Pengungsi Banjir Bandang Brebes Butuh Bantuan Pakaian Dalam hingga Selimut
Pengungsi akibat banjir bandang di Kecamatan Bumiayu, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, membutuhkan pakaian dalam, perlengkapan bayi, handuk, dan selimut. Barang-barang mereka hanyut terbawa banjir dan sebagian lagi kotor.
Oleh
KRISTI DWI UTAMI
·3 menit baca
BREBES, KOMPAS — Sejumlah warga terdampak bencana banjir bandang di Kecamatan Bumiayu, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, membutuhkan bantuan, terutama pakaian dan pakaian dalam. Pakaian milik pengungsi sebagian besar hanyut terbawa arus dan sebagian lagi kotor terkena lumpur saat banjir bandang melanda.
Hujan deras yang terjadi, Sabtu (26/2/2022) siang hingga petang memicu debit air di Sungai Keruh, Sungai Erang, dan Sungai Pedes, Kecamatan Bumiayu, Brebes, meluap. Akibatnya, sejumlah permukiman warga di Desa Jatisawit, Negaradaha, Penggarutan, Kalierang, dan Dukuhturi dilanda banjir bandang.
Banjir bandang tersebut membuat sekitar 75 rumah warga, terutama di bantaran sungai rusak ringan hingga berat. Dari jumlah tersebut, sekitar 10 rumah rusak berat dan 3 rumah hanyut terbawa arus. Beruntung, tidak ada korban jiwa maupun luka dalam kejadian itu. Sebanyak 297 orang mengungsi di SD IT Al-Ambary, mushala Dukuh Sawangan, dan MTs Muhammadiyah Bumiayu. Selain itu, ada juga warga yang mengungsi di rumah tetangga atau kerabat yang tidak terdampak bencana.
Banjir yang pada Sabtu mencapai ketinggian 50 sentimeter tersebut, pada Senin (28/2/2022) sudah surut. Kendati demikian, banjir meninggalkan lumpur dan sampah di rumah-rumah warga.
”Banjir seperti ini terjadi terakhir sekitar dua tahun lalu. Yang kami butuhkan saat ini adalah bantuan personel untuk membersihkan lumpur dan sampah yang terbawa banjir masuk ke rumah,” kata Teguh Supriyanto, warga Desa Kalierang, saat dihubungi, Senin (28/2/2022).
Sementara itu, ratusan warga yang masih mengungsi dalam kondisi sehat. Mereka membutuhkan bantuan berupa pakaian dan perlengkapan bayi.
”Kalau kebutuhan pangan sudah terpenuhi dari sumbangan donatur dan masyarakat sekitar. Kebutuhan lain yang mendesak dipenuhi antara lain pakaian dalam, handuk, popok bayi, dan selimut. Sebagian warga mengeluhkan pakaiannya hanyut terbawa banjir, sebagian lagi kotor karena terkena banjir,” papar Rohamah, pengajar sekaligus sukarelawan di pengungsian SD IT Al-Ambary.
Kalau kebutuhan pangan sudah terpenuhi dari sumbangan donatur dan masyarakat sekitar. Kebutuhan lain yang mendesak dipenuhi antara lain pakaian dalam, handuk, popok bayi, dan selimut.
Dihubungi terpisah, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Brebes Nushy Mansyur mengatakan, pihaknya masih fokus menangani pengungsi. Selain itu, sejumlah sukarelawan juga diterjunkan untuk membantu warga membersihkan rumah dan lingkungan dari sampah dan lumpur.
”Kami juga sedang dalam proses asesmen rumah warga yang terdampak banjir bandang. Sementara ini, ada 13 rumah rusak yang akan kami usulkan ke Pemerintah Jateng untuk diberi bantuan perbaikan,” tutur Nushy.
Dalam kunjungannya ke Bumiayu, Minggu (27/2/2022), Bupati Brebes Idza Priyanti mendapat permintaan dari warga agar mereka direlokasi. Idza menyebut, pihaknya telah menyiapkan lahan di Dukuh Maribaya, Desa Kalinusu, Kecamatan Bumiayu, yang bisa dimanfaatkan untuk menjadi tempat relokasi. Namun, pembangunan rumahnya perlu dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Jateng.
Terkait rencana relokasi tersebut, Nushy menyebut, sebagian warga belum siap. Apalagi, Dukuh Maribaya yang direncanakan menjadi tempat relokasi tersebut dinilai terlalu jauh, yakni sekitar 12 kilometer dari desa yang mereka tinggali saat ini.
Hutan gundul
Idza menuturkan, penyebab banjir bandang di wilayah dataran tinggi Brebes itu adalah kerusakan lingkungan di wilayah hulu akibat gundulnya hutan. Hutan gundul membuat tidak banyak air hujan yang meresap.
”Satu-satunya jalan, pegunungan wilayah hulu Kecamatan Sirampog dan sekitarnya harus dijadikan hutan lindung agar tidak ada penebangan pohon secara sembarangan. Kalau di daerah hulu ada pohon-pohon besar, air tidak akan langsung menggelontor ke bawah seperti kejadian kemarin,” papar Idza.
Idza meminta masyarakat, baik di daerah hulu maupun hilir, untuk memperhatikan lingkungannya. Masyarakat di daerah hulu diminta rajin menanam pohon. Adapun warga di daerah hilir diminta menjaga kebersihan saluran air di sekitar rumah. Tanggul-tanggul sungai yang sudah rusak atau rawan jebol juga diharapkan bisa diperbaiki untuk menekan risiko luapan air ke permukiman.
Kepala Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air dan Tata Ruang Kabupaten Brebes Agus Ashari mengatakan, ada dua rencana yang disiapkan untuk penanganan banjir di Bumiayu. Pertama, perbaikan tebing Sungai Keruh yang sudah dianggarkan sebesar Rp 3 miliar dan yang kedua, perbaikan tebing Sungai Kalinusu dengan anggaran Rp 1 miliar.