Minyak Goreng Sulit Dicari, Pemerintah Janji Cari Solusi
Setelah harga turun, stok minyak goreng di ritel dan pasar tradisional di Lampung menipis. Pemerintah pusat dan daerah berjanji mencari solusi untuk mengatasi persoalan itu.
Oleh
VINA OKTAVIA
·2 menit baca
BANDAR LAMPUNG, KOMPAS — Pemerintah pusat masih mencari solusi terkait minimnya stok minyak goreng di pasaran. Selain bakal memastikan distribusinya berjalan lancar, operasi pasar tetap diandalkan pemerintah untuk menyalurkan minyak goreng dengan harga ideal.
Hal itu disampaikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat meninjau kegiatan operasi pasar di Bandar Lampung, Lampung, Sabtu (12/2/2022). ”Ada pedagang toko yang mengeluhkan kesulitan mendapat pasokan minyak goreng curah,” kata Airlangga.
Airlangga mengatakan, produksi minyak goreng sebenarnya tidak terganggu. Namun, menurut dia, pemerintah akan mengecek persoalan yang menyebabkan tersendatnya pasokan. Pemerintah daerah juga telah diminta memastikan persoalan ini.
Selain itu, operasi pasar juga akan digelar. Harga minyak goreng ditetapkan Rp 14.000 per liter. Nominal itu sesuai harga eceran tertinggi (HET) minyak goreng kemasan premium yang ditetapkan Kementerian Perdagangan.
Gubernur Lampung Arinal Djunaidi mengatakan, operasi pasar terus dilakukan untuk memastikan kebutuhan masyarakat mendapatkan minyak goreng dengan harga layak. Sosialisasi pada pedagang dan masyarakat, khususnya di pasar tradisional, terkait HET juga tetap dilakukan. Larangan penimbunan minyak goreng juga ikut disuarakan.
Dalam operasi pasar di Bandar Lampung, misalnya, Pemerintah Provinsi Lampung bekerja sama dengan PT Sungai Budi Grup menyiapkan 5.000 liter minyak goreng kemasan. Direktur PT Sungai Budi Grup Benny Susanto menuturkan, pihaknya siap menyalurkannya ke pasar tradisional untuk mengatasi kekosongan stok.
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Lampung juga masih mengawasi dan memantau stok minyak goreng di gudang distributor. Hasilnya, stok minyak goreng di produsen dan distributor masih aman. Dalam satu bulan, sedikitnya ada 1 juta liter minyak goreng yang disalurkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Sementara itu, Kepala Sub-Direktorat Indagsi Ditkrimsus Polda Lampung Ajun Komisaris Besar Catur Prasetiyo menyatakan, pihaknya belum menemukan kasus penimbunan minyak goreng. Kelangkaan stok minyak goreng di pasaran masih dipicu antusiasme masyarakat membeli minyak goreng setelah harganya turun.
Selain itu, kelangkaan minyak goreng di pasar tradisional terjadi karena belum semua pedagang terdaftar oleh distributor. Kondisi itu membuat stok minyak goreng tidak merata karena ada pedagang yang belum mendapatkan stok dari agen atau distributor.