Kasus Covid-19 di Kalimantan Barat terus bermunculan. Kasus harian bahkan bisa di atas 100 orang baru-baru ini. Daerah terus berupaya mengejar cakupan vaksinasi dan menegakkan protokol kesehatan.
Oleh
EMANUEL EDI SAPUTRA
·2 menit baca
PONTIANAK, KOMPAS — Angka perbandingan antara kasus konfirmasi positif dan jumlah sampel yang diperiksa dengan metode tes usap atau positivity rate di Kalimantan Barat lebih tinggi ketimbang standar Organisasi Kesehatan Dunia. Dalam sehari, kasus baru bisa tercatat di atas 100 orang.
Berdasarkan data Satuan Tugas Covid-19 Kalbar per 17 Februari 2022, kasus positif Covid-19 berdasarkan hasil tes usap PCR ataupun antigen mencapai 580 orang. Positivity rate di Kalbar tercatat 29,56 persen atau di atas ambang batas aman menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yakni 5 persen.
Wakil Gubernur Kalbar Ria Norsan, Jumat, menuturkan, untuk menekan kasus itu, percepatan vaksinasi dan penegakan protokol kesehatan terus dilakukan. Menurut dia, vaksinasi dosis pertama di Kalbar kini mencapai 81,9 persen dan vaksinasi dosis kedua 56 persen.
Pembatasan kegiatan juga digencarkan. Di Pontianak yang berstatus pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 3, misalnya, dilakukan pembatasan kegiatan masyarakat hingga pukul 21.00. ”Kalau ada yang melanggar akan dikenai sanksi, mulai dari peringatan hingga denda,” ujar Ria Norsan.
Selain Pontianak, daerah PPKM level 3 lainnya adalah Sambas, Mempawah, Sanggau, Ketapang, Sekadau, Kubu Raya, dan Kota Singkawang. Adapun PPKM level 2 berlaku di Sintang, Kapuas Hulu, Bengkayang, Landak dan Melawi. Hanya Kayong Utara yang masuk PPKM level 1.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Pontianak Sidig Handanu mengatakan, kasus baru Covid-19 terus meningkat. Kasus tertinggi tercatat pada 15 Februari dengan 298 kasus positif Covid-19. Dia mengatakan, Pemerintah Kota Pontianak juga memperkuat Satgas Covid-19 hingga ke tingkat RT untuk memperkuat protokol kesehatan dan pelacakan.
Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono menuturkan, Satgas Covid-19 setiap malam dan pagi berkeliling kota memantau lokasi yang berpotensi terjadi kerumunan. Tim juga memberikan sosialisasi penggunaan masker hingga mengatur penataan jarak aman kursi di tempat umum. Selain itu, pelacakan kasus juga dilakukan. Jika ada warga terkonfirmasi, akan segera diisolasi.