Puluhan Rumah di Brebes Rusak Dilanda Banjir Bandang
Puluhan rumah dan infrastruktur publik rusak akibat banjir bandang di Kecamatan Bumiayu, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, Sabtu (26/2/2022). Bencana itu membuat ratusan orang terpaksa tinggal di pengungsian.
Oleh
KRISTI DWI UTAMI
·3 menit baca
BREBES, KOMPAS — Banjir bandang melanda lima desa di Kecamatan Bumiayu, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, Sabtu (26/2/2022). Bencana yang dipicu hutan gundul di kawasan hulu tiga sungai itu menyebabkan sedikitnya 75 rumah rusak dan tiga di antaranya hanyut terbawa arus. Sebanyak 297 warga mengungsi.
Banjir bandang itu terjadi pada Sabtu sekitar pukul 17.00. Kala itu, wilayah Kecamatan Bumiayu diguyur hujan deras. Hal itu membuat debit tiga sungai, yakni Sungai Keruh, Sungai Erang, dan Sungai Pedes, meluap.
Pada saat yang sama, longsor terjadi di jalan penghubung Dukuh Warni-Dukuh Paingan, Desa Dawuhan, Kecamatan Sirampog. Material longsor yang terbawa luapan air sungai menimbulkan banjir bandang setidaknya di lima desa, yakni Desa Jatisawit, Negaradaha, Penggarutan, Kalierang, dan Dukuhturi.
Banjir bandang tersebut mengakibatkan sekitar 75 rumah warga, terutama di bantaran sungai, rusak ringan hingga berat. Dari jumah tersebut, sekitar sepuluh rumah rusak berat dan tiga rumah hanyut terbawa arus. Beruntung, tidak ada korban jiwa ataupun luka dalam kejadian itu.
Berdasarkan catatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Brebes, sebanyak 297 orang mengungsi. Mereka mengungsi di sejumlah lokasi, antara lain SD IT Al-Ambary, mushala Dukuh Sawangan, dan MTs Muhammadiyah Bumiayu. Selain itu, ada juga warga yang mengungsi di rumah tetangga atau kerabatnya yang tidak terdampak banjir bandang.
”Seluruh kebutuhan pengungsi, terutama bahan pangan, sandang, dan papan, sudah dicukupi, dibantu para sukarelawan. Di salah satu pengungsian, ada warga yang mengatakan bahwa mereka ingin direlokasi di tempat yang aman,” kata Bupati Brebes Idza Priyanti, Minggu (27/2/2022).
Seluruh kebutuhan pengungsi, terutama bahan pangan, sandang, dan papan, sudah dicukupi, dibantu para sukarelawan.
Idza berkomitmen meneruskan aspirasi warga tersebut kepada Pemerintah Provinsi Jateng. Menurut dia, pihaknya sudah menyiapkan lahan di Dukuh Maribaya, Desa Kalinusu, Kecamatan Bumiayu. Lahan itu diharapkan bisa dimanfaatkan Pemprov Jateng untuk membangun hunian guna menampung warga yang rumahnya rusak berat dan hanyut.
Kepala BPBD Brebes Nushy Mansyur menyebut, banjir bandang tersebut dipicu kerusakan lingkungan di daerah hulu. Pohon-pohon di hutan yang seharusnya bisa menjadi daerah resapan banyak yang ditebang hingga gundul.
”Masyarakat harus betul-betul menjaga hutan di daerah hulu dan menggalakkan lagi penanaman pohon. Percuma saja ada perbaikan di daerah hilir kalau hulunya rusak, nanti kalau terkena banjir bandang lagi akan rusak,” ujar Nushy.
Nushy meminta masyarakat untuk waspada karena hujan deras masih akan terjadi hingga beberapa pekan ke depan. Retakan-retakan tanah sepanjang ratusan meter disebutnya juga sudah terjadi di daerah hulu. Masyarakat diminta mewaspadai hal tersebut karena saat hujan turun ada potensi longsor.
”Kami akan mencoba mengusulkan agar wilayah hulu itu bisa jadi taman nasional. Biar wilayah itu bisa lebih terlindungi,” imbuhnya.
Jembatan
Selain merusak rumah warga, banjir tersebut juga mengakibatkan sebuah jembatan utama penghubung Kabupaten Tegal dan Kabupaten Banyumas rusak. Akibatnya, lalu lintas di lokasi tersebut terganggu.
”Oprit jembatan sebelah selatan rusak dan turap pasangan batu hancur ketabrak arus. Selain itu, sheet pile baja yang melindungi abutment (kepala jembatan) dan oprit tercabut karena derasnya arus sungai,” ujar Kepala Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Brebes Ridho Khaeron.
Menurut Ridho, pihaknya sudah berkoordinasi dengan pejabat pembuat komitmen dan Kepala Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional terkait kerusakan tersebut. Sambil menunggu perbaikan, jembatan yang tadinya bisa dilalui di kedua lajurnya itu hanya dibuka untuk satu lajur. Adapun sebagian dialihkan lewat jalan dalam kota.