BMKG Ingatkan Hujan Lebat di Sumut Masih Berlanjut
Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat berpotensi terjadi di wilayah Sumatera Utara dalam tiga hari ke depan. BMKG memperingatkan pemerintah daerah agar mengantisipasi terjadinya banjir berkepanjangan dan longsor.
Oleh
NIKSON SINAGA
·3 menit baca
MEDAN, KOMPAS — Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat berpotensi terjadi di wilayah Sumatera Utara dalam tiga hari ke depan. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan pemerintah daerah agar mengantisipasi terjadinya banjir berkepanjangan dan longsor.
”Berdasarkan analisis kami di wilayah Sumut, hujan lebat disertai petir dan angin kencang masih berpotensi terjadi pada 1-3 Maret dengan durasi yang lama dan cakupan yang luas,” kata Kepala BMKG Wilayah I Medan Darmawan di Medan, Sumut, Selasa (1/3/2022).
Darmawan pun meminta agar semua pemangku kepentingan, khususnya pemerintah daerah, meningkatkan kesiagaan menghadapi bencana hidrometeorologi, seperti banjir, banjir bandang, longsor, angin kencang, dan gelombang tinggi.
Curah hujan tinggi pun sudah mulai terjadi dalam beberapa hari ini dan mengakibatkan banjir di sebagian wilayah Medan. Di Kecamatan Deli Tua, Kabupaten Deli Serdang, satu minibus terseret banjir ketika melintas di atas jembatan. Empat orang meninggal karena terjebak di dalam minibus dan baru ditemukan pada Senin (28/2/2022).
Darmawan menjelaskan, berdasarkan pola angin gradien menunjukkan adanya gangguan cuaca berupa daerah tekanan rendah di wilayah Samudra Hindia. Hal tersebut mengakibatkan belokan angin dengan daerah pertemuan angin di wilayah lereng timur dan pegunungan Sumut.
”Ini memicu pertumbuhan awan-awan hujan di wilayah Sumut. Suhu permukaan laut di perairan barat Sumatera dan Selat Malaka juga berkisar 29-31 derajat celsius yang menunjukkan adanya asupan uap air yang cukup tinggi,” kata Darmawan.
Upaya antisipasi
Wali Kota Medan Bobby A Nasution mengatakan, berbagai upaya dilakukan untuk mengantisipasi banjir yang bisa terjadi lagi di Medan. Banjir sudah merendam sejumlah wilayah pada Minggu (27/2/2022) malam dan mulai surut pada Senin pagi. Ribuan rumah warga, khususnya yang berada di sekitar Sungai Deli, terendam banjir.
Bobby mengatakan, mereka melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kesiagaan menghadapi hujan lebat. Tindakan jangka pendek dilakukan dengan pembersihan drainase oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Pekerjaan Umum di setiap kecamatan. ”Ada sekitar 100 petugas UPT di setiap kecamatan yang akan membersihkan drainase,” kata Bobby.
Bobby mengatakan, ia sudah memperingatkan jajarannya karena dinilai tidak sigap menghadapi banjir pada Minggu malam. Petugas tidak turun ke lapangan justru alasannya karena hujan. ”Masak gara-gara hujan tidak datang. Padahal, di wilayahnya terjadi banjir,” kata Bobby.
Bobby menyebut, mereka juga saat ini menormalisasi sejumlah drainase. Pengerjaannya pun dikebut agar bisa mengurangi dampak dari hujan lebat pada Maret ini. Selain itu, Pemko Medan juga berkoordinasi dengan Balai Wilayah Sungai Sumatera II untuk menormalisasi sungai dan memperbaiki pintu kanal yang rusak di Medan Johor.
Pintu kanal itu, kata Bobby, akan mengalirkan sebagian debit air ke Sungai Percut. Dalam beberapa tahun ini, pintu kanal itu rusak sehingga air hanya bisa dialirkan ke Sungai Deli yang kapasitas penampungan airnya juga menurun karena sedimentasi.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Medan M Husni mengatakan, mereka fokus menangani dampak dari banjir di Kota Medan. Mereka pun menyiapkan tim evakuasi untuk menolong warga jika terjebak banjir. Sebelumnya, ada 12 kecamatan yang terdampak banjir dan lebih dari 3.267 rumah terendam banjir.
Kepala Lingkungan II Kelurahan Aur Kecamatan Medan Maimun, Fitri Anika, mengatakan, warga mereka yang bermukim di sekiar Sungai Deli meningkatkan kewaspadaan setelah sempat terendam banjir. Mereka kini sudah masuk lagi ke rumahnya setelah banjir surut. ”Namun, jika hujan turun, warga yang bermukim di dekat sungai langsung mengungsi ke tempat yang aman,” kata Fitri.