Kapal Pengangkut Minyak Goreng Datang, Warga Natuna Menyerbu Pedagang
Kapal pengangkut 21 ton minyak goreng tiba di Natuna, Kepulauan Riau. Warga di pulau perbatasan itu berbondong-bondong mengantre untuk membeli minyak goreng kemasan yang masih dijual dengan harga Rp 15.000 per liter.
Oleh
PANDU WIYOGA
·3 menit baca
BATAM, KOMPAS — Kapal pengangkut 21 ton minyak goreng tiba di Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, Senin (21/3/2022) pagi. Antrean warga mengular di sejumlah titik karena minyak goreng kemasan yang dibawa dari Tanjung Pinang, Kepri, itu masih dipasarkan dengan harga Rp 15.000 per liter.
Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan Usaha Mikro, Kabupaten Natuna Marwan Syahputra mengatakan, kedatangan kapal pengangkut minyak goreng itu sangat dinantikan warga. Sekitar satu bulan terakhir, harga minyak goreng kemasan di Natuna mencapai Rp 25.000 per liter.
Minyak goreng kemasan sebanyak 21 ton yang dibeli dari distributor di Tanjung Pinang itu sebagian mulai dipasarkan oleh enam toko kelontong yang telah ditunjuk dengan harga Rp 15.000 per liter. Sejumlah petugas diturunkan di beberapa titik penjualan untuk mencegah pembelian dalam jumlah besar (panic buying).
”Tadi memang ada antrean warga di sejumlah lokasi karena kami masih menjual minyak goreng kemasan dengan harga eceran tertinggi (HET) yang lama,” kata Marwan saat dihubungi dari Batam.
Namun, setelah stok minyak goreng kemasan sebanyak 21 ton itu habis, selanjutnya harga akan mengikuti pasar seperti di daerah lain. Seusai pemerintah melepas harga minyak goreng kemasan ke pasaran, umumnya harga minyak goreng kemasan berkisar Rp 24.000 hingga Rp 25.000 per liter.
Marwan menambahkan, Pemerintah Kabupaten Natuna akan berkoordinasi dengan distibutor di Batam dan Tanjung Pinang untuk mendapat stok minyak goreng curah. Hal itu penting untuk membantu usaha mikro, kecil, dan menengah tetap bertahan di tengah mahalnya harga minyak goreng kemasan.
”Kalau kami bisa mendapat minyak goreng curah dengan harga sekitar Rp 14.000 dari distributor di Batam dan Tanjung Pinang, minyak goreng curah nantinya bisa dipasarkan dengan harga Rp 16.000 di Natuna,” ujar Marwan.
Kebutuhan minyak goreng di Natuna sekitar 50 ton per bulan. Namun, menurut Marwan, Pemerintah Kabupaten Natuna masih kesulitan mencari distributor minyak goreng yang dapat memenuhi kebutuhan warga.
Selain soal menipisnya stok di daerah penyuplai, tingginya harga minyak goreng di Natuna juga disebabkan oleh faktor transportasi. Bahan pokok dari Tanjung Pinang atau Batam harus diangkut dengan kapal. Perjalanan laut ke Natuna memakan waktu lebih dari 20 jam.
Secara terpisah, Gubernur Kepri Ansar Ahmad meminta pemerintah pusat agar menugaskan distributor untuk memasok minyak curah ke Kepri. Permintaan itu telah disampaikan melalui surat resmi kepada Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Kementerian Perdagangan, dan kepada Direktorat Jenderal Industri Agro, Kementerian Perindustrian.
”Kami juga mengarahkan pemerintah kabupaten/kota agar berkoordinasi secara intensif dengan distributor lokal untuk mendapat pasokan minyak goreng curah serta menjaga kelancaran distribusinya,” kata Ansar lewat pernyataan tertulis.