Keracunan 30 Siswa SD di Padang Dipicu Bakteri Patogen pada Makanan
Balai Besar POM Padang mengungkapkan bakteri patogen pada bakso bakar menjadi pemicu keracunan 30 siswa SD di Kota Padang, Sumatera Barat, dua pekan lalu.
Oleh
YOLA SASTRA
·2 menit baca
PADANG, KOMPAS — Balai Besar Pengolahan Obat dan Makanan Padang mengungkapkan bakteri patogen pada bakso bakar menjadi pemicu keracunan siswa SD di Kota Padang, Sumatera Barat, dua pekan lalu. Ke depan, Balai Besar POM Padang dan instansi terkait akan mendampingi pembuat makanan tersebut.
Sebelumnya, sekitar 30 siswa SD Negeri 29 Gunung Sarik, Kota Padang, dilarikan ke RSUD dr Rasidin Padang karena keracunan jajanan bakso bakar yang dijual di sekitar sekolah, Selasa (11/1/2022). Para siswa mengalami gejala sakit perut, pusing, mual dan muntah, serta mencret.
Kepala Balai Besar POM Padang Firdaus Umar, Minggu (23/1/2022), mengatakan, hasil pemeriksaan sudah keluar pada Rabu (19/1/2022) dan sudah disampaikan ke Dinas Kesehatan Padang. Hasil pemeriksaan laboratorium ditemukan bakteri patogen Staphylococcus aureus dan E-coli pada sampel bakso bakar.
”Kedua bakteri patogen itu yang memicu gejala keracunan pangan. Dua sampel lainnya, saos dan kecap, negatif bakteri patogen,” kata Firdaus, Minggu.
Firdaus menjelaskan, kedua bakteri patogen itu muncul terkait kebersihan dalam pengolahan makanan, baik dari segi bahan, orang yang mengolah maupun alat pengolahan makanan. ”Bisa saja pembuatnya habis dari kamar mandi tidak cuci tangan, alat-alat tidak dicuci bersih, dan lainnya,” ujarnya.
Menurut Firdaus, tindak lanjutnya, balai berkoordinasi dengan dinkes dan instansi lintas sektor lainnya yang terlibat. Data hasil pemeriksaan sampel juga disampaikan ke Polsek Kuranji.
”Orang yang mengolah makanan akan kami berikan pendampingan dan pembinaan cara pengolahan makanan yang baik bersama-sama dengan lintas sektor terkait,” ujar Firdaus.
Ditambahkan Firdaus, bersama dengan dinas pendidikan, dinas pangan, dan dinas kesehatan, balai juga memperkuat pengelolaan kantin sehat di sekolah. Instansi tersebut membina kader, kemudian memantau penjual dan cara pengolahan makanannya yang mesti memenuhi cara pengolahan yang baik.
Wakil Kepala SDN 29 Gunung Sarik Afrizal S mengatakan, semua siswa sudah sembuh dan kembali masuk sekolah. Dari catatan sekolah, ada 31 siswa yang mengalami keracunan. ”Sebanyak 27 siswa pulang di hari yang sama, tiga lainnya menginap sehari. Sekarang semuanya sudah kembali masuk sekolah,” kata Afrizal.
Afrizal melanjutkan, sejak kejadian itu tidak ada lagi warga yang berdagang di sekitar sekolah. Sekolah tidak melarang, melainkan takut sebab saat kejadian Balai Besar POM, polisi, dan dinkes datang ke lokasi dan memberikan pengertian.
”Sekolah tidak bisa melarang karena pedagang adalah warga sekitar. Kami mengimbau siswa agar tidak jajan sembarangan. Biasanya siswa disuruh juga bawa bekal. Tapi kemarin karena lihat jajanan baru, siswa tertarik. Itu hari pertama pedagang bakso bakar berjualan di sekitar sekolah,” ujarnya.