Pemprov Jatim Dorong Penggunaan Kendaraan Listrik dan Kompor Induksi
Untuk mempercepat konversi menuju energi bersih dan ramah lingkungan serta meningkatkan ketahanan energi di sektor transportasi, masyarakat Jawa Timur didorong menggunakan kendaraan listrik dan kompor induksi.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·4 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Pemerintah Provinsi Jawa Timur mengimbau warganya menggunakan kendaraan listrik berbasis baterai dan kompor induksi. Hal ini untuk mempercepat konversi menuju energi bersih dan ramah lingkungan. Selain itu, kebijakan tersebut diyakini mampu meningkatkan ketahanan energi di sektor transportasi.
Imbauan tersebut dituangkan dalam Surat Edaran (SE) Nomor 671/85/124.3/2022 tentang penggunaan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB) dan kompor induksi yang diterbitkan oleh Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa. Pemprov Jatim meyakini, kebijakan baru ini juga akan berdampak pada penguatan ekonomi nasional melalui pengurangan impor, subsidi bahan bakar minyak (BBM), serta penghematan devisa negara.
”Surat edaran ini merupakan dukungan konkret Pemprov Jatim terhadap Perpres No 55 Tahun 2019 tentang Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle) untuk Transportasi Jalan,” ujar Khofifah Indar Parawansa di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Rabu (23/3/2022).
Dia berharap surat edaran tersebut akan memacu semangat bersama yang akan mempercepat implementasi di masyarakat. Dengan demikian, segera terwujud energi yang ramah lingkungan, kualitas udara bersih, serta emisi gas rumah kaca yang menurun signifikan.
Melalui surat edaran itu, Gubernur Jatim Khofifah mengimbau semua elemen masyarakat, terutama pemerintah kabupaten dan kota, pengelola restoran, pengelola hotel, pengelola apartemen, rumah susun, serta konsumen rumah tangga, segera bertransformasi ke KLBB dan kompor induksi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Menurut Ketua Umum Muslimat Nahdlatul Ulama ini, masyarakat tidak perlu khawatir dengan dampak penggunaan kendaraan listrik dan kompor induksi. Pemprov Jatim dan PLN terus berkolaborasi menyiapkan infrastruktur yang memadai, antara lain stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU), stasiun penukaran baterai kendaraan listrik umum (SPBKLU), dan home charging station.
General Manager Perusahaan Listrik Negara Unit Induk Distribusi (UID) Jawa Timur Lasiran mengatakan, pihaknya terus menggaungkan kemudahan gaya hidup serba elektrik (electrifying lifestyle). Selain itu, juga menggencarkan pembangunan infrastruktur penunjang ekosistem kendaraan listrik ataupun kompor induksi.
Sebagai gambaran, total jumlah charging station atau stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) secara nasional sampai dengan Februari 2020 sebanyak 267 unit di 195 lokasi. Adapun total charging station yang dimiliki PLN sebanyak 120 unit tersebar di 92 lokasi di seluruh Indonesia.
Untuk mempercepat ekosistem kendaraan listrik, PLN telah menyediakan infrastruktur kelistrikan melalui stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU), stasiun penukaran baterai kendaraan listrik umum (SPBKLU), dan home charging station.
”Saat ini terdapat 7 unit SPKLU yang tersebar di Jatim, mulai dari Madiun hingga Banyuwangi. Infrastruktur ini akan terus diperbanyak. Bahkan, dalam waktu dekat akan dioperasikan empat unit SPKLU lagi,” kata Lasiran.
Layanan ini untuk menghadirkan kemudahan dan keleluasaan dalam memanfaatkan listrik dari PLN.
Menurut Lasiran, pihaknya juga meluncurkan program stimulus untuk memberikan kemudahan bagi pengguna kompor induksi, yakni program nyaman kompor induksi, tambah daya hingga 11.000 VA melalui aplikasi PLN Mobile hanya membayar Rp 150.000. Tarif ini berlaku bagi pengguna kompor induksi. Promo berlaku hingga 31 Desember 2022.
Ada pula program stimulus untuk memberikan kemudahan bagi pemilik kendaraan listrik, khususnya mobil listrik, yakni Super Everyday. Kemudahan ini diberikan bagi pelanggan yang ingin melakukan penyambungan baru (PB) untuk pengisian daya di rumah atau home charging.
”Layanan Super Everyday merupakan strategi PLN untuk mendukung para pengguna mobil listrik agar dapat melakukan pengisian baterai di rumah masing-masing. Layanan ini untuk menghadirkan kemudahan dan keleluasaan dalam memanfaatkan listrik dari PLN,” ucap Lasiran.
Di sisi lain, imbauan Pemprov Jatim terkait dengan penggunaan kendaraan listrik dan kompor induksi mendapat sambutan baik dari masyarakat. Namun, masih banyak yang ragu karena beragam alasan.
Yuswanul (45), warga Surabaya, misalnya, menyatakan belum tertarik menggunakan motor listrik karena harganya yang jauh lebih mahal dibandingkan dengan motor berbahan bakar minyak. ”Saya pernah mendatangi salah satu tempat penjualan motor listrik dan menanyakan harganya. Satu unit motor dijual di kisaran Rp 30 juta,” ujarnya.
Sementara itu, Fatihatul Lailiyah (32), ibu rumah tangga di Sidoarjo, mengaku tertarik menggunakan kompor induksi. Alasannya, harga gas elpiji 12 kilogram atau nonsubsidi sekarang naik menjadi hampir Rp 200.000. Namun, dia masih ragu karena belum berpengalaman menggunakan kompor listrik.
”Ada beragam merek kompor listrik dengan harga cukup terjangkau. Namun, saya masih bingung dengan penghitungan konsumsi daya listriknya. Khawatir tagihan listrik menjadi berlipat,” ucap Fatihatul.