Kerugian Rp 11 Miliar, Korban Kebakaran Pasar Johar MAJT Semarang Bakal Direlokasi
Pemerintah setempat mewacanakan relokasi bagi para pedagang yang terdampak kebakaran di tempat relokasi Pasar Johar kawasan Masjid Agung Jawa Tengah, Kota Semarang. Kerugian akibat kebakaran ditaksir Rp 11 miliar.
Oleh
KRISTI DWI UTAMI
·4 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Para pedagang yang menempati kawasan relokasi Pasar Johar di kawasan Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT), Kota Semarang, dan terdampak kebakaran pada Rabu (2/2/2022) berharap segera mendapat bantuan. Pemerintah setempat mengkaji rencana pemindahan bagi para pedagang terdampak agar bisa segera kembali berjualan. Kerugian dalam kebakaran tersebut ditaksir mencapai Rp 11 miliar.
Kebakaran melanda tempat relokasi Pasar Johar di kawasan MAJT, Rabu, sekitar pukul 18.46. Api diketahui oleh warga muncul dari salah satu kios di zona F. Kencangnya angin, area yang mayoritas ditempati pedagang konfeksi tersebut membuat api dengan cepat merambat ke zona E di sebelahnya. Setelah mengerahkan puluhan mobil pemadam kebakaran dari Kota Semarang dan sekitarnya serta mobil water cannon dari kepolisian, api berhasil dijinakkan sekitar pukul 23.00.
Di tengah proses pemadaman, sejumlah pedagang berlarian menuju kiosnya di sekitar zona E dan F untuk menyelamatkan barang-barang yang masih bisa diselamatkan. Pada Kamis (3/2/2022) pagi, para pedagang kembali ke pasar untuk membersihkan kios dan lapak mereka.
”Hari ini mau beres-beres barang yang belum bisa diselamatkan semalam. Barang yang masih bisa dijual akan saya bawa pulang. Kalau yang sudah rusak nanti mau dijual ke tukang rongsok,” kata Nadirin (39), pedagang konfeksi.
Hal serupa juga dilakukan para pedagang lain, salah satunya Iqbal Andika (23). Kios berukuran 6 meter x 6 meter miliknya terbakar ludes semalam. Ia sama sekali tidak bisa menyelamatkan barang dagangannya, Rabu malam, karena api keburu melalap kiosnya.
”Kerugian yang saya tanggung akibat kebakaran sekitar Rp 300 juta. Untuk itu, saya mohon bantuan dan perhatian dari pemerintah. Mengingat sebentar lagi bulan puasa yang biasanya menjadi momentum bagi pedagang mendapatkan rezeki lebih banyak, tutur Andika yang sudah enam tahun berjualan konfeksi di pasar tersebut.
Sama dengan Andika, Nadirin juga berharap bantuan dari pemerintah. Namun, ia meminta agar bantuan yang diberikan pemerintah bisa disesuaikan kebutuhan para pedagang.
”Pengalaman waktu kebakaran di Pasar Johar lama pada 2015, kami para pedagang hanya mendapatkan bantuan masing-masing Rp 3 juta. Padahal, untuk bikin kios baru di sini (MAJT) butuh sekitar Rp 45 juta. Itu baru bikin kios saja, belum termasuk belanja barang jualannya,” ujarnya.
Nadirin dan Andika sebenarnya sudah mendapatkan undian kios dalam program relokasi pedagang ke Pasar Johar lama di Kecamatan Semarang Tengah yang telah rampung direvitalisasi. Meski demikian, keduanya memilih untuk bertahan di Pasar Johar MAJT hingga pertengahan Mei.
”Saya berencana pindah setelah Mei. Niatnya mau mengumpulkan modal dulu untuk keperluan pindahan, beli etalase baru dan perlengkapan lain untuk berjualan di pasar yang sana,” kata Andika.
Prihatin
Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mengungkapkan keprihatiannya terhadap para pedagang yang terdampak kebakaran. Berdasarkan pendataan sementara Dinas Perdagangan Kota Semarang, sedikitnya 163 pedagang di zona E dan F terdampak kebakaran. Kerugian yang ditanggung akibat kebakaran itu diperkirakan lebih dari Rp 11 miliar.
”Kami sudah rapat dengan pihak-pihak terkait. Saya rasa teman-teman pedagang memerlukan tempat relokasi agar mereka bisa kembali berdagang secepatnya. Untuk tempat relokasi akan kami bangun dengan Biaya Tak Terduga dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD),” tutur Hendrar.
Hendrar menuturkan, pihaknya sudah menyiapkan sejumlah alternatif tempat relokasi. Kendati demikian, ia tak merinci mana saja tempat yang disiapkan. Menurut dia, tempat relokasi akan dipastikan setelah pendataan luasan areal kebakaran, jumlah kios, dan pedagang terdampak selesai.
Saat ditanya terkait bantuan modal, Hendrar menungkapkan, pihaknya masih akan berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait. Namun, ia memastikan, Bank Jateng akan turut membantu memberikan pinjaman kepada para pedagang terdampak.
”Bank Jateng sudah setuju untuk membantu (memberikan kredit). Saat ini, mereka sedang membuat skema paling ringan untuk membantu para pedagang. Ringan di sini bisa berarti bunganya lebih rendah dari yang lain,” ujarnya.
Pascakebakaran, sejumlah spekulasi beredar di masyarakat termasuk tudingan bahwa pasar tersebut sengaja dibakar agar para pedagang segera pindah ke Pasar Johar lama yang sudah selesai direvitalisasi. Menanggapi hal itu, Hendrar menyebut tidak ada kaitannya antara kebakaran dan relokasi pedagang.
”Tanpa mendahului (hasil penyelidikan) kepolisian, saya rasa (kebakaran) ini bagian dari bencana. Kita serahkan semuanya ke kepolisian, Jangan disangkutpautkan hal itu. Terlalu sensitif, terlalu riskan,” imbuhnya.
Secara terpisah, Kepala Subdirektorat Fisika dan Komputer Forensik (Fiskomfor) Laboratorium Forensik Polda Jateng, Ajun Komisaris Besar Totok Tri Kusuma Rahmad mengatakan, pihaknya telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP), Kamis pagi. Polisi juga sudah memanggil sejumlah saksi yang pertama kali melihat munculnya api.
”Berdasarkan olah TKP, kami mengamankan sampel abu, arang, dan instalasi listrik. Benda-benda ini akan kami bawa ke laboratorium forensik untuk penyelidikan penyebab kebakaran. Terkait dugaan sementara terkait penyebab kebakaran belum bisa kami sampaikan, harus menunggu hasil laboratorium,” kata Totok.