Jabar Diintai Bencana Alam hingga Akhir Februari 2022
BMKG memprediksi adanya cuaca ekstrem yang melanda sejumlah daerah di Indonesia, termasuk Jabar, sehingga berpotensi terjadi bencana hidrometeorologi. Masyarakat diminta waspada dalam kurun waktu 17-23 Februari 2022.
Oleh
MACHRADIN WAHYUDI RITONGA
·2 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Potensi cuaca ekstrem di sejumlah kawasan di Jawa Barat diprediksi bakal berlangsung selama pertengahan hingga akhir Februari 2022. Semua daerah rawan bencana sudah mendapat peringatan dini untuk meminimalkan potensi banyak warga terdampak bencana.
Jabar menjadi daerah rawan bencana alam di Indonesia. Pada 2021, dari 2.468 kejadian, 1.387 kejadian adalah bencana longsor, puting beliung (676), dan banjir (335). Di tahun tersebut, 812.379 warga terdampak. Sebanyak 63 orang di antaranya meninggal dunia.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jabar Ramdan, di Bandung, Jumat (18/2/2022), menyatakan, sistem peringatan telah diaktifkan saat mendapatkan info potensi cuaca ekstrem. Dalam info yang diterima dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Jabar berpotensi cuaca ekstrem periode 17-23 Februari 2022.
”Komunikasi menjadi bentuk mitigasi menghadapi bencana. Saat mendapatkan informasi terkait cuaca ekstrem dari BMKG, setiap daerah yang dianggap rawan langsung diminta mengaktifkan sistem peringatan dini dari berbagai komunikasi, mulai dari radio hingga aplikasi pesan,” tutur Dani.
Menurut Dani, daerah yang menjadi atensi dalam potensi cuaca ekstrem kali ini berada di kawasan Bekasi dan Sukabumi. Selain itu, kawasan Jabar bagian selatan juga diminta waspada jika terjadi hujan deras yang berlangsung lama.
Sementara itu, kawasan Sukabumi, Bogor, dan Bekasi juga dilanda banjir selama beberapa hari terakhir. Di Bandung Raya, selama pekan ketiga Februari ini, hujan deras kerap melanda kawasan diiringi angin kencang selang beberapa hari.
”Banjir dan genangan juga ditemui di sejumlah titik. Sementara Bekasi dan Sukabumi telah kami siagakan setelah mendapatkan info. Karena itu, petugas dan warga menjadi lebih tanggap saat banjir datang. Ini bisa mengurangi potensi korban jiwa,” ujarnya.
Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto menjelaskan, ada potensi peningkatan curah hujan di sejumlah daerah dalam sepekan ke depan. Kondisi ini dipicu peningkatan aktivitas dinamika atmosfer yang menunjukkan kontribusi cukup signifikan terhadap pembentukan awan hujan di wilayah Indonesia.
”Masyarakat diimbau agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap potensi cuaca ekstrem dan berdampak terhadap bencana hidrometeorologi,” ujarnya.
Untuk menghadapi potensi bencana tersebut, lanjut Dani, pihaknya meminta BPBD setiap daerah untuk menyiagakan alat berat dan berkoordinasi dengan berbagai pihak, mulai dari kecamatan, kepolisian, TNI, hingga kelompok siaga bencana yang ada.
”Saat ini Jabar masih berstatus Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi. Karena itu, setiap BPBD di tingkat daerah diminta cepat tanggap sebagai bentuk mitigasi,” ujarnya.