Muncul Covid-19 di Sekolah, PTM di Surakarta Perlu Kewaspadaan Lebih Tinggi
Puluhan kasus positif Covid-19 ditemukan dari satu sekolah di Surakarta, Jateng. Temuan itu menjadi yang pertama setelah dimulainya PTM 100 persen. Kehati-hatian atas kegiatan sekolah perlu ditingkatkan.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
SURAKARTA, KOMPAS — Puluhan kasus positif Covid-19 di sekolah muncul di Kota Surakarta, Jawa Tengah. Temuan itu menjadi yang pertama setelah dimulainya pembelajaran tatap muka 100 persen. Ke depan, kehati-hatian harus makin ditingkatkan dalam berbagai kegiatan tatap muka di sekolah.
Kasus positif Covid-19 itu ditemukan di SMA Warga. Temuan berawal dari salah seorang guru yang mengalami demam dan batuk. Guru tersebut kemudian memeriksakan diri dan dinyatakan terkonfirmasi positif Covid-19 pada 24 Januari 2022.
”Gejala itu terasa sepulang dari mengantarkan sejumlah murid untuk pengambilan video yang akan dilombakan, Sabtu (22/1/2022), di salah satu destinasi wisata di Boyolali,” kata Kepala SMA Warga Purwoto saat ditemui, Kamis (27/1/2022).
Tes reaksi berantai polimerase (PCR) pun dilakukan terhadap kontak erat dari guru tersebut. Jumlahnya mencapai 12 orang, terdiri dari delapan murid dan empat guru atau tenaga kependidikan. Hasilnya, 11 orang yang terlibat dalam pengambilan video dinyatakan positif Covid-19.
Untuk itu, lanjut Purwoto, pengetesan diperluas ke lingkungan sekolah. Tes lanjutan diadakan pada Rabu (26/1/2022). Jumlah sasarannya 225 orang yang terdiri dari guru, tenaga kependidikan, dan murid. Hasilnya, ada sembilan kasus positif baru yang dialami dua guru, satu karyawan, dan enam murid.
”Selain kasus awal, semua kasus tambahan tidak menunjukkan gejala. Mudah-mudahan pemulihannya juga cepat. Semua murid dan tenaga pendidikan sudah divaksinasi Covid-19 dua dosis,” kata Purwoto.
Purwoto menyampaikan, pembelajaran tatap muka dihentikan sementara waktu dengan adanya temuan kasus positif tersebut. Pembelajaran jarak jauh atau daring kembali diberlakukan untuk 14 hari ke depan.
”Itu sesuai ketentuan yang ada. Tetapi, dimungkinkan, pembelajaran jarak jauh bisa berlangsung lebih cepat. Nanti tergantung perkembangan yang ada,” katanya.
Dihubungi secara terpisah, Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah VII Jateng Suranto mengungkapkan, penularan Covid-19 di sekolah ini merupakan yang pertama setelah PTM 100 persen di Surakarta. Pihaknya akan mengundang kepala sekolah, pengawas, dan pembina dari semua sekolah guna mengevaluasi penerapan protokol kesehatan di sekolah masing-masing.
Selain itu, pihaknya juga akan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan murid di luar sekolah. Jangan sampai kegiatan yang dilaksanakan justru menyebabkan warga sekolah tertular Covid-19.
”Kami akan sampaikan bahwa sekolah harus ekstra hati-hati mengadakan kegiatan-kegiatan yang sifatnya keluar sekolah. Kami akan minta kepala sekolah supaya selektif dan memilih betul kegiatannya supaya tidak ada penularan Covid-19,” ujar Suranto.
Wakil Wali Kota Surakarta Teguh Prakosa mengatakan, kewaspadaan penularan Covid-19 di sekolah perlu terus dijaga. Sebab, pandemi belum sepenuhnya selesai. Pihaknya mengupayakan agar vaksinasi terhadap semua murid segera rampung. Saat ini, vaksinasi tinggal menyelesaikan sasaran terhadap siswa SD berusia 6-11 tahun.
”Kami juga akan kembali melakukan surveilans terhadap pembelajaran tatap muka. Ini juga bentuk perlindungan bagi siswa. Sebab, yang dilakukan adalah mendeteksi dini potensi penularan. Surveilans akan dilakukan lagi setidaknya dua pekan setelah vaksinasi,” ujar Teguh.