Layanan Umrah Bandara Juanda Surabaya Beroperasi Terbatas
Layanan penerbangan umrah langsung dari Bandara Juanda Surabaya kembali dioperasikan secara terbatas untuk mengobati kerinduan masyarakat yang ingin ke Tanah Suci. Prokes ketat tetap diterapkan untuk cegah Covid-19.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·3 menit baca
Kompas/Bahana Patria Gupta
Jamaah umrah antre memeriksakan barang bawaan serta tiket di Terminal 2 Bandara Internasional Juanda Surabaya, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, Senin (14/3/2022). Setelah dua tahun terdampak pandemi Covid-19, pada 14 Maret dilakukan pemberangkatan 366 jamaah umrah perdana melalui Bandara Juanda oleh maskapai Lion Air. Penerbangan umrah dijadwalkan berlangsung dua kali dalam seminggu.
SIDOARJO, KOMPAS — Layanan penerbangan langsung dari Bandar Udara Internasional Juanda Surabaya untuk aktivitas wisata religi umrah kembali dioperasikan meski masih secara terbatas. Hal itu diharapkan mampu mengobati kerinduan masyarakat yang ingin pergi ke Tanah Suci. Penerapan protokol kesehatan tetap diperhatikan untuk mencegah penularan Covid-19.
Sebanyak 366 jamaah umrah asal Jatim berangkat dari terminal 2 Bandara Juanda Surabaya, Senin (14/3/2022). Penerbangan dengan rute langsung (direct flight) Surabaya (SUB)-Madinah (MED) tersebut lepas landas pada pukul 11.47 waktu setempat dengan menggunakan armada pesawat Airbus A330 seri 300 bernomor penerbangan JT1100 milik maskapai Lion Air.
General Manager Bandar Udara Internasional Juanda Sisyani Jaffar mengatakan, selain Lion Air, maskapai Garuda Indonesia juga menjadwalkan layanan penerbangan jamaah umrah langsung Surabaya (SUB)-Madinah (MED). Garuda berencana terbang pada Selasa (15/3/2022) dengan membawa 260 penumpang.
”Untuk mendukung pelaksanaan penerbangan umrah, serangkaian persiapan telah dilaksanakan melalui koordinasi lintas instansi. Terkait kesiapan fasilitas di bandara, telah disediakan ruang tunggu keberangkatan penerbangan domestik sebagai holding area yang mampu menampung 300 penumpang,” ujar Sisyani Jaffar.
Dia menambahkan, pihaknya juga menyiapkan upaya-upaya untuk mengantisipasi kepadatan dan mengatur arus penumpang agar lebih mengalir. Kondisi saat ini, seluruh penerbangan domestik beroperasi di Terminal 1 sehingga ruang tunggu keberangkatan domestik Terminal 2 dapat digunakan sebagai holding area penerbangan umrah.
Kompas/Bahana Patria Gupta
Jamaah umrah meminum air minum kemasan yang akan disita petugas saat pemeriksaan barang bawaan di Terminal 2 Bandara Internasional Juanda Surabaya, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, Senin (14/3/2022). Setelah dua tahun terdampak pandemi Covid-19, pada 14 Maret dilakukan pemberangkatan 366 jamaah umrah perdana melalui Bandara Juanda oleh Maskapai Lion Air. Penerbangan umrah dijadwalkan berlangsung dua kali dalam seminggu.
Sisyani menjelaskan, dokumen kesehatan yang harus disiapkan calon jamaah umrah adalah Sertifikat Vaksinasi Internasional (ICV) Meningitis dan Vaksin Covid-19. Dokumen tersebut akan diperiksa di area validasi oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) dengan pengaturan per kelompok berisi 40 orang per agen travel.
”Untuk itu kami telah mengimbau kepada penyelenggara perjalanan ibadah umrah atau agen travel untuk memastikan para jamaah telah memenuhi persyaratan sesuai regulasi terkait Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN) termasuk memastikan memiliki aplikasi Peduli Lindungi guna kenyamanan dan ketertiban bersama,” kata Sisyani.
Animo masyarakat Jatim untuk pergi umrah sangat tinggi. Bahkan, minat tersebut semakin meningkat karena pelaksanaan ibadah haji belum dibuka lagi. (Machsun Zain)
Layanan penerbangan internasional khusus wisata religi umrah ke Arab Saudi di Bandara Juanda Surabaya dihentikan pada masa pandemi Covid-19 awal 2020 lalu. Setelah sempat ditutup selama sembilan bulan, layanan penerbangan langsung khusus umrah dibuka kembali, Selasa (15/12/2020), oleh maskapai Lion Air.
Aktivitas penerbangan rute internasional itu difasilitasi di Terminal 2 Bandara Juanda. Sebelum pandemi, penerbangan umrah difasilitasi di terminal 1 atau terminal domestik. Namun, pembukaan operasional layanan ini tidak berlangsung lama karena situasi pandemi Covid-19 yang kembali memburuk.
Kasi Bina Umrah dan Haji Khusus Kemenag Jatim Machsun Zain mengatakan, di wilayahnya terdapat 8.000 lebih jamaah yang telah mendaftar mengikuti umrah dan saat ini tengah menunggu jadwal keberangkatan. Dengan dioperasikannya penerbangan langsung melalui Bandara Juanda, antrean jamaah umrah tersebut bisa berkurang.
Kompas/Bahana Patria Gupta
Jamaah umrah antre memeriksakan barang bawaan serta tiket di Terminal 2 Bandara Internasional Juanda Surabaya, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, Senin (14/3/2022). Setelah dua tahun terdampak pandemi Covid-19, pada 14 Maret dilakukan pemberangkatan 366 jamaah umrah perdana melalui Bandara Juanda oleh Maskapai Lion Air. Penerbangan umrah dijadwalkan berlangsung dua kali dalam seminggu.
”Animo masyarakat Jatim untuk pergi umrah sangat tinggi. Bahkan, minat tersebut semakin meningkat karena pelaksanaan ibadah haji belum dibuka lagi,” ucap Machsun Zain.
Direktur Dream Group, perusahaan mitra Lion Air dalam layanan umrah, Muhammad Umar Bakadam, mengatakan, penerbangan perdana wisata religi umrah dari Surabaya menawarkan fasilitas premium. Pesawat yang digunakan memiliki 18 kursi bisnis dan 374 kursi ekonomi.
”Direncanakan ada dua kali penerbangan langsung dari Surabaya dalam sepekan dengan menggunakan pesawat Lion Air,” ujar Umar.
Umar optimistis animo masyarakat untuk berwisata religi umrah semakin tinggi karena adanya kebijakan pelonggaran syarat perjalanan. Jamaah umrah yang tiba di Arab Saudi tidak diwajibkan menjalani tes reaksi berantai dengan metode polimerasi. Mereka juga tidak diwajibkan menjalani karantina.
Meski demikian, Pemerintah Indonesia masih memberlakukan kewajiban tes PCR dan karantina setelah para jamaah kembali ke Tanah Air. Jamaah akan menjalani PCR setibanya di bandara dan menunggu hasil tes tersebut di hotel. Setelah dinyatakan negatif Covid-19, mereka baru diperbolehkan pulang ke rumah.
Sementara jamaah yang terkonfirmasi positif Covid-19 harus melanjutkan masa karantina di tempat yang disediakan pemerintah atau di hotel yang telah diverifikasi oleh Satgas Covid-19 Jatim. Mereka baru diperbolehkan kembali ke rumah setelah selesai masa karantina dan dinyatakan negatif Covid-19.