Situasi pandemi Covid-19 di Surabaya memburuk dilihat dari penambahan harian yang terus meningkat tajam sehingga perlu upaya luar biasa dalam penanganan, pengedalian, dan pencegahan penularan.
Oleh
AMBROSIUS HARTO MANUMOYOSO
·4 menit baca
Kompas/Bahana Patria Gupta (BAH)
Direktur Utama RSUP Persahabatan Rita Rogayah menceritakan pengalaman dalam penanganan Covid-19 saat kegiatan pengarahan kepada Direktur Rumah Sakit dan puskesmas se-Surabaya dalam rangka penanganan Covid-19 di Surabaya di Halaman Balaikota Surabaya, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (1/7/2020).
SURABAYA, KOMPAS — Situasi pandemi Covid-19 (Coronavirus disease 2019) di Surabaya, Jawa Timur, terindikasi memburuk. Penambahan harian kasus baru kian tajam atau cenderung melonjak. Penanganan pasien, pengendalian pandemi, dan pencegahan agar penularan tidak meluas menjadi mutlak diwujudkan secara agresif dan simultan.
Pantauan pada laman resmi https://infocovid19.jatimprov.go.id/ dan https://lawancovid-19.surabaya.go.id/, empat hari terakhir atau berturut-turut terjadi penambahan 330 kasus, 269 kasus, 597 kasus, dan 683 kasus. Jumlah pasien dirawat atau kasus aktif terus meningkat dari 445 orang, 584 orang, 839 orang, dan terkini pada Jumat (4/2/2022) menjadi 1.067 orang. Sehari terakhir ada penambahan satu kasus kematian sehingga kumulatif sejak Maret 2020 menjadi 2.564 jiwa kematian pasien berstatus Covid-19.
Dari statistik itu terlihat penambahan kasus begitu tinggi dan kenaikannya mulai terasa sejak pertengahan Januari 2022. Dua pekan sebelumnya atau di awal tahun samapai pertengahan bulan lalu, penambahan kasus harian di bawah 10 orang. Artinya, kenaikan kasus sudah menembus 100 kali lipat. Sebagai catatan, penambahan kasus tertinggi di Surabaya menembus 1.000 orang yang terjadi dalam bulan Juli 2021 ketika ada ledakan terkait serangan varian Delta.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan, kenaikan yang kian tajam itu diyakini terkait dengan serangan varian Omicron yang amat menular. Delta menular 10 kali lipat daripada SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 awal. Omicron lebih menular 10 kali lipat daripada Delta. Itu pun belum memperhitungkan sub atau turunan Omicron yang berdaya tular lebih kuat 30 persen.
”Kurang relevan jika mempersoalkan penularan saat ini Omicron atau bukan Omicron. Yang jelas, penyebaran berkali-kali lipat daripada varian sebelumnya (Delta) sehingga menuntut kita semua untuk lebih waspada, disiplin, dan simultan,” ujar Eri. Kenaikan kasus yang tajam dan jika terus terjadi dapat menurunkan status pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) dari saat ini level 1 menjadi level 2.
KOMPAS/AMBROSIUS HARTO MANUMOYOSO
Seorang warga menerima suntik vansin Astrazeneca melalui layanan tanpa turun (drive thru) di Universitas Surabaya, Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (27/3/2021). Surabaya mulai memberikan vaksinasi dengan layanan tanpa turun atau lantatur untuk percepatan vaksinasi guna mewujudkan kekebalan kelompok atau herd immunity dalam penanganan pandemi Covid-19.
Jika masuk level 2, di ibu kota Jatim ini harus ditempuh pengetatan mobilitas yang lebih tegas daripada sebelumnya. Misalnya, dimungkinkan kembali ada pembatasan pergerakan di perbatasan dengan Sidoarjo dan Gresik melalui pos-pos pemeriksaan kendaraan. Patroli penegakan protokol kesehatan lebih digencarkan sekaligus pengurangan jam operasional tempat usaha. Aktivitas pendidikan dan peribadatan kembali secara dalam jaringan (online). Ruang-ruang publik ditutup kembali.
Yang jelas, penyebaran berkali-kali lipat daripada varian sebelumnya sehingga menuntut kita semua untuk lebih waspada, disiplin, dan simultan.
Catatan Kompas, situasi pandemi Covid-19 di Surabaya mencapai puncak atau terburuk pada 23 Juli 2021. Ketika itu terjadi ledakan kasus atau gelombang kedua karena varian Delta. Saat itu, kasus aktif di Surabaya mencapai 11.689 orang sehingga sebagian tidak tertampung di rumah sakit. Penambahan harian kasus tembus 1.000 orang dan kematian harian tembus 100 orang.
”Saya meminta kepada seluruh aparatur terpadu dan masyarakat untuk bersama-sama berikhtiar dalam penanganan kasus ini terutama dalam protokol kesehatan,” kata Eri. Jangan mudah melepas masker apalagi jika berkomunikasi dengan orang lain. Tetaplah rutin menjaga kebersihan dengan kerap mencuci tangan. Jangan libatkan diri dalam kerumunan atau setidaknya menjaga jarak dengan orang lain untuk menekan risiko penularan.
Secara terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Surabaya Yusuf Masruh mempertimbangkan bahwa persekolahan mulai Senin (7/2/2022) kembali secara online atau dengan kehadiran 25-50 persen dari kapasitas. ”Waktu PPKM level 2 masih dibolehkan pembelajaran tatap muka dengan kehadiran 50 persen, tetapi kami menerapkan cuma 25 persen,” katanya.
Yusuf mengatakan, jika situasi pandemi memburuk kembali, pilihan persekolahan online dianggap paling rasional dan tidak berisiko. Jika ada satu siswa atau siswi terkena Covid-19, terpaksa dilakukan tes usap massal di sekolah dan berpotensi penghentian sementara kegiatan belajar-mengajar atau dipindah ke sistem online.
KOMPAS/AGNES BENEDIKTA SWETTA BR PANDIA
Simulasi sekolah tatap muka di SMP 17 Agustus 1945 di Surabaya, Senin (7/12/2020), salah satu dari 14 SMP yang menjalani uji coba sekolah tatap muka.
Kepala Dinas Kebudayaan, Kepemudaan, dan Olahraga serta Pariwisata Surabaya Wiwiek Widayati mengatakan, sejumlah obyek wisata yang dikelola oleh pemerintah ditutup meski tidak secara penuh. Misalnya, ruang bawah tanah Alun-Alun Surabaya dalam kompleks Balai Pemuda sementara ditutup. Alun-alun bisa dikunjungi, tetapi dengan pembatasan maksimal 25 persen dari kapasitas 500 orang dan waktu kunjungan, misalnya dibatasi 30 menit.
”Kami juga menerapkan pembatasan aktivitas Tunjungan Romansa di Jalan Tunjungan,” kata Wiwiek. Sejak awal bulan, di Jalan Tunjungan ditiadakan pentas musik, akustik, lawak, pantomim dengan harapan pengunjung kawasan cagar budaya ini menurun. Kawasan masih boleh didatangi, tetapi disiagakan petugas untuk memastikan tidak terjadi kerumunan. Gerobak usaha mikro kecil masih boleh berjualan, tetapi juga dalam pengawasan petugas agar pengunjung tertib. Pengawasan juga dikenakan terhadap seluruh tempat usaha di Jalan Tunjungan agar menerapkan protokol kesehatan.
Epidemiolog Universitas Airlangga, Surabaya, Windhu Purnomo terus mengingatkan agar aparatur terpadu meningkatkan kinerja pengendalian dengan menggencarkan pengetesan, penelusuran, dan penanganan (testing, tracing, treatment atau 3T). Selain itu, tingkatkan lagi patroli penegakan protokol kesehatan, swab hunter, dan vaksinasi dosis 2 dan penguat atau dosis 3.
”Kasus yang terjadi saat ini kemungkinan sudah banyak yang reinfeksi atau baru terinfeksi meski sudah mendapatkan vaksinasi dosis 1 dan dosis 2,” kata Windhu. Omicron berkarakter dapat menginfeksi seseorang yang sudah mendapat vaksin. Vaksinasi menekan risiko kematian seseorang ketika terinfeksi baru atau kembali terjangkit. Untuk memutus penularan, setiap orang harus memahami bahwa cara terampuh ialah disiplin protokol kesehatan.