Gempa Bermagnitudo 3,1 Guncang Bali Utara, Tak Ada Laporan Kerusakan
Gempa bumi bermagnitudo 3,1 mengguncang wilayah utara Bali pada Sabtu (19/2/2022) sekitar pukul 03.32 Wita. Tak ada laporan kerusakan.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA M PUTRA
·2 menit baca
DENPASAR, KOMPAS — Gempa bumi bermagnitudo 3,1 mengguncang wilayah utara Pulau Bali, Sabtu (19/2/2022) sekitar pukul 03.32 Wita. Informasi yang dihimpun Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Buleleng, getaran gempa minim dirasakan dan tidak ada laporan kerusakan sebagai dampaknya.
Dari laporan Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah III Denpasar, hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi pada Sabtu (19/2/2022) sekitar pukul 03.32 Wita terjadi di darat dan berkekuatan M 3,1. Episenter gempa berada di koordinat 8,21 derajat Lintang Selatan dan 114,79 derajat Bujur Timur atau berjarak 22 kilometer timur laut Jembrana pada kedalaman 10 kilometer.
Berdasarkan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa tersebut merupakan gempa bumi dangkal yang diakibatkan aktivitas sesar lokal. ”Terjadi patahan lokal,” kata Kepala Stasiun Geofisika Denpasar Arief Tyastama, yang dihubungi Sabtu (19/2/2022).
Dampak gempa bumi pada Sabtu (19/2/2022) minim dirasakan. Getarannya hanya dirasakan beberapa orang dengan tanda-tanda benda ringan yang digantung bergoyang. Dari hasil pengukuran, gempa bumi berkekuatan M 3,1 dirasakan di wilayah Buleleng pada skala II Modified Mercalli Intensity (MMI).
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Buleleng Putu Ariadi Pribadi menyatakan, gempa bumi pada Sabtu (19/2/2022) nyaris tidak dirasakan. Ariadi menambahkan, pihaknya juga sudah berkomunikasi dengan jajaran perangkat kecamatan dan desa untuk mengetahui dampak gempa bumi.
”Sejauh ini belum ada laporan, baik dari kecamatan maupun dari desa, terutama yang berdekatan dengan lokasi gempa,” ujar Ariadi yang dihubungi terpisah.
Sebelum terjadi gempa bumi berkekuatan M 3,1 pada Sabtu (19/2/2022), terpantau pula sebuah gempa dengan M 2,0 pada Jumat (18/2/2022) pukul 23.33 Wita atau pukul 22.33 WIB, yang juga berpusat di darat. Adapun setelah gempa M 3,1 pada Sabtu dini hari, sedikitnya tercatat satu gempa bumi berkekuatan M 2,4 di laut, tepatnya 58 kilometer barat daya Kuta, Badung, pada pukul 04.52 Wita atau 03.52 WIB.
Berdasarkan pemetaan, wilayah Bali, Nusa Tenggara Barat, sampai sebagian Nusa Tenggara Timur memiliki aktivitas gempa bumi yang cukup tinggi. Informasi keaktifan gempa bumi yang dirilis BMKG periode Jumat (11/2/2022) sampai Kamis (17/2/2022), selama kurun waktu tujuh hari tersebut terjadi 142 kali gempa bumi. Namun, hanya 2,1 persen atau tiga kejadian yang guncangannya dapat dirasakan.
Menurut Arief, keaktifan gempa bumi di Bali, termasuk Nusa Tenggara, dipengaruhi letak wilayah yang diapit dua pembangkit gempa bumi utama, yakni zona subduksi di wilayah selatan dan patahan naik busur belakang (back arc thrust). Selain dua pusat pembangkit gempa bumi itu, terdapat pula aktivitas sesar atau patahan lokal Bali.