Banjir di Banyumas Meluas, Ratusan Warga Mengungsi
Banjir di Banyumas kembali meluas. Jika sebelumnya hanya melanda Kecamatan Sumpiuh dan Tambak, banjir kini meluas ke Kecamatan Wangon. Ratusan warga masih mengungsi ke tempat aman.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·3 menit baca
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
Seorang ibu menggendong bayinya yang baru berusia seminggu untuk menuju ke tempat aman dari banjir yang merendam Desa Nusadadi, Kecamatan Sumpiuh, Banyumas, Jawa Tengah, Jumat (18/3/2022). Sekitar 20 warga mengungsi ke tempat aman.
PURWOKERTO, KOMPAS — Hujan lebat yang kembali melanda sebagian wilayah Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Kamis malam hingga Jumat (18/3/2022) pagi menyebabkan banjir kembali meninggi di Kecamatan Tambak dan Sumpiuh. Selain itu, banjir dan tanah longsor juga terjadi di Kecamatan Wangon sehingga menyebabkan sedikitnya 65 rumah terdampak. Lebih dari 100 warga mengungsi.
”Air mulai naik dan masuk ke dalam rumah pukul 01.00-02.00, padahal hari sebelumnya sudah mulai surut. Total 670 keluarga kebanjiran,” kata Kepala Desa Nusadadi Ngalimin saat mengevakuasi warganya, Jumat.
Akibat hujan lebat semalam serta kontur desa yang berada di dataran rendah atau cekungan, air kembali meninggi hingga sekitar 120 sentimeter. Menurut Ngalimin, selama 20 tahun terakhir, ini adalah banjir yang terbesar.
”Total warga yang mengungsi ada sekitar 20 orang. Kebanyakan warga lansia, anak-anak, dan ibu-ibu. Pengungsian saat ini ada di kantor kecamatan dan sebagian warga lainnya ke rumah kerabat yang aman,” tutur Ngalimin.
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
Sukarelawan mengevakuasi lansia di tengah banjir yang merendam Desa Nusadadi, Kecamatan Sumpiuh, Banyumas, Jawa Tengah, Jumat (18/3/2022). Sekitar 20 warga mengungsi ke tempat aman.
Siti Masruroh (39), warga Desa Nusadadi, mengatakan, dirinya memilih tetap bertahan di rumah meski banjir merendam rumahnya hingga 1 meter. ”Di rumah saja saya sama anak saya. Barang-barang dinaikkan ke atas meja biar aman,” tutur Siti yang ditemui saat mengambil nasi di dapur umum desa.
Samini (40), warga setempat, juga memilih tidak mengungsi karena merasa lebih baik di rumah sambil menjaga barang-barang daripada di pengungsian. ”Iya, ini sudah biasa banjir seperti ini. Rumah juga ditinggikan, jadi barang-barang tidak basah,” katanya.
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
Banjir merendam Desa Nusadadi, Kecamatan Sumpiuh, Banyumas, Jawa Tengah, Jumat (18/3/2022). Sekitar 20 warga mengungsi ke tempat aman. Tampak seorang ibu sedang membeli gas untuk memasak di tengah banjir.
Dari pantauan Kompas di Desa Nusadadi, tim sukarelawan hilir mudik mengevakuasi warga lansia dan ibu-ibu dengan menggunakan perahu karet. Warga pun secara mandiri membuat rakit dari batang pohon pisang untuk mengevakuasi motor, baju, hingga padi yang baru saja dipanen.
Selain merendam rumah warga, banjir juga merendam ratusan hektar sawah, baik di Desa Nusadadi maupun Desa Karet, Kecamatan Sumpiuh. Para petani turun ke sawah yang terendam banjir hingga 120 sentimeter untuk memanen padi. Di sepanjang jalan, para petani juga tampak menjemur padi. ”Padi di sawah saya belum bisa dipanen. Kerugian lebih dari Rp 8 juta,” kata Jadi (74), petani di Desa Karet.
Secara terpisah, Koordinator Tim Reaksi Cepat Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Banyumas Saeful Amin menyampaikan, di Desa Gebangsari, Kecamatan Tambak, air kembali naik hingga sekitar 1,5 meter. Total pengungsi ada sekitar 100 orang.
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
Banjir merendam Desa Nusadadi, Kecamatan Sumpiuh, Banyumas, Jawa Tengah, Jumat (18/3/2022). Sekitar 20 warga mengungsi ke tempat aman. Tampak warga mengevakuasi motornya.
Selain itu, lanjut Saeful, banjir bandang menerjang Desa Rawaheng dan Pengadegan, Kecamatan Wangon. Kemudian, tanah longsor juga melanda Desa Jurangbahas dan Randegan di Kecamatan Wangon sehingga menyebabkan dua rumah rusak. Banjir akibat luapan Sungai Menggala dan Citalang menyebabkan 68 rumah kebanjiran dengan ketinggian 70-100 sentimeter. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini.
Sementara itu, di Purbalingga, sebanyak 39 orang diungsikan akibat bencana tanah longsor di Desa Darma, Kecamatan Kertanegara. Kepala BPBD Purbalingga Umar Faozi melalui keterangan pers menyebutkan, longsor menyebabkan satu rumah rusak dan mengancam sejumlah rumah lain di dekatnya sehingga para penghuninya dievakuasi ke tempat aman.
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
Petani memanen padinya di tengah banjir yang merendam Desa Karet, Kecamatan Sumpiuh, Banyumas, Jawa Tengah, Jumat (18/3/2022). Lebih dari 100 hektar lahan pertanian terendam banjir dan sebagian di antaranya rusak sehingga tidak bisa dipanen.