Kasus Covid-19 di 16 Sekolah, Kota Magelang Hentikan Sekolah Tatap Muka
Mulai pekan depan, pembelajaran tatap muka di Kota Magelang akan dihentikan sementara. Ini menyusul ditemukannya kasus Covid-19 di 16 sekolah. Pelaksanaan kembali PTM masih mempertimbangkan perkembangan situasi.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·3 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Aktivitas belajar mengajar di Kota Magelang, Jawa Tengah, yang sebelumnya sempat dilakukan secara tatap muka, mulai pekan depan akan kembali dilaksanakan secara daring dengan sistem pembelajaran jarak jauh atau PJJ. Kebijakan ini ditetapkan menyusul temuan kasus positif Covid-19 di 16 sekolah.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Magelang Papa Riyadi mengatakan, temuan kasus positif Covid-19 di belasan sekolah tersebut menandakan pembelajaran tatap muka (PTM) terbilang rawan diteruskan. ”Jika kami memaksakan diri meneruskan PTM, aktivitas di kelas tersebut nantinya justru berisiko memicu peningkatan penularan virus di berbagai tempat,” ujarnya, Jumat (18/2/2022).
Kebijakan PJJ ini diberlakukan mulai dari TK hingga SMP. Untuk sementara, kebijakan PJJ berlaku selama 14 hari mulai Senin (21/2/2022) hingga Minggu (6/3/2022). Setelah itu, lanjut Papa, akan dilakukan evaluasi terlebih dulu dengan mempertimbangkan situasi penularan Covid-19 terbaru di Kota Magelang sebelum diputuskan kebijakan selanjutnya.
Sebanyak 16 sekolah dengan temuan kasus positif Covid-19 terdiri dari 1 TK, 8 SD, dan 7 SMP. Di setiap sekolah ditemukan 1-2 pasien positif Covid-19. Mereka ada yang berstatus sebagai guru dan ada pula yang siswa. Sebagian pasien berasal dari luar Kota Magelang.
Kendati demikian, temuan kasus ini tidak serta-merta menandakan kluster baru di sekolah. ”Mayoritas pasien, baik guru maupun siswa tersebut, mengaku tertular dari lingkungan keluarga masing-masing,” ujarnya.
Di tengah situasi ini, Papa menjanjikan dalam PJJ penyampaian materi pelajaran akan tetap dilaksanakan secara optimal. Setelah 6 Maret 2022, orangtua yang khawatir akan kondisi putra-putrinya juga bisa mengajukan permintaan untuk kembali melakukan PJJ di tahapan berikutnya.
Di setiap sekolah ditemukan 1-2 pasien positif Covid-19. Mereka ada yang berstatus sebagai guru dan ada pula yang siswa. Sebagian pasien berasal dari luar Kota Magelang. (Papa Riyadi)
Sementara itu, Kepala SMP Negeri 3 Kota Magelang Nurwiyono Slamet Nugroho mengatakan, terkait kebijakan pebghentian PTM, pihaknya siap kembali menggelar pembelajaran daring. Sebelumnya, diakui pihaknya sempat menemui kendala masalah sinyal dan ketersediaan telepon seluler. Namun, hanya sedikit siswa yang mengalaminya.
Menurut dia, pembelajaran daring memberikan tantangan tersendiri baik bagi guru maupun siswa. Guru harus lebih kreatif mengolah materi dalam bentuk digital, sedangkan murid ditantang untuk tetap tertib bersekolah mulai pukul 07.30 hingga 11.30. Total jumlah murid di SMPN 3 terdata 738 siswa, sedangkan jumlah guru 42 orang.
Di tengah pandemi, lanjut Nurwiyono, kebijakan terkait metode pembelajaran bisa berubah-ubah. Namun, hal ini dipahami sebagai kebijakan situsional yang harus dijalankan demi keselamatan bersama.
Sementara itu, di Kabupaten Magelang, juru bicara satuan tugas penanganan Covid-19 setempat, Nanda Cahyadi Pribadi, mengatakan, pekan lalu ditemukan kasus positif Covid-19 di 20 sekolah di Kabupaten Magelang. Meski demikian, Pemkab Magelang masih tetap melanjutkan PTM.
Baru pada pekan ini kebijakan tersebut ditinjau ulang. ”Kami mengevaluasi kembali kebijakan pelaksanaan PTM di sekolah,” ujarnya.
Sebanyak 20 sekolah tersebut terdiri dari 10 SMP dan 10 SD. Setelah temuan kasus positif Covid-19, masing-masing sekolah hanya menghentikan PTM selama lima hari. Evaluasi PTM akan dilakukan sembari menunggu laporan temuan baru dari hasil pelacakan kasus di sekolah tersebut.
Sebelumnya, menurut Nanda, PTM dinilai tidak membahayakan untuk dilanjutkan karena kasus yang muncul bukan berasal dari kluster sekolah. Masing-masing mengaku tertular dari keluarga dan pelaku perjalanan. Adapun PTM dilaksanakan dengan membatasi murid 50 persen dari kapasitas kelas.