Ritual Memakan Korban, 11 Orang Tewas Tergulung Ombak di Jember
Ritual sekelompok warga di Pantai Payangan memakan korban jiwa. Hingga siang ini, 11 orang ditemukan meninggal dan tiga lainnya luka-luka.
Oleh
SIWI YUNITA CAHYANINGRUM
·3 menit baca
MALANG, KOMPAS — Korban meninggal akibat terseret ombak di Pantai Payangan, Kabupaten Jember, Jawa Timur, bertambah satu menjadi 11 orang. Satu korban terakhir ditemukan pada Minggu (13/2/2022) siang. Polisi kini menyelidiki keberadaan kelompok yang mengadakan ritual di pantai yang berakibat pada kecelakaan laut itu.
Kecelakaan laut itu terjadi pada Minggu pukul 01.00. Berdasarkan data Kepolisian Resor Jember, awalnya pada Sabtu sekitar pukul 23.30 ada 23 orang masuk ke Pantai Payangan. Rombongan yang mengatasnamakan Kelompok Tunggal Jati Nusantara itu hendak melakukan ritual di Pantai Payangan atau di selatan Gunung Samboja, Kecamatan Ambulu, Jember.
Sekitar pukul 00.30, sebanyak 20 orang turun ke laut, sedangkan tiga yang lain menunggu di dalam mobil. Tak lama setelah itu, di tengah ritual, ombak tinggi datang tiba-tiba. Kedua puluh orang itu tergulung ombak saat masih bergandengan tangan menjalankan ritual. Sebelas orang terseret arus. Sepuluh orang berhasil selamat. Mereka yang selamat pun segera meminta bantuan warga.
Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah Jember Heru Widagdo saat dihubungi dari Malang mengatakan, tim mengevakuasi korban yang masih berada di sekitar Pantai Payangan. Korban yang terseret arus rata-rata ditemukan 1 kilometer dari pantai tersebut atau masuk daerah Pantai Watu Ulo. Diakui Heru, kondisi gelombang tinggi dengan angin kencang. ”Kami standby membantu mengevakuasi korban, saat ini tim masih bergerak,” katanya.
Ritual ini diadakan terlalu dekat dengan laut sehingga (mereka) tergulung ombak.
Jumlah personel yang bergerak mengevakuasi korban gelombang tinggi sekitar 30 orang. Mereka terdiri dari Basarnas, BPBD, polisi, TNI AL, serta warga dan nelayan.
Adapun di antara korban yang selamat, satu orang dilarikan di Puskesmas Ambulu untuk mendapatkan perawatan. Satu orang lagi dirujuk ke RS Soebandi- Jember.
Para korban diketahui berasal dari sejumlah kecamatan di Kabupaten Jember, seperti Patrang, Sukorambi, Sumbersari, Ajung, dan Jenggawah. Dalam rombongan itu ada dua anak, yakni Nuriya Fifa Kirana (2) dan Pinkan (13). Fifa termasuk yang menunggu di dalam mobil sehingga dipastikan selamat. Anggota lain berumur 17-55 tahun. Sebagian dari mereka memiliki hubungan darah atau pernikahan.
Penyelidikan ritual
Kepala Polres Jember Ajun Komisaris Besar Heri Purwanto mengatakan, saat ini pihaknya masih berkonsentrasi pada proses evakuasi, tetapi segera pihaknya akan menyelidiki kasus kecelakaan tersebut. Diketahui, ketua rombongan, yakni Nur Hasan (35), yang turut tergulung ombak, selamat. Hingga kini, ia masih harus menjalani perawatan intensif di rumah sakit Jember.
”Guru spiritual, Saudara Nur Hasan, saat ini masih dirawat. Ketika kondisi sudah memungkinkan, ia akan dimintai keterangan. Ritual ini diadakan terlalu dekat dengan laut sehingga (mereka) tergulung ombak. Laporan awal, ini ritual menenangkan diri. Namun, kami akan menyelidiki lebih lanjut tentang ritual ini,” kata Heri.
Kepala Polsek Ambulu Ajun Komisaris Makruf sebelumnya mendapatkan informasi bahwa para pelaku ritual ini telah diperingatkan oleh Saladin selaku pengelola Bukit Seroja yang lokasinya dekat dengan Pantai Payangan. Saladin meminta rombongan tak mendekat karena gelombang sedang tinggi, tetapi rombongan tetap ke pantai.