Sandiaga Uno: Geliat Pariwisata Jadi Momentum Kebangkitan Ekonomi
Berbagai aktivitas, termasuk wisata olahraga, kembali menggeliat sebagai momentum kebangkitan ekonomi. Namun, segenap masyarakat tetap diminta berhati-hati menjalankannya sesuai protokol kesehatan.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·3 menit baca
MAGELANG, KOMPAS – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mengungkapkan, seiring dengan perbaikan situasi pandemi Covid-19, banyak kegiatan dan aktivitas wisata mulai digelar di berbagai tempat sebagai ikhtiar kebangkitan ekonomi. Namun, setiap penyelenggaraan kegiatan tetap harus dilakukan sesuai protokol kesehatan.
”Mari bersama-sama menjaga setiap pelaksanaan kegiatan karena saat ini adalah momen kebangkitan ekonomi kita,” ujar Sandiaga, saat ditemui di MesaStila Resort and Spa di Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Minggu (13/3/2022). Kehadiran Sandiaga untuk mengikuti ajang MesaStila Rails to Trails 16K. Ajang lari sejauh 16 kilometer itu sebagian rutenya menyusuri lintasan rel kereta api, dari Stasiun Ambarawa, Bedono, hingga finis di MesaStila.
Sandiaga menyadari, sebelum ini, kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), termasuk pembatasan pelaku perjalanan dengan tes antigen, wajib dilakukan sebagai bagian dari upaya penanganan pandemi. Namun, seiring dengan perbaikan situasi, banyak orang mulai membiasakan diri dengan menggelar kegiatan dengan beragam penyesuaian.
Menurut Sandiaga, minat masyarakat bepergian dan beraktivitas di luar rumah mulai meningkat. Hal ini, antara lain, terlihat dari peningkatan peserta pada sejumlah lomba lari. Setelah adanya penghapusan kewajiban pelaku perjalanan melakukan tes antigen, mobilitas masyarakat bepergian dengan pesawat terbang juga terpantau meningkat 35 persen. Namun, masyarakat diminta tetap waspada.
Race Director MesaStila Rails To Trails 16K Sri Agus Budi Santoso mengatakan, jumlah peserta MesaStila Rails To Trails 16K 2022 mencapai 250 orang. Kendati masih di bawah target yang ditetapkan sebanyak 300 orang, jumlah peserta tahun ini meningkat dibandingkan tahun 2020 sebanyak 187 orang.
Para pelari MesaStila Rails To Trails 16K menempuh rute sejauh 16 kilometer, dengan 11 kilometer di antaranya jalur rel kereta api bergerigi dan 5 kilometer sisanya kombinasi jalan tanah dan aspal. Sri menyebutkan, keunikan dari ajang lari ini adalah rute berupa jalur rel kereta api bergerigi yang sudah berusia 117 tahun. ”Jalur rel bergerigi ini adalah satu-satunya di Indonesia,” ujarnya.
Setelah penghapusan kewajiban pelaku perjalanan melakukan tes antigen, mobilitas masyarakat bepergian dengan pesawat terbang juga terpantau meningkat 35 persen.
Keistimewaan lain ajang ini adalah rute lari yang disiapkan bagi pelari melintasi kawasan pegunungan, kebun, dan desa-desa wisata. Oleh karena itu, sport tourism atau wisata olahraga tersebut juga bisa sekaligus mendukung program desa-desa wisata di Kabupaten Magelang dan Semarang.
Ketua Umum Asosiasi Lari Trail Indonesia (ALTI) Bima Arya Sugiarto menuturkan, lari lintas alam sering kali dianggap sebagai olahraga ekstrem seperti naik turun gunung dengan elevasi curam. Padahal, lari lintas alam sebenarnya juga bisa dilakukan di sawah, tepi danau, dan bahkan dalam ajang MesaStila Rails To Trails, menyusuri jalur rel kereta api.
Bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif serta komunitas-komunitas lari, ALTI memastikan akan semakin menggencarkan lomba lari lintas alam sebagai bagian dari sport tourism. Menurut Bima Arya yang juga Wali Kota Bogor, selain karena diminati banyak orang, wisata olahraga ini dianggap menjadi salah satu kegiatan yang cocok dan aman dilaksanakan di tengah pandemi.