Korsleting Picu Kebakaran Relokasi Pasar Johar di Semarang, Tak Ada Kesengajaan
Penyebab kebakaran relokasi Pasar Johar di Kota Semarang, Jateng, Rabu (2/2/2022), dipastikan karena korsleting listrik. Tidak ditemukan indikasi kesengajaan dalam kebakaran tersebut.
Oleh
KRISTI DWI UTAMI
·3 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Kepolisian menyimpulkan, korsleting listrik menjadi penyebab kebakaran di tempat relokasi Pasar Johar, Kompleks Masjid Agung Jawa Tengah, Kota Semarang, Jawa Tengah, Rabu (2/2/2022). Untuk selanjutnya, instalasi listrik di bangunan-bangunan ataupun tempat pelayanan publik di Kota Semarang akan lebih diawasi.
Kebakaran yang melanda blok F relokasi Pasar Johar itu diperkirakan terjadi pada Rabu sekitar pukul 18.30. Setelah puluhan mobil pemadam kebakaran dan mobil water cannon dikerahkan, api berhasil dipadamkan pukul 23.00. Berdasarkan data, tercatat 163 kios terbakar dengan total kerugian hingga Rp 11 miliar.
Setelah api padam, polisi melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan memeriksa sejumlah saksi. Berdasarkan olah TKP, lokasi sumber api pertama berada di instalasi listrik utama pada bagian penghubung stop kontak, tepatnya di blok F4 bagian tengah. Luas area terbakar sekitar 5.500 meter persegi.
Dari tempat tersebut, polisi mengambil sejumlah barang bukti, antara lain sisa arang, kabel tembaga listrik yang terbakar, dan sisa karung plastik yang terbakar. Barang bukti itu kemudian diperiksa di laboratorium forensik Kepolisian Daerah Jateng.
Kepala Laboratorium Forensik (Kalabfor) Polda Jateng Komisaris Besar Slamet Iswanto, di Markas Kepolisian Resor Kota Besar Semarang, Sabtu (19/2/2022), mengatakan, hasil pemeriksaan menunjukkan percikan bunga api listrik yang timbul karena korsleting di instalasi listrik utama. Hal itu dimungkinkan karena pemasangan instalasi listrik yang kurang sesuai, sudah lama, atau terjepit barang serta rusak oleh hewan pengerat. ”Pemanasan tinggi pada instalasi listrik akibat hal-hal tersebut memicu korsleting,” katanya.
Menurut Slamet, hasil laboratorium tidak menemukan zat pemercepat kebakaran dari sampel arang yang diambil di enam tempat berbeda. Zat pemercepat kebakaran yang dimaksud antara lain bahan bakar. Hal ini mengindikasikan bahwa tidak ada unsur kesengajaan dalam kebakaran tersebut.
Hasil pemeriksaan laboratorium forensik Polda Jateng itu disebut Kepala Polrestabes Semarang Komisaris Besar Irwan Anwar sesuai dengan keterangan para saksi yang telah diperiksa. Hingga Sabtu, 26 orang, terdiri dari pedagang, warga, dan petugas pasar sudah diperiksa polisi.
”Saksi atas nama Suroto dan Imam Triyadi mengaku melihat asap hitam mengepul pertama kali dari blok F4. Saksi Imam yang saat itu sedang patroli kemudian melapor kepada penjaga pasar lain atas nama Catur. Keduanya datang ke salah satu kios yang menjadi sumber api pertama, lalu mencoba memadamkan api dengan alat pemadam api ringan (APAR), tetapi api sudah telanjur membesar,” ujar Irwan.
Sementara itu, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi menyebut, kebakaran di relokasi Pasar Johar menjadi pelajaran berharga bagi pedagang ataupun Pemerintah Kota Semarang. Hendrar mengajak para pedagang ataupun petugas di dinas terkait untuk lebih ketat mengawasi kondisi instalasi listrik.
Hasil laboratorium tidak menemukan zat pemercepat kebakaran dari sampel arang yang diambil di enam tempat berbeda. Zat pemercepat kebakaran, antara lain, bahan bakar. Hal ini mengindikasikan tidak ada unsur kesengajaan dalam kebakaran tersebut. (Slamet Iswanto)
”Langkah kami di internal pemerintah akan mengingatkan dinas terkait lebih memantau jaringan listrik di ruang-ruang pelayanan publik, khususnya pasar. Pedagang juga perlu saling mengawasi, kalau sebelahnya ada yang instalasi listriknya ceroboh, diingatkan atau dilaporkan ke dinas terkait,” ucap Hendrar.
Hendrar menambahkan, penyediaan APAR yang sesuai standar menjadi salah satu syarat yang harus dipenuhi sebelum mengajukan izin pendirian bangunan di Kota Semarang. Adapun untuk bangunan-bangunan lama, khususnya pasar, akan kembali dicek ketersediaan APAR-nya sebagai bentuk antisipasi.