Pembangunan Dua Bendungan di Sulut Ditargetkan Rampung Tahun Ini
Dua proyek bendungan di Sulawesi Utara yang didanai APBN ditargetkan rampung pada 2022, yaitu Kuwil Kawangkoan dan Lolak.
Oleh
KRISTIAN OKA PRASETYADI
·4 menit baca
MANADO, KOMPAS — Dua proyek bendungan di Sulawesi Utara yang didanai APBN ditargetkan rampung pada 2022, yaitu Bendungan Kuwil Kawangkoan di Minahasa Utara dan Bendungan Lolak di Bolaang Mongondow. Pembangunan dua bendungan itu telah melebihi lima tahun dan beberapa kali melampaui target.
Dalam keterangan pers tertulis, Minggu (27/2/2022), Gubernur Sulut Olly Dondokambey menyatakan, berbagai proyek infrastruktur yang sedang berlangsung merupakan bentuk dukungan Presiden Joko Widodo. ”Manfaat (infrastruktur) akhirnya bisa dimanfaatkan masyarakat di sini. Pemerintah betul-betul membangun di (Indonesia) timur dan barat,” ujarnya.
Hal ini ia ungkapkan menyusul peresmian ruas terakhir Jalan Tol Manado-Bitung sepanjang 13,5 kilometer, Jumat (26/2/2022), oleh Presiden. Dengan begitu, jalan tol sepanjang 39,8 km yang mulai dibangun sejak 2016 itu siap dioperasikan seutuhnya. Waktu tempuh dari Manado hingga Bitung bisa dipersingkat dari 90 menit menjadi 30 menit.
Pada saat yang sama, Bendungan Kuwil Kawangkoan di Kalawat, Minahasa Utara, yang dibangun pada tahun yang sama dengan jalan tol belum rampung hingga saat ini. Penyelesaiannya sudah meleset setahun lebih dari batas waktu yang sempat ditetapkan pada 2019, yakni 6 Desember 2020.
Menurut catatan Kompas, laju pembangunan pendungan itu baru mencapai 50 persen pada 17 Oktober 2019. Pada 13 Agustus 2020, Gubernur Olly Dondokambey dan mantan Kepala Balai Wilayah Sungai Sulawesi (BWSS) I Bastari menyatakan konstruksi sudah mencapai 75 persen dan akan selesai pada 2021.
Terakhir, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono ketika mengunjungi Sulut dalam rangkaian peninjuan proyek dan persemian Jalan Tol Manado-Bitung, Kamis (24/2/2022), mengatakan, konstruksi Bendungan Kuwil Kawangkoan mencapai 76 persen. ”Kira-kira Agustus 2022 sudah bisa diisi air,” ujar Basuki.
Pemerintah menggelontorkan anggaran tahun jamak sejak 2016 dengan besaran Rp 1,9 triliun. Pembangunan bendungan ini dibagi menjadi tiga paket konstruksi yang menjadi tanggung jawab beberapa perusahaan.
Paket pertama yang dibangun oleh konsorsium PT Wijaya Karya dan PT Daya Mulia Turangga meliputi bendungan utama, puncak bendungan, dan terowongan pengelak air. Paket kedua yang dikerjakan PT Nindya Karya meliputi, antara lain, spillway, jalan inspeksi, jalan akses, serta sebuah terowongan pengelak air lainnya. Adapun paket ketiga dilanjutkan oleh gabungan PT Wijaya Karya dan PT Nindya Karya.
Kepala BWSS I saat ini, Komang Sudana, mengatakan, pekerjaan utama yang tengah berlangsung adalah penyelesaian tubuh bendungan. ”Setelah itu akan dilanjutkan dengan penataan kawasan, penutupan terowongan, dan terakhir pekerjaan hidromekanikal,” katanya.
Bendungan Kuwil Kawangkoan berkapasitas tampung 23,4 juta meter kubik dengan luas genangan 139 hektar. Tujuan utama pembangunannya adalah mengatasi banjir dari Daerah Aliran Sungai (DAS) Tondano di Manado, sebagaimana terjadi hampir setiap tahun. Bendungan itu dapat menahan debit banjir 40 tahunan sebesar 470 meter kubik per detik.
Kami targetkan Mei 2022 sudah mulai impounding (mengisi air).
Direktur Bendungan dan Danau Kementerian PUPR Airlangga Mardjono mengatakan, bendungan terletak tepat di atas Kota Manado sehingga pencegahan banjir akan efektif. ”Jadi, di DAS Tondano ada dua tampungan air. Pertama adalah tampungan air alami di Danau Tondano, dan kedua adalah Bendungan Kuwil Kawangkoan,” ujarnya.
Air dari bendungan ini juga akan menjadi stok air baku bagi tiga daerah, yakni Manado, Kecamatan Kalawat di Minahasa Utara, dan Bitung sebesar 4.500 liter per detik. Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Bitung secara khusus juga akan mendapatkan pasokan air sekalipun KEK yang diinisiasi pada 2014 itu secara de facto hingga kini belum beroperasi.
Selain Bendungan Kuwil Kawangkoan, Kementerian PUPR juga sedang membangun Bendungan Lolak di Bolaang Mongondow. Menteri Basuki mengatakan, saat ini konstruksinya sudah selesai 94,5 persen. Ia optimistis bendungan tersebut akan selesai tahun ini.
”Kami targetkan Mei 2022 sudah mulai impounding (mengisi air). Konstruksi paket pertama sudah selesai 100 persen, sedangkan paket kedua 89,03 persen,” kata Basuki.
Baca juga :
Tarif Terlalu Mahal, Pengusaha Tak Minat Pakai Jalan Tol Manado-Bitung
Berukuran lebih kecil ketimbang Bendungan Kuwil Kawangkoan, Bendungan Lolak yang mulai dibangun pada 2015 memiliki luas genangan 97,5 hektar. Fungsi utamanya adalah menyediakan irigasi seluas 2.214 hektar serta air baku dengan debit 500 liter per detik.
Konstruksi Bendungan Lolak bernilai sekitar Rp 1,65 triliun. Paket pertama dikerjakan PT Pembangunan Perumahan (PP), sedangkan paket kedua oleh kerja sama antara PT PP dan PT Ashfri Putralora.