logo Kompas.id
NusantaraNasib Megabiodiversitas Minim ...
Iklan

Nasib Megabiodiversitas Minim Sentuhan Sains dan Pengembangan

Meski berlabel negara ”megabiodiversitas”, Indonesia belum mengelola keanekaragaman hayatinya dalam riset dan pengembangan. Banyak spesies non-ikonik dibayangi kepunahan senyap.

Oleh
IRMA TAMBUNAN
· 3 menit baca
Para peneliti yang dipimpin Florida State University menunjukkan biodiversitas tinggi pada kehidupan di punggung penyu. Informasi tersebut berguna bagi pengelolaan perairan dan reptil laut tersebut. Tampak penyu di Forondi Cave, Raja Ampat, Papua Barat, pada 11 Oktober 2020.
KOMPAS/ICHWAN SUSANTO

Para peneliti yang dipimpin Florida State University menunjukkan biodiversitas tinggi pada kehidupan di punggung penyu. Informasi tersebut berguna bagi pengelolaan perairan dan reptil laut tersebut. Tampak penyu di Forondi Cave, Raja Ampat, Papua Barat, pada 11 Oktober 2020.

Keragaman hayati melimpah yang membawa Indonesia berlabel negara ”megabiodiversitas” masih belum dibarengi kekayaan riset dan pengembangannya. Minimnya sentuhan itu menempatkan banyak spesies non-ikonik dibayangi kepunahan senyap.

Ahli Ilmu Konservasi dan Biodiversitas Indonesia dari Universitas Indonesia, Jatna Supriatna, mengatakan, Indonesia boleh jadi bangga memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi. Sampai-sampai dunia menyebutnya sebagai negara megabiodiversitas.

Editor:
GESIT ARIYANTO
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000