Sembilan anggota geng motor diringkus Polresta Banyumas. Enam orang di antaranya masih pelajar.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·3 menit baca
PURWOKERTO, KOMPAS — Sembilan anggota geng motor yang meresahkan masyarakat di Purwokerto diringkus oleh Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Kota Banyumas. Sembilan orang itu terdiri dari 3 orang dewasa dan 6 remaja berusia 15-17 tahun. Barang bukti berupa pelat besi dan tiga celurit disita kepolisian.
Kepala Kepolisian Resor Kota Banyumas Komisaris Besar Edy Sitepu menyampaikan, ada dua kelompok geng motor yang hendak menyerang sekelompok orang di Sawangan, Purwokerto. Mereka terdiri dari Kelompok Geng Motor Junior Liberstan dari Brebes dan Golden Stress Purwokerto. Aksi mereka terekam kamera pemantau pada Sabtu (19/3/2022) pukul 02.30. Tidak ada korban jiwa dalam penyerangan itu, tapi satu motor rusak akibat ditendang dua kelompok ini.
”Awalnya itu saling ejek-ejekan di sosmed. Jadi, sekali lagi ini masalah sosmed, ejek-ejekan sehingga mereka (Geng dari Brebes) janjian dengan kelompok geng motor di Purwokerto untuk melakukan penyerangan di daerah Sawangan,” kata Edy, Senin (21/3/2022).
Sembilan tersangka yang ditangkap adalah RAAF (15), MAF (15), RR (16), MSK (17), GS (17), dan DJY (17) termasuk dalam kategori anak-anak serta berstatus pelajar SMK. Kemudian, tiga lainnya orang dewasa, yaitu BK (18), ES (18), dan HSHP (20). Tiga orang ditangkap di sebuah hotel di Purwokerto, dan enam orang lainnya ditangkap di rumah masing-masing. Semua ditangkap pada Minggu (20/3/2022). ”Dari tiga orang itu, 2 orang drop out dan 1 orang sudah lulus,” ujar Edy.
”Dari pemeriksaan sembilan orang, ada tiga orang yang positif Benzo. Kami akan melakukan pengembangan, mereka dapat obat itu dari mana dan perlu saya sampaikan, mereka mengonsumsi Benzo untuk menambah keberanian,” tuturnya.
Para tersangka dijerat dengan Pasal 170 KUHP dengan ancaman pidana penjara paling lama lima tahun enam bulan. ”Kepada geng-geng motor yang ada di Purwokerto dan sekitarnya untuk jangan coba-coba mengganggu situasi yang kondusif. Kami tidak segan-segan melakukan tindakan tegas jika ada yang coba-coba melakukan aksi yang meresahkan masyarakat,” papar Edy.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polresta Banyumas Komisaris Berry menambahkan, sebagian besar pelaku berasal dari keluarga broken home dan kurang pengawasan. Berry menyampaikan, kedua kelompok geng motor ini mengincar kelompok bernama Geng Huru Hara di sekitar Sawangan dan kebetulan pada malam itu ada sejumlah orang yang nongkrong di sana, kemudian dikejar.
Saat dikejar, lanjut Berry, mereka masuk ke gang-gang. Kemudian, karena di dalam gang itu ada banyak warga, geng motor ini mundur sambil merusak motor yang ada di dekatnya. ”Saat itu ada sekitar 20 sepeda motor. Satu motor dinaiki 2-3 orang. Sembilan orang dari Purwokerto ini memakai 3 motor. Lainnya dari Brebes,” tutur Berry.
Aan (40), pemilik motor yang dirusak oleh geng motor, menyampaikan, dirinya kaget ketika malam itu motor yang biasa diparkirnya di depan rumah ditendang. ”Dari arah barat keluar anak muda-muda. Terus mereka ke jalan, tapi kembali lagi. Di situ, tahu-tahu banyak banget menyerang mereka. Motor saya di luar ditendang dan dilempar petasan,” kata Aan.
Psikolog dari RSUD Margono, Dita Septi Aryani, menyampaikan, masa remaja adalah masa pencarian identitas. Ketika mereka berada di antara teman-teman sebaya dalam kelompok, mereka jadi merasa punya kekuatan dan identitasnya menjadi identitas kelompok. ”Ketika ditanya tujuannya untuk apa penyerangan itu, mereka mungkin tidak tahu. Bisa jadi itu cuma ikut-ikutan sama temannya,” kata Dita.
Menurut Dita, untuk mencegah berulangnya kejadian ini, orangtua perlu memahami dengan siapa saja anak remajanya bergaul, tidak serta-merta mencukupi materi dan finansialnya saja. Selain itu, remaja juga perlu diberi pemahaman dan penanaman nilai moral untuk membedakan mana yang baik dan tidak baik supaya tidak terjerumus pada hal-hal yang menimbulkan kejahatan.