Potensi kebakaran lahan gambut di Kota Pontianak, Kalimantan Barat, masih tinggi karena hujan belum turun. Sudah 15 hektar lahan gambut di sana terbakar sejak pertengahan Februari hingga awal Maret ini.
Oleh
EMANUEL EDI SAPUTRA
·3 menit baca
PONTIANAK, KOMPAS — Luas lahan gambut yang terbakar sejak pertengahan Februari hingga awal Maret di Kota Pontianak, Kalimantan Barat, sudah mencapai sekitar 15 hektar. Potensi kebakaran lahan gambut masih tinggi karena hujan belum turun di Pontianak.
Pantauan Kompas, hingga Jumat (4/3/2022) sore, lahan gambut masih terbakar di beberapa lokasi di Pontianak. Bahkan, ada lahan yang kobaran apinya sempat padam pada Kamis (3/3/2022), pada Jumat sore kembali menyala karena api merambat dari bawah gambut.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Pontianak Haryadi S Triwibowo, Jumat, menuturkan, cuaca panas di Kota Pontianak sudah memasuki minggu keempat. Ada beberapa lokasi di Kecamatan Pontianak Utara, Kecamatan Potianak Selatan, dan Kecamatan Pontianak Tenggara yang rawan kebakaran lahan.
”Total lahan terbakar di Pontianak di tiga kecamatan itu sekitar 15 hektar,” ujarnya.
Setelah dicek melalui drone (pesawat nirawak), kata Haryadi, penyebab utama kebakaran adalah cuaca panas. Di beberapa lokasi parit juga mengering. Karena udara panas, dalam gambut dengan kedalaman 12 meter muncul bara kecil. Kemungkinan, dari dalam gambut itu titik-titik api yang bermunculan lalu tertiup angin.
”Yang jelas hari ini kami belum menemukan adanya pelaku pembakaran lahan. Munculnya asap karena cuaca panas. Jika ada masyarakat membakar sampah skala kecil langsung diingatkan oleh tim dan masyarakat lainnya,” ujar Haryadi.
Tahun ini lokasi lahan gambut yang terbakar bertambah. Jika pada 2021 lokasi yang terbakar relatif sama dengan tahun sebelumnya, tahun ini terdapat lokasi baru, seperti di Jalan Aloevera, Pontianak Tenggara.
Hari ini kami belum menemukan adanya pelaku pembakaran lahan. (Haryadi)
Haryadi mengatakan, fokus BPBD dan tim gabungan lainnya saat ini adalah mengamankan lokasi lahan terbakar yang dekat dengan permukiman penduduk. Petugas bersiaga di lokasi yang terbakar di dekat permukiman. Pihaknya berupaya seoptimal mungkin bersama TNI-Polri serta relawan memadamkan api dan selalu bersiaga.
Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono menuturkan, sehubungan dengan cuaca panas hampir sebulan terakhir, warga Pontianak diimbau untuk tidak membakar sampah ataupun membersihkan lahan dengan membakar. Sebab, sudah terjadi kebakaran lahan di beberapa lokasi yang kini tengah dalam proses pemadaman.
Pemerintah Kota Pontianak bersama TNI-Polri, sukarelawan, dan unsur masyarakat di tingkat RT telah memantau dan berkoordinasi menjaga kawasan agar tidak terjadi kebakaran lahan. Sebab, kondisi kering seperti saat ini memudahkan api menjalar dan itu berbahaya.
Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Bandara Supadio, Pontianak, Dina Ike, menuturkan, berdasarkan data Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) pada 3 Maret 07.00 hingga 4 Maret pukul 07.00 jumlah titik panas di Kalbar mencapai 97 titik.
Titik panas terbanyak terdapat di Kabupaten Kubu Raya sebanyak 53 titik. Selain itu, titik panas juga ditemukan di Kabupaten Sambas sebanyak 2 titik, Kabupaten Mempawah 15 titik, Kabupaten Sanggau 1 titik, Kabupaten Ketapang 9 titik, Kabupaten Sintang 3 titik, Kabupaten Bengkayang 12 titik, Landak 1 titik, dan Kota Pontianak 1 titik.