Kasus Positif Ditemukan, Sudah Enam Sekolah di Medan Tutup Tatap Muka
Kasus Covid-19 menyebar di sejumlah sekolah di Medan. Sudah enam sekolah menutup sementara pembelajaran tatap muka. Kasus di Sumut pun terus meningkat hingga mencapai 637 kasus positif baru per hari.
Oleh
NIKSON SINAGA
·3 menit baca
MEDAN, KOMPAS — Kasus Covid-19 di Sumatera Utara terus meningkat dan menyebar di sejumlah sekolah. Sudah enam sekolah yang menutup sementara pembelajaran tatap muka, yakni MAN 1 Medan, MAN 2 Medan, MTs Guppi, SDN 060837 Silalas, SMA Santo Thomas 1, dan SD Asisi. Kasus di Sumut pun terus meningkat hingga mencapai 637 kasus positif baru per hari.
”Sudah enam sekolah yang menutup sementara pembelajaran tatap muka. Kami memantau betul penyebaran di sekolah dan melakukan evaluasi setiap hari,” kata Kepala Dinas Pendidikan Pemerintah Kota Medan Laksamana Putra Siregar di Medan, Kamis (10/2/2022).
Putra mengatakan, saat ini mereka menerapkan protokol kesehatan sangat ketat karena penyebaran Covid-19 meningkat pesat di Sumut, khususnya di Kota Medan. Pembelajaran tatap muka (PTM) yang sejak awal tahun sudah dilaksanakan 100 persen, kini dikurangi lagi menjadi maksimal 50 persen.
”Gubernur Sumut Edy Rahmayadi juga meminta pembelajaran secara hibrid, yakni 50 persen PTM dan 50 persen lainnya secara daring,” kata Putra.
Putra mengatakan, penyebaran Covid-19 juga terus dievaluasi. Jika penyebaran terus meluas dan tidak terkendali, pembelajaran tatap muka akan dihentikan lagi di sekolah-sekolah untuk memutus rantai penularan. Keselamatan peserta didik diutamakan dalam proses pembelajaran.
Kasus positif yang ditemukan di sekolah merupakan guru dan murid. Beberapa kasus di kluster sekolah harus mendapat perawatan di rumah sakit. Kasus lainnya hanya perlu menjalani isolasi mandiri. Putra menyebut, ada 1-3 kasus di setiap sekolah.
Kepala Sekolah MAN 1 Medan Reza Faisal mengatakan, mereka mulai mencurigai penyebaran Covid-19 di sekolahnya setelah dalam beberapa hari menemukan gejala demam di beberapa siswa. Ada 20-30 siswa setiap hari yang melapor ke usaha kesehatan sekolah karena demam.
”Madrasah pun ditutup setelah seorang siswa yang sedang dirawat di rumah sakit dinyatakan positif Covid-19,” kata Reza.
Kepala Dinas Kesehatan Sumut Ismail Lubis mengatakan, gubernur meminta agar kluster sekolah dipantau dengan kewaspadaan tinggi. ”Setiap ada kasus positif di sekolah, pembelajaran tatap muka harus langsung dihentikan, dilakukan penelusuran kontak, pengetesan, dan perawatan,” kata Ismail.
Kasus Covid-19 di Sumut pun terus meningkat. Pada Kamis (10/2/2022), ditemukan 637 kasus positif baru di Sumut. Sebagian besar kasus tanpa gejala hingga bergejala ringan sehingga tidak membutuhkan perawatan di rumah sakit.
Keterisian tempat tidur ruang isolasi Covid-19 di Sumut pun 4,77 persen atau 190 tempat tidur dari 3.982 tempat tidur yang tersedia. Sementara keterisian tempat tidur ICU 2,84 persen atau 10 tempat tidur dari 352 tempat tidur.
Epidemiolog Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Inke Nadia D Lubis, mengatakan, penambahan kasus baru di Sumut masih terus meningkat pesat rata-rata dua kali lipat setiap hari. Jika tren ini terus berlanjut, puncak tambahan kasus baru di Sumut diperkirakan mulai terjadi pada 19 Februari dengan lebih dari 10.000 kasus baru setiap hari.
”Dua hal yang paling perlu dilakukan saat ini ialah percepatan vaksinasi dosis kedua dan dosis penguat untuk kelompok rentan, serta penerapan protokol kesehatan secara ketat,” kata Inke.
Inke mengatakan, kekebalan kelompok terhadap Covid-19 di Sumut diperkirakan sudah mulai menurun karena sebagian vaksinasi sudah melewati enam bulan. Kadar antibodi penerima vaksin menurun setelah enam bulan. Peningkatan antibodi cukup signifikan bisa didapat dari vaksinasi penguat.