Daya saing UMKM Surabaya ditingkatkan melalui kerja sama dengan gerai internasional untuk jaringan pemasaran dan perguruan tinggi untuk kualitas produk dan kelangsungan bisnis.
Oleh
AMBROSIUS HARTO MANUMOYOSO
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Pemerintah Kota Surabaya, Jawa Timur, berusaha meningkatkan daya saing produk usaha mikro, kecil, dan menengah melalui berbagai program kerja sama. Hal ini agar produk-produk UMKM laris ketika dijual di pasar nasional, bahkan internasional. Kerja sama, di antaranya, melibatkan ritel mancanegara untuk mempromosikan produk UMKM dan kampus dalam manajemen bisnis dan keuangan.
”Untuk pemasaran telah ada kerja sama kami dengan retail Jepang, Uniqlo, sedangkan untuk manajemen dengan Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya,” ujar Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, Senin (24/1/2022). Kerja sama dengan Uniqlo sedang berjalan dengan bentuk pemasaran produk-produk UMKM terpilih di gerai-gerai mereka di pusat belanja terkemuka di ibu kota Jatim ini.
Eri bersyukur karena Uniqlo bersedia menjadi mitra dalam program peningkatan daya saing UMKM Surabaya. Gerainya tersebar secara internasional dengan harapan produk-produk UMKM Surabaya yang unik, otentik, dan berpotensi bernilai jual tinggi bisa dihadirkan kepada dunia. Dengan begitu, terbuka peluang untuk menembus pasar global.
Seiring dengan itu, pemerintah juga menjalin kerja sama dengan Widya Mandala tentang pengembangan UMKM. Ada sembilan program yang dikolaborasikan, yakni motivasi bisnis, pelatihan produksi, pelatihan pemasaran bahkan ekspor, desain produk dan pengemasan (branding), serta fotografi dan videografi produk. Selain itu, ada pula manajemen keuangan dan akuntansi, edukasi dan pendampingan legalitas produk dan perizinan, strategi bisnis untuk pangsa pasar, serta strategi bisnis pengembangan produk.
”Dengan kemitraan ini, diharapkan UMKM Surabaya bisa mempercepat pemulihan ekonomi yang terdampak pandemi Covid-19 sekaligus berkembang,” ujar Eri.
Berdasarkan catatan pemerintah, di Surabaya ada 40.679 UMKM. Usaha mikro dan kecil jamak terlihat di mana-mana, mulai dari tepi jalan, sentra usaha, hingga lokasi khusus. Adapun usaha skala menengah rata-rata telah memiliki tempat pemasaran, menyerap tenaga kerja, dan punya jaringan. ”Yang jelas, UMKM berperan penting dalam ekonomi Surabaya,” ujar Eri.
Serangan pandemi Covid-19 sejak Maret 2020 sempat melumpuhkan kehidupan ekonomi dan sosial masyarakat. Ada UMKM yang baru, kandas, bertahan, atau berkembang. Ketika situasi pandemi melandai dan terkendali sejak Agustus 2021, pemerintah ingin mendorong percepatan pemulihan di mana sektor yang juga mendapat atensi adalah UMKM.
Mengutip data pemerintah, di Surabaya terdapat 322.684 keluarga masyarakat berpenghasilan rendah. Jumlah itu setara 1,011 juta jiwa atau 34 persen dari populasi yang berjumlah 2,929 juta jiwa. Jumlah penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan pada 2021 sebanyak 152.490 jiwa atau 5,2 persen dari populasi.
Adapun upah minimum Surabaya tahun 2022 senilai Rp 4,375 juta. Nilai itu naik Rp 75.000 dibandingkan dengan tahun lalu. Padahal, menurut Eri, suatu keluarga (orangtua dengan dua anak) dapat hidup dengan cukup jika setiap bulan berpenghasilan minimal dua kali upah minimum atau Rp 8,75 juta. Upah itu bisa diupayakan dari suami-istri sama-sama bekerja dan atau berusaha, atau setidaknya salah satu orangtua bekerja dan berpenghasilan layak.
”Inilah harapan kami bahwa kerja sama peningkatan daya saing UMKM dapat menyentuh dan akhirnya membantu kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.
Rektor Universitas Katolik Widya Mandala Kuncoro Foe mengatakan, sembilan program yang disiapkan itu segera didistribusikan ke fakultas dan program studi terkait. Misalnya, pelatihan fotografi dan videografi untuk branding atau citra produk UMKM berkaitan dengan program studi ilmu komunikasi. Manajemen dan strategi bisnis serta akuntansi akan diperkuat dari pendampingan dosen, praktisi, dan mahasiswa terampil fakultas ekonomi.
”Kami sepakat bahwa kerja sama peningkatan daya saing UMKM berujung penanggulangan kemiskinan atau kesejahteraan masyarakat di Surabaya,” kata Kuncoro.