Di Mandalika, para pebalap juga berkesempatan mencicipi secuil pengalaman keseharian di Indonesia, seperti mengudap gorengan dan menyaksikan warga lokal naik sepeda motor dengan berboncengan tiga orang.
Oleh
DAHONO FITRIANTO, AMBROSIUS HARTO MANUMOYOSO
·5 menit baca
Balapan MotoGP di Sirkuit Internasional Jalan Raya Pertamina Mandalika, Nusa Tenggara Barat, menjadi momen penting bagi penyelenggara dan industri untuk menancapkan citra jenama mereka. Jurus yang dimainkan antara lain menawarkan aneka pengalaman eksklusif dan mahal, seperti sensasi menonton balapan paling akbar sejagat di lounge VIP.
Ajang MotoGP Mandalika membuat dua impian M Luthfi Aziz (28), pencinta otomotif (petrolhead) dan jurnalis Otodriver bisa terwujud sekaligus. ”Saya berkesempatan menonton MotoGP dengan paket sultan atau crazy rich, he-he-he,” ucap Aziz, Sabtu (19/3/2022).
Aziz adalah satu dari lima jurnalis yang diundang oleh BMW Group Indonesia untuk menonton MotoGP, baik babak kualifikasi pada Sabtu maupun balapan utama pada Minggu (20/3/2022). Mereka menonton dari ruang lounge MotoGP VIP Village.
Di lounge ekslusif itu, para pengunjung dimanjakan dengan berbagai fasilitas. Selain ruangan dingin ber-AC yang membedakan dengan udara luar yang gerah dan lembab, pengunjung mendapat koneksi Wi-Fi gratis. Di sana juga ada sejumlah layar televisi yang menayangkan jalannya latihan dan kualifikasi di sirkuit.
Saat memasuki ruangan lounge, pengunjung mendapat masker dan penutup telinga untuk meredam kebisingan suara knalpot motor-motor peserta balapan. Buat yang ingin menonton langsung balapan, tinggal keluar ke arena balkon dan bisa menyaksikan hampir sepanjang jalur start balapan hingga pemandangan penuh tikungan pertama.
Kecepatan motor peserta yang bisa mencapai 315 kilometer per jam di trek lurus ini terlihat jelas sebelum para pebalap mengerem untuk masuk tikungan pertama.
Lapar dan haus bukan sesuatu yang dibiarkan oleh pengelola lounge ini. Berbagai jenis makanan disajikan secara prasmanan tanpa pernah terputus. Pengunjung juga bisa memesan aneka macam minuman kesukaan mereka, mulai minuman ringan hingga wine.
Selain itu, dengan gelang khusus yang diberikan pengelola lounge, pengunjung mendapat kesempatan mengikuti pit lane walk. Mereka diajak berjalan-jalan di sepanjang jalur pit untuk melihat langsung tim pebalap menyiapkan motor-motor pebalap mereka. Di beberapa titik pit, dua umbrella girl membagi-bagikan poster atau kartu pos bergambar para pebalap lengkap dengan tanda tangan mereka.
Lounge ini juga menghadirkan tamu-tamu spesial, yakni para pebalap yang akan berlaga hari Minggu ini untuk menyampaikan pesan dan kesan mereka selama di Mandalika. Pengunjung diberi kesempatan bertanya jawab dengan mereka.
”Saya bisa menikmati balapan dari lounge VIP yang nyaman, menyaksikan aktivitas di pit saat pit lane walk, mewawancarai race director, hingga melihat dari dekat mobil safety car,” kata Muhammad Ikbal (27), jurnalis dari Kumparan.com yang mendapat undangan.
Beginilah cara merayakan MotoGP yang eksklusif dan tentu saja mahal. Bayangkan, harga tiket untuk bisa duduk di lounge itu mencapai lebih dari Rp 22 juta per orang. Tidak heran jika Aziz menyebutnya sebagai paket menonton ala sultan. Seandainya setelah simulasi, seseorang kembali menghadapi kenyataan hidup sehari-hari yang berbeda—bahkan pahit—itu urusan lain.
Impian Aziz lainnya yang terwujud ialah ia mendapat kesempatan menjajal mobil-mobil BMW terbaru, termasuk sedan performa tinggi BMW M3 Competition yang harganya lebih dari Rp 2 miliar. Mobil dijajal menyusuri bukit hingga ke tepi pantai di sekitar Lombok dalam sebuah program yang diberi nama BMW Driving Experience: Explore Mandalika.
Director of Communication BMW Group Indonesia Jodie O’Tania menjelaskan, pihaknya sengaja memanfaatkan momen MotoGP untuk menggelar BMW Driving Experience, yakni memberi pengalaman merayakan mobil-mobil berteknologi tinggi. ”Daripada datang untuk nonton MotoGP saja, kami manfaatkan momen ini untuk kembali menggelar BMW Driving Experience untuk mengenal lebih dekat produk-produk kami,” tambah Jodie.
BMW sendiri tidak ikut sebagai peserta balapan, tetapi mobil-mobil BMW menjadi safety car balapan MotoGP sejak 1999. ”Ini juga kesempatan melihat secara langsung safety car beraksi. Biasanya, kan, MotoGP (digelar) di luar negeri,” tambahnya.
Simulasi
Dalam industri kapitalisme kontemporer, pemasaran dengan menggelar simulasi pengalaman atau experience memang menjadi jurus ampuh untuk menancapkan kesadaran pada seseorang tentang produk dan simbol-simbol yang tertanam di dalamnya.
Yang disimulasikan memang bukan sekadar pengalaman menjajal produk, melainkan juga pengalaman mencicipi gaya hidup kaum berduit yang peduli pada eksklusivitas, kemapanan, kenyamanan, kelas, citra mahal, dan citra lain yang dilekatkan pada produk.
Begitu pentingnya simulasi pengalaman menikmati sebuah produk, Jodie mengatakan, bukan tidak mungkin pada penyelenggaraan MotoGP Mandalika tahun-tahun berikutnya, BMW tidak hanya mengundang para jurnalis, tetapi juga komunitas pencinta BMW atau publik yang lebih luas lagi.
Pada tataran yang berbeda, penyelenggara MotoGP, pemerintah, dan peserta balapan juga menawarkan aneka simulasi pengalaman terkait penyelenggaraan balapan. Pemerintah bersama penyelenggara MotoGp, misalnya, menggelar parade pebalap MotoGP di Jakarta.
Lewat acara itu, penggila otomotif dan publik secara umum mendapat kesempatan menikmati sensasi berdekatan, menyentuh tubuh pebalap, atau berfoto bersamanya. Selain itu, mereka icip-icip—meski sekilas—suara gerungan motor dan asap yang muncul dari aksi burn out oleh pebalap yang ikut parade.
Sebaliknya, para pebalap berkesempatan mencicipi suasana Istana Merdeka dan bertemu Presiden Joko Widodo. Pengalaman itu bagi pembalap Suzuki, Ecstar sekaligus juara dunia MotoGP 2020 Joan Mir, amat berarti. ”Saya orang Spanyol, tetapi belum pernah bertemu kepala negara saya. Di Indonesia, saya malah sudah bertemu Presiden,” ujarnya sambil tertawa saat jumpa pers di Kuta Mandalika, Jumat malam.
Di Mandalika, para pebalap juga berkesempatan mencicipi secuil pengalaman keseharian di Indonesia, seperti mengudap gorengan, minum air kelapa muda, dan jalan-jalan di perkampungan, lalu terheran-heran melihat warga lokal naik sepeda motor dengan berboncengan tiga orang. Mereka juga kaget menemukan botol-botol berisi bensin yang diecerkan di pinggir jalan.
Keheran dan ketakjuban mereka lantas dijadikan konten dan diunggah di media sosial. Sebagian viral dan menyenangkan banyak orang di Indonesia. Apalagi, para pebalap yang sopan-sopan itu selalu membubuhkan pujian pada alam Indonesia yang indah dan warganya yang ramah. Lantas mengatakan, mereka akan datang lagi ke Mandalika untuk menikmati pantai-pantainya bersama keluarga.
Pengalaman menjadi hal penting sebagai pintu masuk untuk mengenal sesuatu lebih dalam. Dalam konteks MotoGP Mandalika, segala yang dialami pebalap dan penonton, baik di luar maupun di dalam sirkuit, mungkin bukan realitas seutuhnya. Sepulang dari Mandalika, kenyataan yang sesungguhnya menanti mereka. (BSW)