuk Mengembalikan Kalimantans Tropical Rain Forest di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, Rabu (23/3/2022). Diskusi yang diselenggarakan KLHK itu juga membahas tantangan menghutankan IKN Nusantara.