Gempa M 5,5 Lepas Pantai Selatan Jabar Terasa hingga ke Bandung
Gempa bumi terjadi di Selatan Jawa Barat, tepatnya 113 kilometer sebelah tenggara Sukabumi dan berjarak 139 kilometer dari Kota Bandung. Gempa ini tidak berpotensi tsunami.
Oleh
MACHRADIN WAHYUDI RITONGA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Gempa tektonik dengan magnitudo 5,5 terjadi di selatan Jawa Barat, Rabu (16/3/2022) pukul 10.00. Getaran gempa terasa di sejumlah daerah, salah satunya di Kota Bandung. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika atau BMKG menyatakan gempa itu tidak berpotensi tsunami.
Salah satu warga Bandung, Dila (32), merasakan gempa saat berada di rumahnya di Cidadap, Kota Bandung. Meskipun hanya berlangsung kurang dari 1 menit, getaran gempa cukup membuatnya khawatir. Namun, tidak semua orang di sekitarnya merasakan gempa tersebut.
”Waktu saya berada di rumah, awalnya saya melihat lemari goyang dan berdecit. Karena berlangsung lebih dari 10 detik, saya langsung sadar sedang gempa dan saya waspada. Tetapi, beberapa tetangga tidak sadar ada gempa,” ujarnya.
Berdasarkan data BMKG, gempa tektonik tersebut terjadi wilayah lepas pantai selatan Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Episenter gempa bumi berjarak 45 kilometer di sebelah selatan Kecamatan Agrabinta, Cianjur, dengan kedalaman 64 kilometer.
Lokasi ini berjarak sekitar 139 kilometer dari Kota Bandung. Meskipun berada di selatan Jabar, gempa juga dirasakan di sejumlah daerah di Jabar, Banten, hingga Jakarta. Daerah dengan level getaran cukup keras berada di Pelabuhan Ratu dan Cianjur dengan skala intensitas IV MMI.
Getaran skala ini bisa dirasakan oleh banyak orang pada siang hari saat berada di rumah. Sementara itu, di daerah lainnya, seperti Garut dan Sukabumi di Jabar, serta Pandeglang, Bayah, Panimbang, hingga Cilegon di Banten merasakan getaran skala III MMI. Saat berada di dalam rumah, getaran yang dirasakan seperti truk berlalu.
Gempa bumi yang terjadi merupakan gempa dangkal aktivitas subduksi.
Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Bambang Setiyo Prayitno menyatakan, hasil permodelan menunjukkan gempa ini tidak berpotensi tsunami. Hingga pukul 10.25, hasil pemantauan BMKG belum menunjukkan aktivitas gempa susulan.
”Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan gempa dangkal aktivitas subduksi,” ujar Bambang dalam keterangan tertulis.
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Bambang Setiyo Prayitno menyatakan, hasil permodelan menunjukkan gempa ini tidak berpotensi tsunami. Hingga pukul 10.25, hasil pemantauan BMKG belum menunjukkan aktivitas gempa susulan.
”Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan gempa dangkal aktivitas subduksi,” ujar Bambang dalam keterangan tertulis.
Meskipun tidak berpotensi tsunami, warga tetap diminta waspada dengan menghindari bangunan yang rusak akibat gempa. Masyarakat pun diharapkan tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak bisa dipertanggungjawabkan.
”Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal cukup untuk menahan gempa ataupun tidak ada kerusakan akibat gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali ke dalam rumah,” ujarnya.
Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat masih melakukan pendataan terkait dengan dampak bencana. ”Sekarang masih dalam assessment,” ujar Kepala Seksi Kedaruratan BPBD Jabar Hadi Rahmat.