Akselerasi Ekonomi, Indonesia Kembali Ekspor Daging Kepiting ke Amerika Utara
Peluang ekspor Indonesia diyakini tetap terbuka di tengah serangan gelombang ketiga pandemi Covid-19. Para eksportir terutama pelaku UMKM didorong memanfaatkan sejumlah fasilitas pemerintah.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·4 menit baca
SIDOARJO, KOMPAS — Peluang ekspor Indonesia tetap terbuka di tengah ancaman gelombang ketiga pandemi Covid-19. Para eksportir, terutama pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah didorong memanfaatkan sejumlah fasilitas seperti perjanjian dagang bilateral maupun multilateral serta sistem resi gudang untuk meningkatkan kinerja ekspor dan daya saing produk nasional.
Salah satu peluang ekspor Indonesia berasal dari produk perikanan seperti daging kepiting, rajungan, udang segar, dan ikan segar. Hal itu disampaikan oleh Wakil Menteri Perdagangan RI Jerry Sambuaga saat melepas ekspor daging kepiting Aruna Crap dan meresmian Aruna Zero Waste Hub, di Sidoarjo, Jawa Timur, Kamis (10/2/2022).
Dalam kesempatan itu, sebanyak satu kontainer daging kepiting dan rajungan dengan volume mencapai 15 ton kembali diekspor ke Amerika Utara. Produk senilai 500.000 dollar Amerika Serikat itu merupakan pengiriman ke-11. Artinya, produk olahan sektor perikanan nasional diminati oleh pasar luar negeri dan mampu bersaing di pasar global.
”Ekspor ini merupakan salah satu nilai potensial yang memberikan kontribusi pada keseimbangan neraca perdagangan internasional. Hal ini patut diapresiasi terutama karena dilakukan oleh perusahaan rintisan dengan skala UMKM,” ujar Jerry Sambuaga.
Jerry mengatakan awal 2022 merupakan momentum untuk mengakselerasi kebangkitan ekonomi yang terkontraksi akibat pandemi Covid-19. Salah satunya, mendorong produk-produk potensial dari Provinsi Jatim masuk ke pasar global. Kemendag menyediakan fasilitas pendampingan dan pelatihan melalui Export Center atau pusat ekspor di Surabaya.
Untuk meningkatkan kinerja ekspor nasional, Kemendag juga mendorong para eksportir memanfaatkan fasilitas perjanjian dagang bilateral maupun multilateral dengan salah satu manfaat bebas bea masuk. Hingga saat ini, Indonesia telah menyelesaikan 25 perjanjian dagang internasional dengan negara-negara yang tersebar di 5 benua.
Kemendag juga mendorong para eksportir memanfaatkan fasilitas perjanjian dagang bilateral ataupun multilateral dengan salah satu manfaat bebas bea masuk. (Jerry Sambuaga)
Selain itu, perusahaan kecil seperti PT Nirwana Segara yang mengolah daging kepiting, juga bisa memanfaatkan fasilitas Sistem resi gudang untuk menjaga kualitas produknya. Sistem resi gudang juga bisa dimanfaatkan oleh nelayan untuk mencegah harga jatuh saat panen berlimpah. Ada 20 jenis komoditas yang difasilitasi dalam sistem resi gudang, termasuk perikanan.
”Bicara tentang ekspor produk perikanan, hal tersulit adalah memenuhi standar kualitas dan keamanan pangan (food safety). Ada banyak persyaratan yang harus dipenuhi agar produk kita bisa diterima di negara tujuan,” kata Jerry.
Chief Sustainability Officer dan Co Founder Aruna, Utari Oktavianti, mengatakan daging kepiting berasal dari para nelayan di seluruh Indonesia yang menjadi binaannya. Aruna merupakan perusahaan rintisan di bidang perikanan dengan platform digital yang menghubungkan nelayan secara langsung dengan pasar. Hal ini memperpendek rantai pasok produk perikanan dan meningkatkan nilai tambah bagi nelayan.
”Ada rantai pasok atau supply chain yang terlalu panjang. Kedua, masalah data tidak tahu di mana kepiting terbanyak. Ketiga, soal kualitas karena nelayan hanya fokus menangkap bukan mengolah,” tutur Utari.
Sementara itu, pemilik PT Nirwana Segara, Aik Wulandari mengatakan, Aruna merupakan mitra strategis yang membantunya mendapatkan pasokan produk berkualitas dari nelayan. Perusahaan yang didirikan 2011, dengan ekspor perdana daging kepiting ke Amerika Serikat sebanyak 300 ton ini mengklaim tidak hanya mengejar keuntungan bisnis.
”Kami memiliki kesamaan visi saat berbicara tentang manusia pesisir dan masa depan planet bumi,” ucap Aik.
Kinerja ekspor Indonesia pada Desember 2021 tercatat sebesar 22,38 miliar dollar AS, tumbuh tinggi dibandingkan dengan bulan sama tahun sebelumnya sebesar 35,5 persen. Sepanjang 2021, ekspor meningkat tajam sebesar 41,8 persen. Hal itu didorong pertumbuhan yang tinggi baik pada sektor nonmigas sebesar 41,8 persen, maupun migas sebesar 48,7 persen.
Sementara itu, secara keseluruhan, ekspor Indonesia pada 2021 tumbuh 41,9 persen dengan nilai 232 miliar dollar AS. Kinerja ekspor ini merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah perdagangan luar negeri Indonesia. Kinerja ekspor itu salah satunya didorong oleh industrialisasi, hilirisasi, besi, dan baja.
Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak mengatakan ikan dan produk olahan perikanan menjadi salah satu penggerak roda perekonomian masyarakat di wilayahnya. Pemprov Jatim siap memfasilitasi para eksportir yang ingin mengembangkan pangsa pasarnya di kancah global.
”Ekonomi Jatim triwulan IV-2021 tumbuh 0,14 persen dibandingkan triwulan III. Dibandingkan periode yang sama tahun lalu, ekonomi Jatim pada triwulan IV tumbuh 3,57 persen. Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi terjadi pada komponen ekspor luar negeri yang tumbuh 8,49 persen,” kata Emil.