Tembus 150.000 Pasien, Jabar Sumbang Kasus Aktif Tertinggi di Indonesia
Jumlah kasus harian ini setara 31,7 persen dari total jumlah kasus aktif nasional yang sebanyak 475.951 orang. Jabar jadi provinsi dengan kasus aktif tertinggi dan perlu meningkatkan kewaspadaan.
Oleh
MACHRADIN WAHYUDI RITONGA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Jawa Barat menyumbang angka kasus aktif Covid-19 terbanyak di Indonesia pada awal Maret 2022. Mobilitas tinggi di kawasan aglomerasi dianggap menjadi penyebab kenaikan ini. Protokol kesehatan hingga percepatan vaksinasi diharapkan bisa menekan potensi penularan virus korona baru, terutama varian Omicron.
Berdasarkan data Satuan Tugas Covid-19, kasus aktif Covid-19 di Jabar 151.253 orang pada Minggu (6/3/2022). Jumlah ini setara 31,7 persen dari total jumlah kasus aktif nasional yang sebanyak 475.951 orang dan menjadi provinsi dengan kasus aktif tertinggi di hari yang sama.
Ketua Harian Satgas Penanganan Covid-19 Jabar Dewi Sartika menyebutkan, sebagian besar kasus yang menyumbang kenaikan tersebut terjadi di kawasan aglomerasi dengan mobilitas masyarakat tinggi hingga libur panjang di awal Maret. Apalagi, Covid-19 varian Omicron menular lebih cepat sehingga masyarakat diminta waspada.
Berdasarkan data yang dihimpun Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19, Kota Depok memiliki kasus aktif Covid-19 sebanyak 40.655 orang dan tertinggi di Jabar. Disusul, angka kasus tertinggi kedua berada di Kota Bandung dengan 24.112 orang.
Menurut Dewi, peningkatan kasus di luar daerah aglomerasi berasal dari mobilitas masyarakat saat libur panjang di awal Maret. Bandung Raya menjadi salah satu tujuan liburan sebagian besar warga, terutama dari DKI Jakarta.
”Aglomerasi Bodebek (Bogor-Depok-Bekasi) masih menyumbang kasus aktif paling banyak, kira-kira 60 persen. Di sana ada banyak mobilitas. Akhir pekan lalu juga libur panjang, jadi aktivitas masyarakat meningkat,” ujar Dewi, saat dihubungi di Bandung.
Aglomerasi Bodebek (Bogor-Depok-Bekasi) masih menyumbang kasus aktif paling banyak, kira-kira 60 persen. Di sana ada banyak mobilitas. Akhir pekan lalu juga libur panjang, jadi aktivitas masyarakat meningkat. (Dewi Sartika)
Oleh karena itu, Dewi meminta masyarakat menahan diri meskipun gelombang ketiga penularan Covid-19 dinilai telah melewati kondisi puncak. Dia menjabarkan, kasus harian tertinggi Covid-19 di Jabar terjadi pada 17 Februari 2022 dengan penambahan 16.251 orang.
Jika dibandingkan dengan puncak gelombang kedua pertengahan 2021, penambahan kasus harian tertinggi terjadi pada 15 Juli 2021 yang berjumlah 11.101 orang. Adapun penambahan harian pada Sabtu (5/3/2022) tercatat 6.701 pasien.
”Mudah-mudahan sudah melewati puncaknya karena yang tertinggi terjadi pertengahan Februari lalu. Tetapi kami tetap waspada karena Covid-19 varian Omicron kali ini memiliki potensi penularan yang cepat,” ujarnya.
Selain penerapan protokol kesehatan ketat, lanjut Dewi, percepatan vaksinasi Covid-19 menjadi cara untuk menahan laju pandemi. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan melalui vaksin.kemkes.go.id, dari 37,9 juta sasaran vaksinasi di Jabar, 89,69 persen telah mendapatkan dosis 1.
Adapun vaksinasi dosis 2 di Jabar telah mencapai 70,60 persen. ”Kami juga mempercepat vaksinasi dosis ketiga setelah ada izin dari pemerintah pusat untuk vaksinasi jeda tiga bulan. Semua ini dilakukan untuk menghadapi pandemi,” ujarnya.
Sementara Kota Bandung menjadi salah satu daerah yang telah mencapai vaksinasi Covid-19 dosis 1 lebih dari 100 persen. Data Kementerian Kesehatan menunjukkan, vaksinasi dosis 1 telah mencapai 2,19 juta atau melampaui target 1,9 juta.
Pelaksana Tugas Wali Kota Bandung Yana Mulyana menyatakan, vaksinasi Covid-19 terus dikejar untuk mendapatkan kekebalan kelompok. Untuk dosis 2, lanjutnya, vaksinasi sudah mencapai 100 persen dan dosis 3 menyentuh 15 persen.
”Pemerintah pusat sudah menyampaikan jarak vaksinasi dosis tiga dengan vaksinasi sebelumnya menjadi tiga bulan. Kami akan kejar vaksinasi sebagai cara mengurangi risiko penularan Covid-19,” ujarnya.