Asa Kaltim kepada Otorita IKN: Membangun dengan Berkeadilan, Lindungi Warga Lokal
Rencana pemindahan ibu kota ke Kaltim memasuki babak baru dengan dilantiknya Kepala Otorita IKN Nusantara oleh Presiden. Warga berharap kota ramah lingkungan terwujud dan tak memindahkan masalah Jakarta ke Kaltim.
Oleh
SUCIPTO
·3 menit baca
BALIKPAPAN, KOMPAS - Akhirnya Presiden Joko Widodo melantik Kepala Otorita Ibu Kota Negara Nusantara. Pemerintah daerah dan warga berharap keduanya memimpin mega proyek tersebut dengan mengedepankan kehati-hatian, berkeadilan, dan melindungi masyarakat lokal.
Presiden melantik Bambang Susantono dan Dhony Rahajoe sebagai Kepala dan Wakil Kepala Otorita IKN Nusantara di Istana Negara Jakarta, Kamis (10/3/2022) sore ini. Keduanya akan memimpin pembangunan megaproyek yang digadang-gadang sebagai kota masa depan itu.
Mendengar kabar tersebut, Wakil Gubernur Kaltim Hadi Mulyadi berharap pemimpin Otorita IKN Nusantara bisa berkolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan di Kaltim. Tak hanya itu, ia berharap Bambang dan Dhony bersinergi dengan semua yang ada di Kalimantan.
”Harapan kami, Kepala Otorita IKN bisa mewujudkan pembangunan yang berkeadilan, berkesinambungan, dan ramah lingkungan. Menjadikan Nusantara sebagai pusat peradaban baru dunia,” ujar Hadi melalui Whatsapp kepada Kompas, Kamis (10/3/2022).
Ia melanjutkan, pembangunan IKN Nusantara bisa berdampak baik bagi 10 kabupaten dan kota di Kaltim mengingat masih banyak daerah yang belum memiliki infrastruktur bagus. Untuk itu, Hadi berharap pemimpin Otorita IKN bisa turut membangun akses ke daerah penyangga secara adil dan merata, seperti Kutai Kartanegara, Penajam Paser Utara, Paser, Kutai Barat, Samarinda, dan Balikpapan.
Pelaksana Tugas Sekretaris Daerah Penajam Paser Utara, Tohar, menyambut baik kabar pelantikan pemimpin Otorita IKN tersebut. Menurut dia, ini merupakan langkah baru dan wujud nyata keseriusan pemerintah dalam membangun ibu kota baru di Kaltim.
Ia berharap, pembangunan IKN Nusantara ini sesuai dengan rencana, yakni membangun kota baru yang ramah lingkungan. Tohar menyematkan harapan agar pemimpin otorita tak menciptakan ketimpangan antara IKN Nusantara dan wilayah di sekitarnya.
”Mudah-mudahan beliau mengemban amanah, berupa wujud konkret pembangunan IKN bisa berjalan. Bagi pemerintah daerah, apa yang bisa kita dukung, insyaallah kita bantu,” ujar Tohar.
Tak memindahkan masalah
Hasanuddin (53), warga Sepaku, bercerita, rumahnya sudah dipasangi patok kawasan inti pusat pemerintahan atau KIPP IKN. Selain itu, terdapat patok baru yang membuatnya khawatir lantaran terdapat plang dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan di sekitar kebun dan permukiman warga.
Plang itu sudah terpasang tiga hari belakangan, tetapi warga tak pernah mendapat sosialisasi. Pasalnya, di dalam plang berkelir merah itu tersemat kalimat ”Kawasan ini merupakan hutan negara yang ditetapkan sebagai lokasi IKN Nusantara”.
”Padahal, di sekitarnya ada kebun warga, ada permukiman. Setahu kami, itu statusnya area penggunaan lain (APL). Kami berharap pemerintah sosialisasi karena warga khawatir dengan lahannya,” kata Hasanuddin.
Harapan juga datang dari Siti Fahmi (58), istri nelayan di Kelurahan Jenebora. Tempat tinggalnya hanya berjarak sekitar 5 kilometer dari Kelurahan Gresik yang bakal dibangun Bandara VVIP untuk IKN.
Baginya, mangrove dengan luas 16.800 hektar merupakan urat nadi nelayan setempat. Di kawasan itu, nelayan biasanya menaruh bubu, belat, dan rakang, alat tangkap tradisional untuk mendapatkan ikan, kepiting, hingga udang.
Untuk kepiting saja, lanjut Siti, dirinya bisa mendapatkan empat sampai lima kilogram kepiting yang dijual dengan harga Rp 170.000 per kilogram. ”Kami ini ikut saja yang pemerintah suruh yang penting baik-baik saja, gak dipindah-pindah,” ujarnya.
Siti tak ingin Teluk Balikpapan menjadi seperti pesisir Jakarta yang penuh dengan pelabuhan dan bangunan permanen. Jika demikian, ia khawatir tersingkir dan lingkungan tempat tinggalnya tercemar.
”Harapan kami mangrove tetap bagus, tetapi sampai sekarang belum ada sosialisasi IKN kepada kami,” kata Siti saat Kompas berkunjung ke rumahnya, Minggu (6/3/2022).