Operasi Pasar Minyak Goreng Curah Jabar untuk Rakyat Kecil
Pedagang penerima minyak goreng curah hasil operasi pasar diminta menjual ke masyarakat dengan harga terjangkau. Harga maksimal yang disarankan Rp 14.000.
Oleh
MACHRADIN WAHYUDI RITONGA
·2 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Manfaat operasi pasar minyak goreng curah disebut belum dirasakan sepenuhnya oleh masyarakat di Jawa Barat. Hal itu diduga terkendala proses distribusi yang belum ideal.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jabar Iendra Sofyan di Bandung, Senin (21/3/2022), menyatakan, operasi pasar terus dilaksanakan di 14 titik yang dianggap jauh dari jangkauan retail. Operasi pasar ditujukan kepada pedagang pasar dengan harga yang diberikan Rp 13.000 per liter.
"Pedagang bisa menjualnya kembali dengan harga tidak lebih dari Rp 14.000 per liter atau Rp 15.500 per kilogram,” katanya.
”Minyak goreng kemasan sudah membanjiri toko ritel. Hal ini bisa berdampak pada keseimbangan permintaan dan penawaran sehingga nantinya tidak terlalu mahal lagi. Namun, kami juga sediakan operasi pasar minyak goreng curah agar lebih terjangkau masyarakat kecil,” ujarnya.
Iendra menyatakan, Kementerian Perdagangan juga bekerja sama dengan polisi untuk memastikan distribusi minyak goreng. Alasannya, berdasarkan data Kemendag, 89 juta liter minyak goreng terdapat di Jabar. Namun, masyarakat masih merasa kesulitan mendapatkannya.
”Dari dashboard Kemendag, Jabar dapat cukup besar, sekitar 89 juta liter. Kalau dihitung, setiap warga bisa dapat 2 liter. Tetapi, di lapangan tidak ada, kelangkaan masih terjadi. Karena itu, Mendag bekerja sama dengan polda dan Polri untuk mengawasi distribusinya,” ujarnya.
Sekretaris Daerah Kota Bandung Ema Sumarna menyatakan, Kota Bandung sebagai salah satu penerima operasi pasar mendapatkan 10 ton minyak goreng curah. Dia berharap pedagang yang mendapatkan minyak goreng curah bersedia menjualnya kembali sesuai harga yang dianjurkan.
”Sudah jelas arahannya, mereka dapat Rp 13.000. Jadi, kami ingatkan untuk jual kembali Rp 14.000. Kami lihat di sini mayoritas yang beli minyak goreng digunakan untuk berjualan gorengan,” ujarnya.
Sebelumnya, Wakil Gubernur Jabar Uu Ruzhanul Ulum dalam pemantauan operasi pasar di Subang menyatakan, tindakan ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat jelang Ramadhan. Namun, dia tetap mengingatkan masyarakat untuk tidak terlalu bergantung pada minyak goreng karena terdapat metode memasak lainnya.