Juanda Berpotensi Jadi Pusat Penerbangan Umrah Wilayah Indonesia Timur
Pembukaan kembali Bandara Juanda untuk pelaku perjalanan luar negeri, terutama wisata religi umrah, menjadi bagian penting seiring dengan proses untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·4 menit baca
SIDOARJO, KOMPAS — Bandar Udara Internasional Juanda Surabaya berpotensi menjadi pusat penerbangan umrah untuk wilayah Jawa Timur dan Indonesia bagian timur karena letaknya yang strategis. Fasilitas penerbangan langsung menuju Madinah telah beroperasi meski masih bersifat terbatas.
Sebanyak 220 anggota jemaah umrah diberangkatkan menggunakan penerbangan langsung Surabaya-Madinah, Selasa (15/3/2022). Pemberangkatan jemaah umrah ini merupakan yang kedua kalinya dari Bandara Internasional Juanda dalam pekan ini.
Penerbangan tanpa transit (direct flight) dari Juanda ke Madinah ini menggunakan maskapai Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan GA9848. Sehari sebelumnya, sebanyak 366 penumpang atau jemaah umrah diberangkatkan menggunakan maskapai Lion Air.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indah Parawansa mengatakan, jemaah umrah yang berangkat dari Bandara Juanda ini tidak hanya berasal dari Jatim, tetapi juga dari Medan di Sumatera Utara, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Kalimantan Selatan.
Hal ini berarti dibukanya kembali Bandara Juanda untuk pelaku perjalanan luar negeri (PPLN), termasuk kegiatan wisata religi umrah, berpotensi menjadi hub atau gerbang yang sangat strategis bagi keberangkatan dari berbagai provinsi di Indonesia.
Menteri Sosial era Presiden Abdurrahman Wahid ini berharap seluruh proses manajemen keberangkatan umrah diikuti dengan kedisiplinan protokol kesehatan. Prokes yang ketat ini harus diimplementasikan, terutama oleh jemaah dan penyelenggara ibadah umrah seperti agen travel yang tergabung dalam Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umroh Republik Indonesia (AMPHURI).
”Jadi, semuanya harus bersinergi untuk bisa memberangkatkan, menyelenggarakan, dan sampai kepulangan semua dalam keadaan sehat, selamat, dan lancar. Apalagi ini keberangkatan umrah setelah lebih kurang dua tahun tertunda karena pandemi Covid-19,” ujar Khofifah.
Pembukaan kembali Bandara Juanda untuk PPLN, terutama wisata religi umrah, ini menjadi bagian penting seiring dengan proses untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur. Kedatangan jemaah dari berbagai wilayah, seperti Medan, Kalsel, dan Yogyakarta, membutuhkan penginapan atau hotel. Hal ini membuka peluang usaha bagi masyarakat, salah satunya Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI).
Khofifah berharap proses pemberangkatan umrah dari Bandara Juanda bisa berjalan secara reguler dan intensitas penerbangannya bisa ditingkatkan, terutama menjelang bulan Ramadhan. Antusiasme masyarakat Jatim sangat tinggi untuk berwisata religi umrah karena ibadah haji masih belum terselenggara seperti sebelum masa pandemi Covid-19.
Semuanya harus bersinergi untuk bisa memberangkatkan, menyelenggarakan, dan sampai kepulangan semua dalam keadaan sehat, selamat, dan lancar.
Sementara itu, terkait penyelenggaraan ibadah haji, Khofifah akan menunggu keputusan dari pemerintah pusat dan kebijakan dari Pemerintah Arab Saudi. Kesiapsiagaan telah dilakukan pemerintah pusat, dalam hal ini Kementerian Agama.
Direktur Teknik Garuda Indonesia Rahmad Hanafi mengatakan, pengoperasian kembali penerbangan umrah di era kenormalan baru ini menjadi jawaban atas kerinduan masyarakat di seluruh penjuru Nusantara, yang telah lama menantikan kesempatan untuk beribadah di Tanah Suci.
”Meskipun proses ketentuan karantina saat ini sudah tidak diberlakukan, pada pelaksanaan operasional penerbangan, sesuai dengan tugas kami, Garuda Indonesia tetap fokus mengadaptasi layanan yang sesuai dengan preferensi dan kebutuhan para penumpang, khususnya pada empat aspek utama, yaitu keamanan, keselamatan, kenyamanan, dan kesehatan,” kata Hanafi.
General Manager Bandara Internasional Juanda Sisyani Jaffar mengatakan, untuk mendukung pelaksanaan penerbangan umrah, serangkaian persiapan telah dilaksanakan melalui koordinasi lintas instansi. Terkait kesiapan fasilitas di bandara, telah disediakan ruang tunggu keberangkatan penerbangan domestik sebagai holding area yang mampu menampung 300 penumpang.
Sisyani menambahkan, pihaknya juga menyiapkan upaya-upaya untuk mengantisipasi kepadatan dan mengatur arus penumpang agar lebih mengalir. Kondisi saat ini, seluruh penerbangan domestik beroperasi di Terminal 1 sehingga ruang tunggu keberangkatan domestik Terminal 2 dapat digunakan sebagai holding area penerbangan umrah.
Ia menjelaskan, untuk penerbangan umrah, dokumen kesehatan yang harus disiapkan calon jemaah adalah Sertifikat Vaksin International Certificate Vaccination (ICV) Meningitis dan Vaksin Covid-19. Dokumen tersebut akan diperiksa di area validasi oleh kantor kesehatan pelabuhan dengan pengaturan per kelompok 40 orang per agen travel.
”Untuk itu, kami telah mengimbau penyelenggara perjalanan ibadah umrah atau agen travel untuk memastikan jemaah telah memenuhi persyaratan sesuai regulasi terkait pelaku perjalanan luar negeri, termasuk memastikan memiliki aplikasi Peduli Lindungi, demi kenyamanan dan ketertiban bersama," kata Sisyani.