Kunjungan Wisatawan ke Kota Cirebon Meningkat, tetapi Sedikit yang Menginap
Kunjungan wisatawan di Kota Cirebon, Jawa Barat, meningkat hingga mencapai 3,6 juta orang. Namun, sebagian besar wisatawan tidak menginap. Waktu tinggal hotel pun rata-rata hanya sehari.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·3 menit baca
CIREBON, KOMPAS — Kunjungan wisatawan ke Kota Cirebon, Jawa Barat, selama 2021 melonjak hingga mencapai 3,6 juta orang. Meski demikian, lama tinggal pengunjung di ”Kota Wali” itu rata-rata hanya sehari. Pemerintah daerah dan pelaku usaha pariwisata perlu berkolaborasi.
Berdasarkan data Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Cirebon, sebanyak 3.6 juta wisatawan mengunjungi Cirebon tahun lalu. Data itu merupakan akumulasi dari 20 hotel bintang dan 41 hotel nonbintang, 63 rumah makan/restoran, dan 39 obyek wisata serta tempat hiburan.
”Jika dipersentasekan, maka (kunjungan wisatawan) mencapai 173,72 persen,” ujar Kepala Bidang Pariwisata Disbudpar Kota Cirebon Hanry David, Senin (7/2/2022). Artinya, jumlah tersebut melebihi target pengunjung ke Cirebon pada 2021 sekitar 2,1 juta orang.
Restoran dan rumah makan menjadi penyumbang kunjungan wisatawan terbanyak, yakni 2,4 juta orang. Lalu, obyek wisata dan tempat hiburan dikunjungi sekitar 728.000 orang. Adapun hotel hanya kedatangan sekitar 521.000 wisatawan tahun 2021.
Menurut David, data itu menunjukkan, hanya sedikit pelaku perjalanan yang menginap di Cirebon. Padahal, fasilitas hotel tersedia di pusat kota dan berdekatan dengan destinasi wisata. ”Industri perhotelan harus mengevaluasi ini. Kami juga akan rutin berkoordinasi dengan hotel,” katanya.
Agus Kusmawan dari Divisi Keanggotaan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Cirebon mengakui, waktu tinggal wisatawan di Cirebon rata-rata hanya sehari. ”Mereka one day tour (tur sehari). Dari Jakarta datang, makan, terus pulang lagi. Ini PR (pekerjaan rumah),” katanya.
Sebagian besar wisatawan Cirebon berasal dari Jakarta dan sekitarnya, serta Bandung. Sejak beroperasinya Jalan Tol Cikopo-Palimanan pertengahan 2015, pengunjung hanya membutuhkan waktu sekitar tiga jam dari Jakarta, padahal sebelumnya bisa lebih dari lima jam.
Pengunjung juga bisa menggunakan moda kereta api dengan waktu tempuh sekitar tiga jam. Sebelum pandemi Covid-19 pada 2019, terdapat 191 perjalanan kereta api yang melewati Cirebon. Selain kereta, wisatawan juga dapat menggunakan bus dan travel ke Cirebon.
Menurut Agus, salah satu pemicu minimnya waktu tinggal tamu di hotel adalah promosi yang belum maksimal. ”Tamu-tamu mungkin masih berpikir hotel-hotel di Cirebon mahal, padahal belum tentu juga (mahal). Ada juga persoalan persaingan harga,” ungkapnya.
Harus ada kombinasi juga antara hotel, kuliner, dan obyek wisata.
Di sisi lain, pihaknya mendorong Pemerintah Kota Cirebon menyiapkan agenda wisata untuk meningkatkan lama tinggal tamu di hotel. Apalagi, hotel dan restoran selama ini turut berkontribusi pada pendapatan daerah. Tahun lalu, sekitar 37 persen dari Rp 192 miliar target pajak daerah berasal dari kedua sektor itu.
David mengatakan, kolaborasi pemda dan pelaku pariwisata perlu ditingkatkan. Apalagi, pihaknya menargetkan kedatangan 4 juta wisatawan tahun ini. ”Harus ada kombinasi juga antara hotel, kuliner, dan obyek wisata. Misalnya, wisatawan menginap di hotel bisa mendapat voucer kuliner atau obyek wisata,” ujarnya.