Pembangunan jalan tol Gilimanuk-Mengwi sepanjang 96,84 kilometer direncanakan dimulai Juni 2022. Proyek strategis nasional itu ditargetkan beroperasi November 2024.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA M PUTRA
·4 menit baca
ISTIMEWA/PEMPROV BALI
Tangkapan layar rencana pembangunan Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi sepanjang 96,84 kilometer saat dipaparkan di Denpasar, Bali, Selasa (8/3/2022).
DENPASAR, KOMPAS — Pemerintah merencanakan pembangunan jalan tol dari Gilimanuk, Kabupaten Jembrana, hingga ke Mengwi, Kabupaten Badung, dimulai Juni 2022. Jalan tol sepanjang 96,84 kilometer itu ditargetkan beroperasi pada November 2024.
Sebagai komitmen pembangunan jalan tol itu, pemerintah melalui Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) menandatangani perjanjian pengusahaan jalan tol Gilimanuk-Mengwi dengan PT Tol Jagat Kerthi Bali di Denpasar, Selasa (8/3/2022). PT Tol Jagat Kerthi Bali merupakan konsorsium dari PT Sumber Rhodium Perkasa bersama PT Cipta Sejahtera Nusautama dan PT Bumi Sentosa Dwi Agung.
Acara itu digelar serangkaian dengan penandatanganan pengusahaan Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi, perjanjian penjaminan antara PT Tol Jagat Kerthi Bali konsorsium dan PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero) serta perjanjian regres antara Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan Direktur Utama PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero) serta penandatanganan nota kesepahaman dana talangan Jalan Tol Solo-Yogyakarta-Yogyakarta International Airport (YIA) Kulon Progo.
Dalam laporannya, Kepala BPJT Danang Parikesit mengatakan, Tol Gilimanuk–Mengwi, yang dinamai sebagai Jalan Tol Jagat Kerthi Bali, termasuk proyek strategis nasional yang akan dibangun tahun ini. Nilai investasi pembangunan jalan tol itu Rp 24,6 triliun dengan masa konsensi selama 50 tahun. Tol Gilimanuk-Mengwi menjadi jalan tol kedua di Bali setelah Jalan Tol Bali Mandara yang dioperasikan sejak 2013.
Kompas/Wisnu Widiantoro
Pembangunan tol akses Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Rabu (5/6/2013).
Nama Jagat Kerthi Bali itu diusulkan Gubernur Bali Wayan Koster. Dalam sambutannya, Koster mengatakan, pembangunan jalan tol yang menambah akses transportasi di Bali itu diharapkan dapat menumbuhkan dan meningkatkan perekonomian daerah serta menyeimbangkan pembangunan.
Koster menambahkan, dirinya mewakili pemprov dan masyarakat Bali mengucapkan terima kasih setulus-tulusnya kepada Presiden Joko Widodo yang sudah merestui Menteri PUPR membangun jalan tol itu.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menyatakan, Tol Gilimanuk-Mengwi termasuk proyek strategis nasional yang dikerjakan pemerintah tahun 2022, selain Jalan Tol Solo-Yogyakarta dan Jalan Tol Bawen-Yogyakarta. Dia mengatakan, pemerintah tidak merencanakan pembangunan pada 2023 sehingga proyek yang sudah direncanakan pembangunannya pada 2022 harus segera dikerjakan.
Basuki juga menyatakan akan betul-betul mengawasi pembangunan infrastruktur itu dan mengingatkan pihak konsorsium agar menerapkan tata kelola keuangan dan tata kelola pelaksanaan dengan benar. ”Perhatikan dan jaga betul tata kelolanya karena biasanya terjadi penyimpangan dalam pengadaan barang dan jasa,” ujarnya.
ISTIMEWA/PEMPROV BALI
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono
Lingkungan
Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi melintasi tiga kabupaten, yakni Jembrana, Tabanan, dan Badung. Jalan tol itu dibangun untuk menambah infrastruktur Bali, meningkatkan efisiensi waktu tempuh, dan memperlancar arus transportasi barang serta mendukung pengembangan ekonomi dan pariwisata. Jalan tol itu juga direncanakan dilengkapi kawasan tempat istirahat (rest area) dan kawasan terminal penghubung distribusi logistik.
Dalam tayangan video, Tol Gilimanuk-Mengwi dibagi menjadi tiga seksi, yakni Seksi 1 ruas Gilimanuk-Pekutatan sepanjang 54,7 km, Seksi 2 Pekutatan-Soka sepanjang 23,17 km, dan Seksi 3 Soka-Mengwi sepanjang 18,9 km. Pada ruas Pekutatan dan Mengwi disediakan satu lajur untuk sepeda motor dan lajur khusus sepeda serta lajur pejalan kaki.
Penambahan lajur khusus sepeda dan lajur trotoar untuk pejalan kaki itu mengakomodasi kepentingan pariwisata dengan tujuan menambah daya tarik wisata di Bali. ”Ini menjadi jalan tol pertama yang akan disediakan jalur sepeda karena kami mengakomodasi kebutuhan wisata di Bali,” kata Basuki.
Basuki juga menyatakan, pembangunan jalan tol itu diupayakan tidak mengganggu lingkungan hidup dan tetap menjaga keserasian alam dan budaya Bali. Jalan tol Gilimanuk-Mengwi juga dilengkapi simpang susun, terowongan, dan jembatan sehingga tidak mengganggu aktivitas Melasti atau ritual penyucian yang dilakukan masyarakat.
Secara terpisah, Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Bali Made Krisna Dinata menyatakan, rencana pembangunan jalan tol yang merupakan kebijakan strategis dan berdampak luas seharusnya ditangguhkan atau dihentikan. Hal ini sejalan dengan putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait pengujian Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja.
Selain dinilai melanggar putusan MK, pelaksanaan proyek pembangunan tol Gilimanuk-Mengwi juga dinilai akan berdampak serius terhadap lingkungan dan budaya. Menurut Krisna, pembangunan jalan tol itu akan mengalihfungsikan lahan pertanian secara luas dan menggusur subak serta berpotensi menimbulkan bencana atau meningkatkan dampak bencana alam. Keberadaan jalan baru juga akan berdampak terjadinya alih fungsi lahan di sekitar jalan sehingga diperkirakan mempengaruhi keberlanjutan subak dan pertanian di Bali.