Penambahan Kasus Baru Capai 93 Sehari, Kontribusi Tertinggi dari Pelaku Perjalanan
Sidoarjo menjadi penyumbang penambahan kasus baru Covid-19 terbanyak ketiga di Jawa Timur.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·4 menit baca
SIDOARJO, KOMPAS — Penambahan kasus baru Covid-19 per hari di Sidoarjo, Jawa Timur, melonjak signifikan. Berdasarkan hasil penyidikan epidemiologi, pelaku perjalanan memberikan kontribusi tertinggi sebaran Covid-19. Menyikapi hal itu, cakupan vaksinasi primer dan penguat terus digenjot, terutama pada warga berusia lanjut dan anak-anak.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Sidoarjo, penambahan kasus baru Covid-19 secara harian tertinggi terjadi pada Selasa (1/2/2022), yakni 93 kasus dalam sehari. Sidoarjo menjadi penyumbang penambahan kasus baru harian terbanyak ketiga di Jatim. Surabaya memberikan kontribusi tertinggi, yakni 330 kasus baru, disusul kemudian oleh Kota Malang sebanyak 112 kasus baru.
Penambahan kasus baru tersebut berdampak pada peningkatan jumlah kasus aktif di Sidoarjo yang saat ini mencapai 248 kasus. Dari jumlah kasus aktif tersebut, yang menjalani perawatan di rumah sakit berkisar 60-70 orang dan di tempat isolasi terpadu sebanyak enam orang. Terbanyak melakukan isolasi mandiri di rumah.
”Penambahan kasus baru Covid-19 dalam beberapa hari belakangan ini sangat cepat. Namun, mayoritas pasien bergejala ringan dan bahkan tanpa gejala. Kondisi ini berbeda dengan tahun lalu saat sebaran Covid-19 didominasi oleh varian Delta yang menyebabkan kondisi pasien parah dan banyak yang meninggal dunia,” ujar Syaf Satriawarman, Selasa (2/2/2022).
Syaf mengatakan, penambahan kasus baru yang tinggi tersebut menyebabkan bed occupancy rate atau tingkat keterisian tempat tidur pasien Covid-19 meningkat signifikan. BOR yang sebelumnya sempat berada di angka nol saat ini sudah terisi 10 persen dari total 692 kamar tidur isolasi khusus ataupun intensif yang disediakan oleh rumah sakit rujukan.
Meski kondisi mayoritas pasien bergejala ringan, penambahan kasus yang tinggi itu harus diwaspadai oleh Dinkes Sidoarjo. Saat ini, Indonesia tengah memasuki gelombang ketiga Covid-19 yang dipicu oleh merebaknya varian Omicron. Varian ini sangat menular dengan waktu penularan yang sangat cepat.
Syaf menambahkan, mayoritas kasus baru Covid-19 di Sidoarjo terdeteksi dari pemeriksaan antigen. Mereka merupakan para pelaku perjalanan domestik yang memeriksakan diri karena harus memenuhi syarat perjalanan. Sejauh ini belum terdeteksi munculnya kluster fasilitas umum dan kluster sekolah.
Penambahan kasus baru Covid-19 dalam beberapa hari belakangan ini sangat cepat. Namun, mayoritas pasien bergejala ringan dan bahkan tanpa gejala
Menyikapi tingginya kasus Covid-19 di Sidoarjo, Dinkes mengambil kebijakan untuk memperkuat surveilans, yakni penelusuran kontak erat, pengetesan, dan penanganan pasien. Penelusuran kontak erat dan pengetesan ini untuk mendeteksi sebaran virus. Hal itu merupakan upaya deteksi dini pasien Covid-19 agar mereka mendapatkan penanganan yang tepat.
Hingga saat ini, satgas penanganan Covid-19 belum mengeluarkan kebijakan terkait pembatasan mobilitas masyarakat meski penambahan kasus baru banyak disebabkan oleh pelaku perjalanan. Satgas hanya mengeluarkan imbauan kepada masyarakat agar mengurangi mobilitas apabila tidak ada kepentingan mendesak.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Sidoarjo M Atho’ilah mengatakan, tim surveilans di tingkat puskesmas langsung turun saat menerima laporan pasien terkonfirmasi positif Covid-19. Selain itu, pihaknya menggencarkan vaksinasi Covid-19 sebagai upaya meningkatkan kekebalan dan memberikan perlindungan maksimal terhadap masyarakat.
Upaya menggenjot capaian, vaksinasi ini dilakukan di berbagai kalangan, terutama warga lansia dan anak-anak, karena mereka merupakan kelompok rentan. Berdasarkan data Satgas Covid-19 Jatim, capaian vaksinasi Covid-19 di Sidoarjo untuk dosis pertama sebanyak 1.488.305 orang atau 92 persen. Capaian vaksinasi dosis kedua untuk umum ini sebanyak 1.178.126 atau 72 persen.
Sementara itu, capaian vaksinasi Covid-19 dengan sasaran warga lansia untuk penyuntikan dosis pertama mencapai 72 persen. Adapun capaian vaksinasi dosis kedua sebanyak 56 persen dan dosis ketiga atau penguat sebesar 5,32 persen. Karena keterbatasan mobilitas penerima, upaya meningkatkan capaian vaksinasi terhadap warga lansia dilakukan dengan mendatangi rumah warga.
Atho’ilah menambahkan, dalam upaya mengendalikan sebaran Covid-19, pihaknya juga menggenjot vaksinasi untuk anak-anak. Dinkes Sidoarjo menetapkan sasaran penerima vaksin anak ini sebanyak 182.732 orang dengan rentang usia 6-11 tahun. Saat ini, capaian vaksinasi dosis pertama sebanyak 164.486 orang atau 90 persen dan dosis kedua sebanyak 22.826 orang atau 29 persen.
Selain vaksinasi, pihaknya juga menggencarkan surveilans terhadap sekolah-sekolah yang menggelar pembelajaran tatap muka. Hal itu untuk mendeteksi sebaran Covid-19 di lingkungan dunia pendidikan dan menjaga kesehatan anak-anak. Sesuai ketentuan, apabila terdapat kasus positif, sekolah harus menunda pembelajaran tatap muka untuk sementara waktu dan mengalihkannya pada sistem pembelajaran dalam jaringan.
”Selama Januari ini, misalnya, telah dilakukan swab (tes usap) terhadap 2.000 lebih siswa, pendidik, dan tenaga kependidikan yang tersebar di 79 sekolah dari berbagai jenjang pendidikan,” ujar Atho’ilah.
Ia mengatakan, dari ribuan sampel yang diperiksa, semua hasilnya negatif. Dinkes Sidoarjo masih terus mengambil sampel secara acak pada sekolah-sekolah yang menggelar pembelajaran tatap muka. Pihaknya menargetkan pemeriksaan rutin pada 280-an sekolah setiap bulan.