Puluhan Jurnalis Ikuti Vaksinasi Penguat di Polda Sumbar
Vaksinasi penguat diharapkan mengurangi risiko para jurnalis terpapar Covid-19 saat bekerja menyajikan informasi bagi publik.
Oleh
YOLA SASTRA
·2 menit baca
PADANG, KOMPAS — Sekitar 50 jurnalis di Padang, Sumatera Barat, mengikuti vaksinasi penguat atau booster. Vaksinasi penguat diharapkan mengurangi risiko para jurnalis terpapar Covid-19 saat bekerja menyajikan informasi bagi publik.
Vaksinasi penguat bagi jurnalis ini difasilitasi oleh Kepolisian Daerah Sumbar. Vaksinasi digelar di gerai vaksin di Markas Polda Sumbar, Kamis (3/2/2022). Puluhan jurnalis dari berbagai media massa datang silih berganti mengikuti vaksinasi suntikan ketiga ini.
”Kami tahu rekan-rekan jurnalis ini adalah yang terdepan (dalam mencari informasi). Vaksinasi penguat ini untuk mengantisipasi jangan sampai jurnalis tertular Covid-19 ini,” kata Komisaris Besar Stefanus Satake Bayu Setianto, Kepala Bidang Humas Polda Sumbar, Kamis siang.
Menurut Satake, dalam kegiatan ini, setidaknya ada 50 jurnalis yang mendaftar vaksinasi penguat di Polda Sumbar. Peserta vaksinasi adalah yang memenuhi syarat, salah satunya minimal sudah enam bulan mendapatkan vaksinasi kedua.
Dia menjelaskan, vaksinasi mengurangi risiko seseorang terpapar Covid-19. Jika pun terpapar, seseorang yang sudah mendapatkan vaksinasi lengkap (dua suntikan), bahkan vaksinasi penguat, gejala yang dialami relatif ringan.
”Kami berharap vaksinasi penguat ini membantu meningkatkan imun tubuh rekan-rekan media. Jurnalis kan berhadapan langsung dengan masyarakat banyak,” ujarnya.
Lebih kuat
Aidil Ichlas (40), jurnalis lepas dan pembuat konten Youtube, mengatakan, ia ikut vaksinasi penguat agar imun tubuhnya lebih kuat. Setelah beberapa jam mendapatkan suntikan vaksin Pfizer, ia tidak mengalami efek samping, selain sedikit pedih di kulit akibat bekas suntikan.
”Semoga bisa menjauhkan saya dari Covid-19. Sekarang kan kasus Covid-19 mulai naik lagi. Di Padang, mulai bermunculan kasus-kasus baru,” kata Aidil, pemilik akun Youtube Interes ini.
Aidil menambahkan, ia tidak khawatir efek samping vaksin Covid-19, khususnya vaksinasi penguat. Sebab, pemerintah dan ahli kesehatan sudah melakukan kajian terhadap efektivitas dan keamanannya.
”Selagi mereka (pemangku kebijakan) menyatakan layak dan menjamin ini baik, kita ikuti. Begitu pula dengan vaksinasi pertama dan kedua. Tidak mungkinlah pemerintah menjerumuskan rakyatnya,” ujar mantan kontributor Beritasatu TV ini.