Kasus Omicron di Kota Malang Bertambah, Kuliah Tatap Muka UB Dibatasi
Kasus Covid-19 varian Omicron di Kota Malang, Jawa Timur, terus bertambah. Kuliah tatap muka di Universitas Brawijaya pun dibatasi.
Oleh
DAHLIA IRAWATI
·2 menit baca
Covid-19
MALANG, KOMPAS — Penularan Covid-19 varian Omicron di Kota Malang, Jawa Timur, terus bertambah. Masyarakat diminta tidak abai menerapkan protokol kesehatan di setiap aktivitas. Adapun di bidang pendidikan, kampus masih membatasi perkuliahan tatap muka langsung.
Penambahan kasus Covid-19 varian Omicron disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Malang Husnul Muarif, Kamis (3/2/2022). ”Di Kota Malang sudah ada empat kasus Omicron. Saat ini sudah selesai masa isolasinya, sudah sembuh. Namun, kami mendapat kabar dari Provinsi Jawa Timur ada 12-an kasus Omicron baru di Kota Malang,” jelasnya.
Husnul mengatakan, ia belum tahu detail terkait belasan kasus baru tersebut. Namun, kabar tersebut diterimanya via komunikasi dengan pihak laboratorium uji klinis di Provinsi Jawa Timur.
Kami mendapat kabar dari Provinsi Jawa Timur ada 12-an kasus Omicron baru di Kota Malang. (Husnul Muarif)
”Meski begitu, masyarakat diminta tetap tidak panik. Yang jelas kita harus terus berusaha menerapkan protokol kesehatan, agar kasus bisa ditekan. Terus waspada, tidak abai, dan semangat untuk memutus perkembangan kasus Covid-19 ini,” kata Husnul.
Selain itu, dia berharap masyarakat terus menyukseskan vaksinasi. Sebab, dengan vaksin, dampak Covid-19 bisa ditekan. ”Capaian vaksinasi di Kota Malang untuk vaksin pertama sudah 120 persen, untuk vaksin kedua 90 persen, dan booster untuk warga lansia 10 persen,” kata Husnul.
Data per 2 Februari 2022, jumlah kasus baru Covid-19 di Kota Malang bertambah 51 kasus. Total saat ini tercatat ada 16.198 kasus Covid-19 di Kota Malang. Dari kasus itu, sebanyak 91 persen sudah sembuh, 2 persen masih dalam pemantauan, dan 7 persen meninggal.
Melihat tren kembali naiknya kasus Covid-19 di Kota Malang, Universitas Brawijaya (UB) akan mengurangi kapasitas rencana kuliah tatap muka. Perkuliahan tatap muka direncanakan pada 7 Februari 2022 mendatang, dengan peserta mahasiswa semester II dan IV.
”Rencana semula, kuota pembelajaran tatap muka sebanyak 50 persen. Namun, melihat situasi dan kondisi terkini, saat kasus terus naik, kemungkinan kuliah tatap muka dibatasi hanya 25 persen. Ini masih terus kami rapatkan kepastiannya,” kata Rektor Universitas Brawijaya Nuhfil Hanani.
Untuk hadir dalam kuliah tatap muka, mahasiswa wajib menjalani pemeriksaan ketat seperti pemeriksaan suhu. ”Jika ada batuk dan pilek, akan dibawa ke pusat pemeriksaan dan dilakukan tes usap. Jika ditemukan kasus mahasiswa terkonfirmasi Covid-19, akan langsung dikirim ke rusunawa di Dieng untuk menjalani isolasi,” kata Nuhfil.