Wilayah Jawa Tengah bagian selatan dilanda angin kencang. Masyarakat diimbau waspada.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·3 menit baca
CILACAP, KOMPAS — Angin kencang melanda sejumlah wilayah di kabupaten yang tersebar di selatan Jawa Tengah dalam sepekan terakhir. Stasiun Meteorologi Tunggulwulung BMKG Cilacap memperkirakan potensi ini masih akan berlangsung hingga pertengahan Februari. Masyarakat diimbau waspada.
”Memang untuk dasarian satu Februari 2022 atau tanggal 1-10 Februari, sebagian wilayah Cilacap, sebagian Banyumas, sebagian Kebumen, juga sebagian Banjarnegara kondisi curah hujan termasuk dalam kategori tinggi, yaitu antara 151-200 milimeter dan termasuk dalam kategori tinggi,” kata Prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi Tunggulwulung Cilacap Rendi Krisnawan, saat dihubungi dari Purwokerto, Banyumas, Senin (7/2/2022).
Rendi mengatakan, pada dasarian pertama Februari ini kondisi atmosfer didominasi pertumbuhan awan jenis kumulonimbus, yaitu awan yang bergumpal-gumpal, warnanya pekat, juga disertai kilat, dan angin kencang.
”Memang biasanya muncul pada saat siang menjelang sore atau sore menjelang malam. Jika dilihat dari dinamika atmosfer di Jawa terdapat daerah pertemuan angin dan belokan angin. Ini menyebabkan kondisi atmosfer menjadi labil dan di situ pertumbuhan awan penyebab hujan menjadi cukup besar. Pertumbuhan awan inilah yang menyebabkan angin kencang seperti puting beliung dan sebagainya,” paparnya.
Musim hujan memang masih terjadi di sekitar Jawa bagian selatan. Biasanya, lanjut Rendi, pada bulan Mei sudah memasuki awal musim kemarau. ”Potensi hujan dengan intensitas lebat dan kadang disertai kilat petir dan juga angin kencang itu masih ada di awal Februari ini hingga pertengahan Februari. Jadi, masyarakat perlu mewaspadai karena kondisi cuaca ekstrim terutama untuk wilayah Cilacap, Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, dan Kebumen bagian utara. Terutama untuk pegunungan tengah Jawa Tengah,” tuturnya.
Rendi menambahkan, diperkirakan kondisi cuaca ekstrem itu sudah akan menurun pada akhir Februari dengan kondisi curah hujan kategori menengah antara 76-100 milimeter. ”Kemungkinan kondisinya cenderung banyak cerah di akhir Februari itu. Tapi, pada saat Maret mulai ada lagi hujannya, tapi tidak sebesar pada awal Februari ini,” ujarnya.
Oleh karena itu, jika melihat adanya awan kumulonimbus dengan tanda hitam pekat serta adanya embusan angin yang terasa sejuk, juga ada kilat dan petir lebih baik tidak beraktivitas di luar ruangan. ”Misalnya sedang berkendara jangan berlindung di bawah pohon karena bisa menimbulkan kilatan petir, lebih baik berlindung di bangunan saja,” katanya.
Potensi hujan dengan intensitas lebat dan kadang disertai kilat petir dan juga angin kencang itu masih ada di awal Februari ini hingga pertengahan Februari.
Di Banyumas, Tagana Banyumas membersihkan sejumlah pohon tumbang di sekitar Jalan Pol Sumarto serta di Jalan HR Bunyamin Purwokerto pada 2-3 Februari 2022. Sementara itu, 4 Februari di Desa Karanggedang, Kecamatan Bukateja, Purbalingga sedikitnya 32 bangunan rumah rusak akibat angin putting beliung.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Purbalingga Moch Umar Faozi, dalam siaran pers, menyampaikan, dampak angin kencang ini umumnya mengakibatkan atap kabur dan sebagian kecil ada yang mengalami kerusakan dinding. Berdasarkan data dari Pemerintah Desa Karanggedang, tercatat total kerugian mencapai Rp 200 juta
Pada Senin ini, angin kencang juga terjadi di Desa Kandaga, Kecamatan Banjarmangu, Kabupaten Banjarnegara. Sejumlah pohon tumbang dan menutupi jalan raya. ”Informasi dari tim di lapangan, ada rumah yang rusak. Saat ini sedang dilakukan asesmen,” kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Banjarnegara Andri Sulistyo.