Tekan Jumlah Pengangguran, Kaum Muda Didorong Jadi Wirausaha
Anak muda Indonesia didorong untuk terus mengembangkan diri agar mampu bersaing di dunia kerja.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·4 menit baca
PALEMBANG, KOMPAS — Kaum muda diharapkan mampu memanfaatkan sejumlah program pelatihan kerja untuk mengembangan diri agar dapat bersaing di dunia kerja. Di sisi lain, mereka pun ditantang untuk mampu berwirausaha sebagai wujud kemandirian ekonomi sehingga bisa membuka lapangan kerja bagi sesamanya. Hal ini penting guna mengurangi jumlah pengangguran di kalangan muda akibat pandemi.
Hal ini mengemuka dalam pra-Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Y-20 di Palembang, Sumatera Selatan, Sabtu (19/3/2022) malam. Hadir dalam forum tersebut delegasi muda dari negara-negara anggota G-20. Dalam sambutan virtualnya, Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali menyebut, pandemi memberikan dampak yang besar bagi kehidupan kaum muda di Indonesia.
Hal ini terlihat dari penurunan indeks pembangunan pemuda (IPP) dari 52,61 poin di tahun 2019 turun menjadi 51 poin di tahun 2020. Indikator pengukuran IPP dilihat dari sejumlah domain, yakni pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan, lapangan dan kesempatan kerja, partisipasi dan kepemimpinan, serta gender dan diskriminasi. Kondisi ini diperparah dengan tingkat pengangguran terbuka kaum muda yang melonjak karena keterbatasan lapangan kerja.
Padahal, peranan kaum muda sangat krusial mengingat populasi anak muda (usia 16-30 tahun) di Indonesia sekitar 67 juta orang atau sekitar 25 persen dari seluruh penduduk Indonesia. ”Sangat disayangkan jika mereka tidak memiliki kesempatan untuk menyalurkan kemampuannya di dunia kerja,” kata dia.
Karena itu, ujar Zainudin, kemandirian ekonomi menjadi solusi dari permasalah itu. Anak muda Indonesia didorong untuk terus mengembangkan diri agar mampu bersaing di dunia kerja. Di sisi lain, dia berharap agar tumbuh wirausaha muda yang bisa memberikan pendapatan bagi dirinya sendiri dan menciptakan lapangan kerja bagi sesamanya. Wirausaha muda akan menjadi tulang punggung perekonomian negara ini termasuk mendukung untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.
Kewirausahaan adalah satu dari lima program prioritas Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) yang dijalankan selama periode 2021-2024. Berbagai program pelatihan disediakan untuk memberdayakan pemuda agar menjadi insan yang kreatif, inovatif, mandiri, dan berdaya saing. ”Kami mendorong para pemuda menjadi job creator bukan job seeker,” ujar Zainudin.
Kemenpora berkomitmen untuk mendukung wirausaha muda dengan memberikan akses yang lebih besar karena mereka merupakan pelaku UMKM yang sangat potensial. Menurutnya, UMKM memainkan peranan penting dalam membantu masyarakat keluar dari krisis ekonomi akibat pandemi. ”Ketika pandemi membatasi ruang gerak, UMKM-lah yang tetap bertahan,” ucap Zainudin.
Karena itu, melalui forum ini, ujar Zainudin, kaum muda bisa saling bertukar gagasan, ide untuk memberikan masukan kepada pemimpin negaranya masing-masing dalam memecahkan masalah di masa pandemi. ”Saya berharap pertemuan ini tidak hanya berhenti pada diskusi saja, melainkan bisa dikonversikan menjadi tindakan nyata,” ucap Zainudin.
Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah memprediksi kompetisi di dunia kerja akan semakin ketat lantaran pertumbuhan populasi diperkirakan meningkat hingga 7 persen pada 2030 mendatang. Dengan begitu, risiko angka pengangguran di kalangan kaum muda pun masih tetap ada.
Indonesia kini tengah berjuang untuk menekan angka pengangguran kaum muda yang masih tinggi, setidaknya bisa turun menjadi 15 persen pada tahun 2025 mendatang, sesuai dengan komitmen Antalya. Menurut Ida, forum ini adalah momentum yang tepat untuk meningkatkan kemampuan agar dapat bersaing di dunia kerja demi masa depan kaum muda yang lebih baik. ”Adalah tugas pemerintah untuk mempersiapkan kaum muda yang berkualitas dan berdaya saing,” kata Ida.
Sejumlah program pendampingan dan pelatihan kerja pun terus digelar. Antusiasmenya pun cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari tingkat partisipasi yang tinggi. Pada Agustus 2021, sebanyak 61,5 juta peserta atau sekitar 24 persen dari total tenaga kerja Indonesia mengikuti program pelatihan ini. Adapun sekitar 62,19 persen dari total pekerja muda juga turut serta dalam program tersebut.
Mempersiapkan kaum muda untuk masuk dalam dunia kerja termasuk berwirausaha akan membantu negara anggota G-20 untuk keluar dari krisis akibat pandemi. Karena itu, kolaborasi merupakan hal yang penting. Di sisi lain, pelatihan ini juga untuk mengembangkan kaum muda untuk dapat berpikir kreatif untuk mampu membuka usaha di berbagai sektor potensial di daerahnya, seperti di bidang kuliner, jasa, dan perabot (furnitur).
Menurut Co Chair Y20 2022 Michael Victor Sianipar, pertemuan ini digelar untuk melihat perspektif anak muda dari seluruh penjuru Indonesia baik di wilayah barat, tengah, maupun timur Indonesia terhadap isu dunia saat ini. Harapannya, hasil dari pertemuan ini dapat dijadikan masukan pemerintah dalam membuat kebijakan.
Pertemuan pra-KTT Y-20 pertama digelar di Palembang dan akan berlanjut ke Lombok, Manokwari, dan Balikpapan. Adapun KTT akan digelar di Jakarta dan Bandung. Michael mengajak para delegasi Y-20 untuk berpikir tentang perubahan nyata dan keberlanjutan.
”Saya berharap semua delegasi bisa bekerja sama untuk memastikan bahwa apa yang didiskusikan dan diputuskan pada KTT tahun ini akan memberikan dampak yang signifikan,” katanya.