Vaksinasi Belum Maksimal, 10.280 Dosis Vaksin di Kendari Kedaluwarsa
Sebanyak 10.280 dosis vaksin kedaluwarsa di Kendari, Sulawesi Tenggara. Hal ini disebabkan masih belum maksimalnya vaksinasi, khususnya untuk warga lanjut usia dan anak-anak.
Oleh
SAIFUL RIJAL YUNUS
·3 menit baca
KENDARI, KOMPAS — Sebanyak 10.280 dosis vaksin di berbagai fasilitas kesehatan di Kendari, Sulawesi Tenggara, kedaluwarsa. Hal itu terjadi di tengah rendahnya vaksinasi untuk warga lanjut usia dan anak-anak. Pemerintah diharapkan lebih giat meningkatkan capaian vaksinasi demi meningkatkan kekebalan bersama.
Kepala Dinas Kesehatan Kendari drg Rahminingrum mengatakan, 10.280 dosis vaksin kedaluwarsa terjadi akhir Februari lalu. Vaksin berjenis AstraZeneca ini sebelumnya tersebar di beberapa tempat, baik di puskesmas maupun rumah sakit. Animo vaksinasi yang tidak tinggi serta banyaknya pilihan jenis vaksin membuat vaksin tersebut tidak terpakai hingga kedaluarsa.
”Awalnya vaksin ini dikhususkan untuk keluarga TNI/Polri sebelum ke masyarakat umum. Tetapi, karena banyak yang memilih jenis lainnya, AstraZeneca tersimpan hingga kedaluwarsa,” kata Rahminingrum di Kendari, Jumat (18/3/2022).
Hal ini terjadi saat target vaksinasi untuk warga lanjut usia dan anak-anak masih rendah. Padahal, dua kategori ini adalah yang paling rentan terhadap paparan dan dampak Covid-19 bagi masyarakat.
Hingga Rabu (16/3/2022), total vaksinasi terhadap warga lansia hanya 9.426 orang atau 54 persen dari target sebanyak 17.000. Padahal, vaksinasi lansia telah berlangsung selama setahun terakhir. Vaksinasi anak juga masih sangat rendah, yaitu 13.992 orang atau 37 persen dari target.
”Kami sudah mengupayakan berbagai cara, tetapi peningkatannya tidak banyak. Padahal, vaksin tersedia lengkap, dengan stok 46.000-an dosis,” katanya.
Tidak hanya itu, sebanyak 5.225 warga juga tercatat harus melakukan vaksinasi ulang karena melewati batas enam bulan. Ribuan warga ini baru melakukan vaksinasi dosis pertama dan belum tercatat melanjutkan dosis kedua selama enam bulan terakhir.
Meski demikian, tutur Rahminingrum, vaksinasi sudah di atas target yang ditentukan pemerintah. Vaksinasi dosis pertama sebesar 99 persen, dan dosis kedua hingga 68 persen. Pemerintah mulai menggenjot untuk vaksinasi penguat yang berada di angka 9 persen.
Epidemiolog Universitas Halu Oleo (UHO), Ramadhan Tosepu, menjelaskan, vaksinasi lansia dan anak sangat penting untuk mencegah risiko Covid-19 yang terus berkembang dan bermutasi. Vaksinasi diharapkan mencegah dampak buruk paparan virus, sekaligus menciptakan kekebalan bersama.
Apalagi, ia melanjutkan, aktivitas masyarakat semakin terbuka dengan protokol kesehatan yang minim. Aktivitas di pasar hingga sekolah telah berlangsung merata. Anak-anak dan warga lansia bertemu dengan banyak orang baik di rumah maupun di tempat lainnya. Kondisi ini dikhawatirkan membuat mereka sangat rentan paparan virus.
”Meskipun kasus mulai turun kembali, vaksinasi merupakan syarat utama agar aktivitas masyarakat bisa berlangsung terbuka. Saatnya pemerintah betul-betul menggiatkan vaksinasi agar semua masyarakat bisa terjangkau dan kekebalan bersama semakin baik ke depan,” katanya.
Jumlah kasus aktif Covid-19 di Kendari sebanyak 53 kasus hingga Rabu. Jumlah ini menurun drastis setelah mencapai lebih dari 1.000 kasus dengan tambahan hingga ratusan kasus setiap hari.
Saat ini, Pemkot Kendari menerapkan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat level III. Meski masih dibatasi, aktivitas masyarakat sangat tinggi dengan protokol kesehatan yang longgar.