Kasus Terus Melonjak, Pembelajaran Tatap Muka Kota Malang Dikurangi
Jumlah kasus Covid-19 di Kota Malang terus melonjak. Jika sebelumnya jumlah kasus hanya 1-2 kasus per hari, pada Kamis (3/2/2022) jumlah kasus baru melejit mencapai 162 kasus per hari.
Oleh
DAHLIA IRAWATI
·2 menit baca
MALANG, KOMPAS — Pembelajaran tatap muka di sekolah-sekolah di Kota Malang, Jawa Timur, mulai dikurangi hingga 50 persen. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi terus melonjaknya kasus Covid-19, terutama di lingkungan kampus dan sekolah.
Pada Jumat (4/2/2022), pembelajaran tatap muka di sejumlah sekolah di Kota Malang mulai diganti dengan pembelajaran daring. Pengumuman dari sekolah disampaikan melalui pesan di grup-grup sekolah dan ditindaklanjuti dengan surat edaran sekolah.
Kebijakan sekolah tersebut didasarkan pada Surat Edaran Nomor 8 tahun 2022 tentang pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat level 2 Covid-19 dan penguatan posko PPKM mikro tingkat RT/RW. Dalam aturan yang dikeluarkan pada 3 Januari 2022 tersebut, dijelaskan bahwa pembelajaran tatap muka di sekolah dibatasi hanya 50 persen, operasional pusat perbelanjaan dan kafe dibatasi hingga pukul 21.00 WIB, dan PPKM di tingkat RT/RW dikuatkan.
”Pembelajaran tatap muka di sekolah mulai dikurangi hingga 50 persen. Hal ini semata-mata dilakukan untuk kewaspadaan terhadap merebaknya lagi Covid-19 di Kota Malang,” kata Wali Kota Malang Sutiaji, Jumat (4/2/2022).
Dalam beberapa waktu terakhir, jumlah kasus Covid-19 di Kota Malang terus melonjak. Jika sebelumnya jumlah kasus hanya 1-2 kasus per hari, pada Kamis (3/2/2022), jumlah kasus baru melejit mencapai 162 kasus per hari.
”Mereka terpapar Covid-19 tersebar baik di dunia pendidikan maupun masyarakat umum. Rata-rata adalah orang tanpa gejala (OTG). Misalnya di kampus Universitas Negeri Malang (UM) saat ini ada 27 orang terpapar Covid-19. Kasus itu bermula dari kluster keluarga,” kata Sutiaji.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Malang Husnul Muarif berharap masyarakat tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan agar kasus tidak terus meluas. ”Bagi yang terpapar Covid-19 harus disiplin isolasi mandiri. RT/RW harus tahu dan terlibat aktif dalam penanganannya. Dan bagi masyarakat umum, ayo selalu kuatkan penerapan protokol kesehatan. Mari kita saling jaga agar kasus tidak terus bertambah,” kata Husnul.
Pembelajaran tatap muka di sekolah mulai dikurangi hingga 50 persen. Hal ini semata-mata dilakukan untuk kewaspadaan terhadap merebaknya lagi Covid-19 di Kota Malang.
Selain penanganan kasus, Husnul mengajak warga Kota Malang untuk menyukseskan vaksinasi. Sebab, menurut Husnul, vaksinasi merupakan salah satu kunci mencegah dampak parah dari Covid-19.
”Saat ini capaian vaksinasi anak di Kota Malang telah mencapai 90,20 persen untuk dosis pertama, dan sebanyak 33,57 persen untuk dosis kedua per 2 Februari 2022. Adapun untuk vaksinasi lansia telah mencapai 73,48 persen untuk dosis pertama dan sebanyak 67,47 persen untuk dosis kedua, serta sebanyak 7,29 persen untuk vaksinasi lanjutan,” kata Husnul.