Korban Gempa di Nagari Kajai Sulit Mengakses Air Bersih
Sebagian korban gempa di Pasaman Barat, Sumatera Barat, masih sulit mengakses air bersih. Adapun pasokan bantuan lain seperti logistik dan sandang sudah mulai merata.
Oleh
PANDU WIYOGA, YOLA SASTRA
·3 menit baca
PASAMAN BARAT, KOMPAS — Korban gempa di Nagari Kajai, Kecamatan Talamau, Pasaman Barat, Sumatera Barat, harus mengambil air dari sungai untuk mandi, cuci, dan kakus karena air pipa masih mati. Adapun pasokan bantuan lain, seperti makanan, tenda, dan sandang, sudah mulai merata.
Warga Jorong Pasa Lamo, Nagari Kajai, Gusti (45), Senin (28/2/2022), mengatakan, air pipa dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) setempat belum normal. Aliran air masih kecil dan sering mati.
”Kami mengambil air dari sungai untuk mandi, cuci, dan kakus. Kami berharap pemerintah segera memperbaiki perpipaan agar air bisa kembali mengalir,” kata Gusti.
Warga lain, Irfan (39), mengatakan, setiap hari mereka harus mengambil air dari mata air di kaki Gunung Talamau yang jaraknya sekitar 500 meter dari pengungsian di SD Negeri 22 Talamau. Air yang mereka angkut dari mata air itu hanya digunakan untuk memasak.
”Kalau untuk mandi dan kakus, kami memanfaatkan sungai atau aliran air dekat pengungsian ini. Namun, air untuk masak harus ambil dari mata air yang lebih jauh karena air sungai agak keruh,” ujar Irfan.
Air untuk masak harus ambil dari mata air yang lebih jauh karena air sungai agak keruh.
Wilayah yang terdampak gempa di Pasaman Barat terletak di kaki Gunung Talamau. Di lokasi itu, warga tidak memiliki sumur sebagai sumber air bersih. Selama ini mereka bergantung pada air pipa dari PDAM setempat.
Pelaksana Tugas Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pasaman Barat Azhar mengatakan, mobil-mobil PDAM sudah digerakkan untuk menyalurkan air bersih. Mobil itu tidak hanya dari Pasaman Barat, tetapi juga dari daerah lain.
”Dari hasil rapat, PDAM langsung yang mendistribusikan air. Sudah ada pembagian tugas. PDAM menyalurkan air ke posko, termasuk di Kajai,” katanya.
Adapun terkait bantuan bagi korban gempa, warga di Jorong Pasa Lamo menilai distribusi sudah mulai merata. Gusti mengatakan, warga sudah mendapat tenda, makanan instan, sayuran, telur, dan air minum dalam jumlah yang mencukupi.
Hal serupa juga disampaikan oleh Irfan. Distribusi bantuan di Jorong Pasa Lamo dinilai sudah mencukupi. Aliran listrik dan sinyal ponsel juga sudah pulih sejak 27 Februari lalu.
Berdasarkan data BPBD Sumatera Barat, hingga Senin siang, 11 orang meninggal akibat gemba bermagnitudo 6,1 yang berpusat di Pasaman Barat 25 Februari lalu. Dua kabupaten terdampak adalah Pasaman Barat dan Pasaman.
Di Pasaman Barat, sebanyak 5 orang meninggal. Selain itu, 37 warga luka berat, 310 orang luka ringan, dan sekitar 10.000 orang mengungsi. Tercatat sebanyak 400 rumah dan beberapa fasilitas umum rusak.
Adapun di Pasaman, jumlah korban meninggal tercatat 6 orang. Selain itu, ada 5 warga yang mengalami luka berat, 36 orang luka ringan, dan lebih kurang 3.000 orang mengungsi. Sebanyak 1.000 rumah rusak dan beberapa fasilitas umum rusak.