Dua Meninggal dan Puluhan Luka akibat Gempa di Pasaman Barat
BNPB melaporkan setidaknya 2 warga meninggal dan 20 warga lainnya luka-luka akibat gempa bermagnitudo 6,2 di Pasaman Barat, Sumatera Barat.
Oleh
YOLA SASTRA
·3 menit baca
PADANG, KOMPAS — Badan Nasional Penanggulangan Bencana melaporkan setidaknya 2 warga meninggal dan 20 warga lainnya luka-luka akibat gempa bermagnitudo 6,1 yang terjadi di Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat, Jumat (25/2/2022). Warga diminta tetap waspada karena ada potensi gempa susulan, menjauhi bangunan yang retak, juga tebing atau pegunungan yang berpotensi longsor.
”Di Pasaman Barat, ada 2 orang meninggal dan 20 orang luka-luka. Itu data sementara. Kami akan terus berkoordinasi dan mengumpulkan data. Dalam waktu dekat akan kami pastikan jumlah korban jiwa dan kerugian harta benda,” kata Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Mayor Jenderal Suharyanto dalam jumpa pers daring, Jumat (25/2/2022) siang.
Suharyanto menambahkan, hingga Jumat siang juga terdata di Pasaman Barat satu unit bangunan SD 19 Kinali rusak berat. Selain itu, ada satu unit Bank Nagari cabang pembantu rusak sedang, satu unit balairung rusak sedang, dan satu aula kantor Bupati Pasaman Barat rusak sedang.
Menurut Suharyanto, BNPB segera mengambil langkah setelah gempa mengguncang Pasaman Barat dan sekitarnya. Tim reaksi cepat sudah berangkat ke lokasi untuk melakukan asesmen dan mengumpulkan keterangan terkait korban, kerusakan, dan lainnya bekerja sama dengan pemerintah daerah.
Suharyanto dan rombongan dari Jakarta juga bakal berangkat ke Pasaman Barat. BNPB berkoordinasi dengan pemda dan segera membentuk posko penanganan bencana di Pasaman Barat dan Pasaman, dua kabupaten bertetangga yang terdampak gempa.
”Nanti akan ditentukan dan didirikan tempat pengungsian. Diperkirakan ada pengungsi di lokasi. Kami akan siapkan kebutuhan dasar agar masyarakat terdampak bisa terlayani kebutuhannya,” ujarnya.
Deputi Bidang Geofisika Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Suko Prayitno Adi mengatakan, gempa di Sumbar punya karakteristik bakal terjadi gempa susulan. Masyarakat diminta menjauh dari bangunan yang rusak atau miring yang berpotensi roboh akibat gempa susulan.
”Masih akan ada gempa susulan satu-dua hari ini. Kami imbau masyarakat dan pemda, apabila ada rumah yang rusak, atau miring, disarankan menjauh dari rumah. Walaupun gempa (susulan) kecil, dikhawatirkan bisa merobohkan bangunan yang sudah rusak sebelumnya,” kata Suko.
Suko menambahkan, masyarakat yang tinggal di lereng bukit dan sejenisnya juga diminta mengungsi ke tempat lain sementara waktu. Dikhawatirkan akan terjadi longsoran di sekitar lereng. Seusai gempa di Pasaman Barat, sudah terjadi beberapa longsoran.
Gempa darat
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menjelaskan, gempa bumi tektonik bermagnitudo (M) 6,2 terjadi di Kecamatan Talamau, Pasaman Barat, pada Jumat pukul 08.39. Hasil analisis BMKG, parameter gempa M 6,2 diperbarui menjadi M 6,1. Titik gempa berada di 0,15 lintang utara dan 99,98 bujur timur. Lokasi sekitar 17 kilometer arah timur laut Pasaman Barat di kedalaman 10 kilometer.
Sebelum itu, BMKG juga melaporkan terjadi gempa bermagnitudo 5,2 pukul 08.35 di titik 0,14 lintang utara, 99,99 bujur timur. Lokasi sekitar 18 kilometer arah timur laut Pasaman Barat di kedalaman 10 kilometer.
Gempa bumi ini jenis gempa kerak dangkal akibat aktivitas sesar aktif atau patahan aktif, yaitu Sesar Besar Sumatera, tepatnya di segmen Angkola bagian selatan.
Dwikorita melanjutkan, dengan memperhatikan episenter dan hiposenter gempa M 6,1 itu, gempa bumi ini berjenis gempa kerak dangkal akibat aktivitas sesar aktif atau patahan aktif, yaitu Sesar Besar Sumatera, tepatnya di segmen Angkola bagian selatan.
”Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan gempa bumi ini memiliki mekanisme pergerakan geser atau strike slip,” ujar Dwikorita. Ditambahkan, gempa tidak berpotensi tsunami.
Menurut Dwikorita, di Pasaman Barat, skala intensitas guncangan gempa VI MMI. Getaran dirasakan oleh semua penduduk, kebanyakan terkejut dan lari ke luar bangunan. Adapun di Pasaman, skala intensitasnya V MMI, yaitu getaran dirasakan hampir semua penduduk, orang banyak terbangun.
Gempa juga dirasakan di Agam, Bukittinggi, dan Padang Panjang dengan skala intensitas IV MMI serta Padang, Payakumbuh, Aek Godang, dan Gunungsitoli dengan skala intensitas III MMI. Selain itu, di Pesisir Selatan, Rantau Parapat, Nias Selatan, dan Bangkinang, gempa dirasakan dengan skala intensitas II MMI.