8 Pekerja Proyek Palapa Ring di Distrik Beoga Tewas Ditembak KKB
Organisasi Papua Merdeka atau KKB mengakui sebagai pelaku penyerangan pekerja proyek menara BTS Palapa Ring di Kabupaten Puncak. Polda Papua menyebut pengerjaan itu tanpa koordinasi dengan aparat keamanan,
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·4 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS– Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka yang juga disebut sebagai kelompok kriminal bersenjata mengakui menembak mati delapan warga sipil termasuk pekerja proyek infrastruktur telekomunikasi Palapa Ring di Distrik Beoga, Kabupaten Puncak, Papua, RAbu (2/3/2022). Satu prajurit TNI yakni Pratu Herianto terluka tembak saat berpatroli di lokasi yang sama pada Kamis (3/3).
Para korban adalah pekerja Palapa Timur Telematika (PTT), pemenang tender proyek Palapa Ring Timur yang sedang memperbaiki fasilitas menara base transceiver station (BTS) untuk jaringan telekomunikasi 4G. Proyek Palapa Ring termasuk proyek strategis nasional untuk menghubungkan komunikasi hingga pelosok nusantara.
Kepala Penerangan Komando Daerah Militer XVII/Cenderawasih Kolonel (Inf) Aqsha Erlangga saat dikonfirmasi Kamis (3/3/2022) membenarkan aksi penyerangan delapan warga sipil dan seorang prajurit di Distrik Beoga itu.
Informasi itu pertama kali disampaikan salah satu pekerja yang selamat berinisial NS. Saat penyerangan, NS tidak di lokasi kejadian. Saat menemukan rekan-rekannya tewas, NS pun menghubungi salah seorang rekannya berinisial Al yang berada di Ilaga, ibu kota Puncak sekitar pukul 13.00 WIT.
"Anggota kami mendapatkan informasi dari Al terjadi penyerangan delapan rekannya di Beoga. Pekerja yang selamat berinisial NS kini masih berada di lokasi kejadian bersama jenazah delapan rekannya, " ungkap Aqsha.
Ia menuturkan, berdasarkan informasi terakhir para korban belum dapat dievakuasi pada Rabu lalu karena faktor cuaca buruk di Beoga. Rencananya para korban akan dievakuasi pada Kamis (3/3/2022) ini.
"Polda Papua bersama Kodam Cenderawasih akan mengevakuasi para korban dari lokasi kejadian. Perbuatan para pelaku yang membunuh warga sipil merupakan kejahatan kriminal luar biasa," kata Aqsha.
Ia menambahkan, kelompok kriminal bersenjata yang berjumlah 15 orang menyerang Pratu Herianto bersama 11 rekannya saat berpatroli di Kampung Dambet, Distrik Beoga pada pukul 12.45. Herianto mengalami luka tembak di bagian leher.
"Kondisi Herianto masih sadar dan stabil. Prajurit kami telah mengevakuasi korban ke Puskesmas Beoga. Rencananya korban akan dievakuasi ke Timika pada Kamis ini, " tambahnya.
Kepala Bidang Humas Polda Papua, Kombes Ahmad Mustofa Kamal mengatakan, korban yang meninggal dunia yakni berinisial B, R, BN, BT, J, E, S dan PD. Sedangkan satu korban selamat berinisial NS.
“Pihak Perusahaan PT. Palapa Timur Telematika (PTT) sudah mengevakuasi karyawan yang berada di BTS 4, sedangkan untuk di BTS 3 belum bisa dilakukan karena terkendala cuaca,” kata Kamal.
Ahmad pun menyatakan, Polres Puncak saat ini sudah membentuk tim untuk menuju ke tempat untuk membantu proses evakuasi dan melakukan penyelidikan dan penyidikan terkait kasus tersebut.
Tanpa koordinasi
Kapolda Papua Inspektur Jenderal Mathius Fakhiri menyatakan, para pekerja itu sama sekali tidak berkomunikasi dengan aparat keamanan terkait kegiatan di Beoga. Padahal, ujar Mathius , dirinya sudah menyampaikan berulangkali agar berkoordinasi dengan aparat keamanan, khususnya di daerah rawan serangan KKB.
Kepala Satgas Penegakan Hukum Damai Cartenz, Kombes Gatot Suprasetya mengatakan, pihaknya masih berupaya mengevakuasi delapan korban dan satu pekerja yang selamat. "Belum diketahui pelaku yang menyerang para korban. Kami sedang mempersiapkan diri ke lokasi kejadian untuk mengevakuasi para korban, " kata Gatot.
Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka, Sebby Sambom menyatakan, pihaknya bertanggungjawab dalam aksi penyerangan para pekerja menara BTS di Beoga. Aksi ini sebagai penolakan berbagai pembangunan infrastruktur oleh pemerintah Indonesia di Papua.
"Kami menyerang para pekerja ini karena sebenarnya mereka adalah anggota intelejen. Mereka bekerjasama dengan aparat keamanan untuk memberikan informasi tentang pergerakan kami," kata Sebby.
Pembangunan menara BTS sangat penting agar masyarakat bisa mendapatkan jaringan telekomunikasi memadai. Selama ini, jaringan internet hanya dapat diakses di Distrik (kecamatan) Ilaga, ibu kota Puncak. Padahal, terdapat 25 distrik di kabupaten tersebut.
Dari catatan Kompas dan data Polda Papua, total terjadi 11 kasus penyerangan pekerja yang melaksanakan pembangunan Trans-Papua dan infrastruktur lainnya di sejumlah kabupaten, seperti Puncak, Nduga, dan Yahukimo, sejak tahun 2016 hingga Maret 2022.
Kasus terbesar terjadi pada tahun 2018, ketika kelompok Egianus Kogoya menyerang 28 pekerja PT Istaka Karya pada 2 Desember 2018 di Bukit Kabo, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga. Sebanyak 17 orang meninggal, 7 orang selamat, dan 4 orang belum ditemukan tim gabungan TNI dan Polri.
Hingga kini, total 38 infrastruktur pekerja meninggal dunia dan 10 pekerja luka berat. Adapun empat pekerja dari PT Istaka Karya belum ditemukan hingga saat ini.