23 Nakes Terpapar, 4 Puskesmas di Kota Cirebon ”Lockdown”
Sebanyak 23 tenaga kesehatan dari empat puskesmas di Kota Cirebon, Jawa Barat, terpapar Covid-19. Layanan kesehatan di puskesmas pun ditutup sementara.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·3 menit baca
CIREBON, KOMPAS — Penularan Covid-19 di Kota Cirebon, Jawa Barat, semakin mengkhawatirkan. Setidaknya 23 tenaga kesehatan di empat puskesmas terpapar virus korona jenis baru tersebut. Pelayanan di sejumlah fasilitas kesehatan itu pun dihentikan sementara.
”Sudah empat puskesmas lockdown (tutup), yakni Puskesmas Kesambi, Larangan, Drajat, dan Astanagarib. Dari empat puskesmas itu, sebanyak 23 nakes positif Covid-19,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Kota Cirebon Edy Sugiarto, Rabu (9/2/2022). Mereka terkonfirmasi positif Covid-19 sejak pekan lalu.
Edy belum mengetahui pasti dari mana petugas puskesmas itu tertular Covid-19. Selain dari pasien Covid-19, mereka juga bisa terpapar dari pelaku perjalanan atau komunitas. Apalagi, sebagian nakes tinggal di luar Kota Cirebon.
Lonjakan kasus terjadi di Puskesmas Kesambi dari sebelumnya 2 orang menjadi 15 orang. Hingga kini, kondisi mereka terpantau baik dan tanpa gejala. Namun, nakes tetap harus menjalani isolasi karena berpotensi menyebarkan virus itu.
Setelah ditemukan kasus positif itu, pihaknya memindahkan layanan kesehatan ke puskesmas lainnya sekitar sepekan. Akibatnya, ada puskesmas harus melayani pasien hingga dua kali lipat dari biasanya. Padahal, puskesmas juga dibebani tugas vaksinasi dosis dua dan penguat (booster).
”Puskesmas ini (nakesnya) luar biasa jungkir balik,” ucapnya. Selain menyediakan alat pelindung diri, pihaknya juga mempercepat vaksinasi penguat bagi nakes. Sekitar 3.823 nakes atau 78,24 persen dari target 4.886 nakes sudah divaksin penguat.
Edy meminta masyarakat menegakkan protokol kesehatan untuk mengurangi potensi penyebaran Covid-19 sehingga tidak membebani fasilitas kesehatan. Apalagi, varian Omicron yang lebih cepat menular juga mengancam. Sekitar 100 sampel diduga varian Omicron tengah diteliti.
Hingga kini, tercatat 169 kasus positif aktif atau bertambah 15 kasus dalam sehari di Kota Cirebon. Adapun total kasus Covid-19 sejak awal pandemi di Cirebon mencapai 13.003 orang. Sebanyak 528 orang di antaranya meninggal dunia dan 12.306 orang sembuh.
Padahal, bulan lalu nyaris tidak ada penambahan kasus positif baru di Cirebon. Lonjakan kasus tersebut memicu pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) di Kota Cirebon naik dari Level 1 menjadi Level 3. Mobilitas warga pun dibatasi.
Sekretaris Daerah Kota Cirebon Agus Mulyadi mengatakan, pengawasan terhadap penegakan protokol kesehatan akan ditingkatkan. Pihaknya juga bakal mengaktifkan kembali satuan tugas Covid-19 hingga tingkat rukun warga. Pemantauan akan dilakukan via aplikasi Jaga Warga.
Agus juga mendorong warga yang terpapar Covid-19 dan bergejala ringan menjalankan isolasi mandiri. Meski demikian, pihaknya tetap menyiapkan ruang isolasi seperti gelombang kedua penyebaran Covid-19, pertengahan tahun lalu, yakni lebih dari 300 tempat tidur.
Saat itu, pemkot juga merekrut sukarelawan untuk membantu nakes yang kewalahan menangani pandemi. ”Belum ada (rekrutmen) sukarelawan saat ini. Tapi, kalau sampai dengan kondisi terburuk, skenario (penanganan) sudah disiapkan, termasuk rekrutmen sukarelawan,” ucapnya.